O2. Bercerita

420 101 14
                                    

Setelah menghabiskan waktu semalaman, sampai-sampai Yoshi tidak tidur, akhirnya ia telah menyelesaikan bacaannya.

Sebenarnya, ia tak benar-benar menghabiskan sepanjang malam untuk membaca. Faktanya, pukul setengah dua pagi buku yang ia baca sudah selesai, hanya saja sisa waktu tersebut ia gunakan untuk mencari tahu tentang karinaaghata, dengan sedikit ragu namun memberanikan diri ia mengirim pesan ke orang itu dan juga menunggu balasan dm dari sosok karinaaghata. Orang asing yang menyelipkan secarik kertas pada buku yang Yoshi baca.

Sejujurnya bukan kali ini saja menemukan secarik kertas seperti itu ketika meminjam buku bacaan di perpustakaan manapun, selalu ia abaikan. Tapi yang satu ini, membuat Yoshi tertarik.

Bukan. Bukan karena Yoshi sedang sedih dan membutuhkan teman cerita, tetapi karena ia benar-benar pensaran dengan sosok itu.

***

Pukul empat sore, Yoshi baru saja keluar dari kelasnya setelah menyelesaikan kelas terakhirnya untuk hari ini. Lelaki dengam kemeja flanel motif kotak-kotak berwarna hitam putih dan celana jeans senada itu merogoh saku celananya, mengambil ponselnya yang ia simpan di sana selama kelas berlangsung.

Ada tiga panggilan tak terjawab dari Aji. Langsung saja Yoshi mencari nomor Aji di daftar kontaknya, menekan tombol telepon dan menunggu penggilan tersambung.

"Halo Ji, ada apa?" Tanya Yoshi begitu panggilan tersambung.

"Lo dimana?"

"Parkiran fakultas. Kenapa?"

"Sini ke warung Umi."

"Skip dulu gue, ngantuk banget mau tidur."

"Oke deh, hati-hati lo pulang."

"Iya sayang."

"ANJING."

Yoshi tertawa mendengar Aji yang mengumpat karena ulahnya, lalu langsung mematikan sambungan telepon, menyimpan kembali ponselnya ke saku celananya. Setelahnya memakai helm dan membawa motornya keluar dari kampus melaju menuju kosannya.

Begitu sampai di kosan, Yoshi langsung memasukkan motornya ke halaman kosan yang dijadikan parkiran oleh penghuni kosan tersebut, lanjut naik ke lantai dua di mana kamarnya berada.

Membersihkan diri sudah menjadi kebiasaan Yoshi setiap pulang kuliah, lalu lanjut dengan kegiatan selanjutnya. Kali ini seperti yang Yoshi katakan ke Aji, ia akan melanjutkan tidurnya yang tadi tertunda karena ada kelas. Tapi sebelum benar-banar tidur, Yoshi menyempatkan mengecek instagram-nya. Memastikan apakah gadis itu membalas pesannya atau tidak.

Dan ternyata tidak. Helaan nafas terdengar, Yoshi meletakkan ponselnya di meja belajar lipat yang biasa ia gunakan untuk meja laptop, berbaring di kasurnya dan mulai terlelap.

Ngomong-ngomong tentang dm, sebenarnya Yoshi tidak begitu berharap pesannya akan dibalas, karena ia pun sebenarnya hanya iseng saja. Dibalas syukur, gak dibalas juga gakpapa. Tapi kalau boleh jujur, Yoshi berharap dibalas, seperti yang ia harapkan sebelum ia memejamkan matanya tadi.


***

Suara pintu Yoshi menginterupsi Aji dan Rechan yang sedang duduk di teras kamar dengan laptop di pangkuannya.

Dua lelaki itu menoleh ke Yoshi dengan muka bantal khas bangun tidurnya.

"Tumben banget lo sore-sore tidur," ujar Aji.

Yoshi ikut bergabung, duduk di sebelah kiri Rechan yang sedang fokus dengan tugasnya. "Ngantuk banget gila," jawab Yoshi, suara serak khas bangun tidurnya pun terdengar.

Page 224 | Yoshi KarinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang