PART 24 (Hukuman)

56 5 1
                                    

*Di ruang BK

Keadaan kini menjadi hening, tidak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut para pelabrak Nadien tadi, mereka hanya diam mematung ketakutan sambil berbalas tatapan mata satu sama lain.

"Ekhemm" Bu Riska berdeham dan memecahkan keheningan diantara mereka.

"Jadi siapa yang mau menjelaskan kronologi kejadian keributan tadi?" tanya Bu Riska namun tidak ada seorang pun yang menjawab.

"Helaaaw, ini gak ada yang mau jawab?" tanya Bu Riska.

Berselang beberapa detik Nadien pun angkat bicara, "saya Bu!" ucap Nadien.

"Eh apa-apaan, jangan dia bu, saya saja!" ucap Amel.

"Nanti dulu, biarkan Nadien yang menjelaskan terlebih dahulu, lalu akan ibu tanya kejadian tersebut menurut sudut pandang kalian masing-masing, paham?" ucap Bu Riska menjelaskan.

"Paham buuu"

"Bagus, oke silahkan Nadien bisa menjelaskan kejadiannya secara detail seperti apa" Bu Riska mempersilahkan Nadien menjelaskan semuanya.

"Jadi gini bu, awalnya tuh saya..." Nadien menjelaskan semuanya secara detail dan Bu Riska menyimak dengan seksama.

"Gak bu! Itu dilebih-lebihin, kejadian aslinya gak gitu kok bu!" pekik Amel.

"Iya tuh Bu" seru rombongan Amel dan Siska.

"Jangan dulu dipotong, Nadien selesaikan bicara mu" ucap bu Riska.

"Iya bu, saya berkata begini jujur kok bu, tidak ada unsur apapun yang dilebih-lebihkan atau dikurangi sama sekali" ucap Nadien.

"Baik ibu terima sudut pandang ceritamu, sekarang coba ini siapa? Oh Amel, silahkan ceritakan semuanya menurut versi kamu" ucap Bu Riska.

"Jadi sebenernya gini Bu..." Amel menjelaskan semuanya secara berlebihan dan seolah-olah dibuat Nadien lah yang paling bersalah disini.

"Itu gak ben-" ucapan Zein terpotong.

"Syut! Udah biarin aja mereka jelasin versi mereka, oke?" ucap Nadien tersenyum sambil menaruh jari telunjuk di depan mulut Zein.

Zein menghela nafas dan mengangguk tanda mengiyakan ucapan Nadien.

Singkat cerita, semuanya sudah menjelaskan kronologi kejadian itu dengan perspektifnya masing-masing dan sampailah pada tanggapan dari Bu Riska.

"Oke setelah ibu dengar cerita kalian, jadi point utamanya adalah Siska merasa sakit hati dengan ucapan Nadien di RS dan dia mengadu kepada sepupunya, kemudian sepupu Siska yaitu Amel membawa teman-temannya untuk melabrak Nadien dengan alasan memberi pelajaran, begitu?" ucap Bu Riska dan yang lain hanya mengangguk.

Triinggg...

Notif ponsel Nadien menandakan ada pesan masuk ke WhatsApp nya. Mata Nadien terbelalak syok melihat pesan yang diterimanya.

"Sebentar bu" ucap Nadien memotong pembicaraan.

"Maaf bu, ini ada teman saya yang merekam kejadian tadi dari awal sampai akhir bu, ini videonya, ibu bisa tonton video ini sebagai bukti" ucap Nadien.

"Oh baiklah, ibu tonton dulu videonya ya" balas Bu Riska sambil membesarkan volume di hp Nadien.

Setelah selesai menonton rekaman video tersebut, wajah Amel, Siska dan kawan-kawannya mulai pucat tanda panik.

"Amel, Siska dan yang lainnya sudah jelas bahwa tindakan yang kalian lakukan adalah kesalahan, kalian tidak seharusnya datang ke kelas orang lain tanpa permisi seperti itu, apalagi bertengkar sampai main fisik seperti itu! Ibu memang tidak membenarkan sikap kalian, tapi belum tentu juga ibu membenarkan perkataan Nadien saat di RS" ucap Bu Riska menjelaskan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 16, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The 5 GIRLS Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang