Part 1.

69.6K 3.4K 364
                                    

SEORANG pria kecil sedang duduk di depan meja riasnya. Memandang wajahnya yang terlihat lebih manis dari biasanya. Ia hanya sedang berusaha memperbaiki dirinya agar terlihat lebih menarik. Bibirnya ia beri lipbalm berwarna peach supaya terlihat lebih segar. Make up tipis juga turut menghiasi wajahnya.

Taeyong menghela nafasnya, apa ia terlihat berlebihan? Taeyong berdiri melihat penampilannya, ia tidak pernah seperti ini sebelumnya. Memakai jeans hitam ketat, juga blouse putih polos dengan hiasan pita pada bagian leher. Sempurna!

Melihat jam pada ponselnya, ini sudah jam sembilan malam. Memasukkan ponselnya pada tas selempang, juga menyemprotkan  sedikit parfum. Sebelum keluar dari kamarnya.

Taeyong mempunyai alasan untuk ini. Taeyong ingin sekali suami tampannya meliriknya, mengajaknya dinner di restoran, dengan suasana yang begitu romantis. Namun sayangnya itu hanyalah khayalan nya. Mereka menikah dengan alasan kuno—dijodohkan. Taeyong sangat tahu bila Jung Jaehyun suami sahnya sejak satu bulan yang lalu, tidak mencintainya. Atau mungkin lebih tepatnya tidak menginginkan dirinya sebagai istrinya.

Sikapnya terlihat tidak peduli pada Taeyong, walaupun mereka tinggal satu atap dan juga mereka tidur di kamar yang terpisah. Jaehyun membentaknya ketika Taeyong menyusun pakaiannya pada lemari yang sama dengan Jaehyun. Taeyong hampir menangis saat itu, tapi Taeyong bisa menahannya. Bukankah Jaehyun bisa memberitahu nya secara baik, jika memang tidak menyukai?

Jaehyun akhir-akhir ini sering sekali pulang larut malam. Biasanya ia akan pergi sekitar jam sembilan malam. Entahlah, Taeyong juga tidak tahu kemana Jaehyun pergi. Setiap kali Taeyong bertanya, Jaehyun hanya menjawab, bukan urusanmu.

Tapi kali ini, berbeda. Taeyong akan ikut dengan Jaehyun! Jaehyun tidak mengajaknya, hanya saja Taeyong ingin memaksa. Padahal Taeyong sangat tahu, bisa saja Jaehyun memarahinya atau bahkan menampar nya. Tidak jarang Jaehyun akan memukulnya jika melakukan kesalahan kecil. Seperti saat, Taeyong salah memilihkan warna dasi yang tidak sesuai dengan kemejanya, Jaehyun tidak akan segan untuk memukulnya. Ini aneh, Taeyong hanya diam saja, dan bertingkah seperti tidak terjadi sesuatu di esok harinya. Taeyong mampu menahan dirinya, untuk bersabar.

"Jaehyun!"

Jaehyun menoleh mendengar pekikan dari Taeyong yang baru saja keluar dari kamarnya.

"Kau akan keluar kan? Aku ikut denganmu ya?"

Jaehyun tidak menjawab hanya berlalu begitu saja, tapi dengan cepat Taeyong menarik tangan Jaehyun.

"Hanya sekali ini, kumohon."

Jaehyun hanya menatap nya datar. Ibu jarinya mengusap bibir Taeyong dengan kasar, saat matanya melihat bibir Taeyong yang memakai lipbalm "Kau tidak pantas memakai nya." Karena aku akan menciummu sekarang juga.

"Bersihkan wajahmu, dan kembali ke kamar. Jangan menunggu ku."

"Tidak mau! Aku ingin bersamamu."

Jaehyun terkekeh pelan, "baiklah jika kau memaksa, ku harap kau tidak akan menyesal."

Taeyong tersenyum senang. Jaehyun menarik tangannya, membuat Taeyong meringis karena sakit. Tapi tak bisa dipungkiri bahwa kini dadanya berdegup kencang. Apa Jaehyun akan membawanya untuk makan malam bersama?

***

Ini tidak seperti yang dipikirkan oleh Taeyong sejak tadi. Jaehyun membawanya di sebuah klub. Taeyong membenci ini, suara musik keras, cahaya temeram dan juga bau alkohol yang menyengat. Tangannya mencengkram dengan kuat ujung kaos Jaehyun yang berjalan lebih dulu didepan nya, saat merasakan bokongnya diremas, yang Taeyong tidak tahu siapa pemilik tangan sialan itu.

Taeyong sudah mencoba memanggil Jaehyun di tengah bisingnya kerumunan manusia, tapi Jaehyun tidak menggubrisnya. Mata Taeyong sudah berkaca-kaca, saat makin banyak orang yang berdesakan dan bersentuhan dengannya.

Taeyong bisa bernafas lega, ketika Jaehyun sudah menuntunnya untuk duduk pada salah satu sofa panjang yang berada di bagian ujung ruangan.

"Hei."

Taeyong memalingkan wajahnya, saat Jaehyun menyapa beberapa wanita yang mulai mendekati suaminya.

Taeyong ingin mati saja rasanya, melihat salah satu wanita tadi duduk dipangkuan suaminya, dan mengutuk dirinya sendiri karena tidak bisa melakukan apapun. Taeyong sudah berjanji pada Jaehyun, untuk tidak mengganggunya saat masih di mobil tadi.

Taeyong ingin beranjak pergi, tapi tangan nya di tahan oleh Jaehyun.

"Tetap ditempat mu, Lee Taeyong."

Taeyong merasakan pandangan nya yang memburam, dadanya berdenyut sakit. Jaehyun memang menggenggam tangannya, tapi hanya bermaksud untuk menahannya agar tidak pergi, sementara pria Jung itu sibuk mencumbu wanita dipangkuannya.

Apa ini yang selalu Jaehyun lakukan, ketika sedang tidak berada di rumah?

Taeyong mendongak, melihat beberapa laki-laki yang juga ikut mendekat, bahkan salah satunya sudah duduk di sebelah Taeyong dan menghempitnya, membuat Taeyong semakin mengeratkan genggamannya dan merapatkan diri pada Jaehyun, walaupun Jaehyun hanya mengabaikannya.

"Siapa pria manis yang kau bawa Jeff?"

"Dia Lee Taeyong." Jawab Jaehyun santai tanpa mau repot menjelaskan jika pria disampingnya adalah istrinya. Jaehyun melepaskan genggamannya, dan lebih memilih memeluk wanita di depannya.

"Mau bersenang-senang dengan kami?" Tanya seorang pria, yang duduk di samping Taeyong.

Taeyong tersentak saat pinggulnya direngkuh begitu saja, Taeyong bergerak gelisah dan memanggil Jaehyun begitu lirih, meminta pertolongan.

"Jaehyun." Jaehyun mengabaikannya, dan masih saja bercumbu.

"Bawa saja." Celetuk Jaehyun.

Taeyong menatap Jaehyun dengan raut terkejut juga tidak percaya. Apa yang baru saja Jaehyun katakan?

"Huh?" Pria yang masih berdiri didepan Taeyong bergumam untuk memastikan.

"Bukankah, kalian ingin bersenang-senang? Bawa saja, Taeyong. Aku yakin tubuh juga servis nya bisa memuaskan kalian."

Taeyong menangis tanpa bisa di cegah lagi, sekuat apapun ia menahannya. Katakan pada Taeyong sekarang jika ia hanya salah dengar.

Baru saja Taeyong membuka mulutnya untuk bicara, tangannya sudah di tarik untuk menjauh dari Jaehyun. Taeyong memberontak, ia dikelilingi beberapa laki-laki yang bertubuh besar. Saat Taeyong berhasil melepaskan tangannya, tubuhnya sudah ditarik lagi, dan seseorang memeluknya dari belakang, bahkan mengecupi sekitar leher Taeyong.

"Jaehyun, tolong aku hiks!"

"JAEHYUN!" Taeyong berteriak, tapi Jaehyun sama sekali tidak beranjak dari duduknya bahkan hanya bersikap tenang, tanpa peduli pada keadaan Taeyong.

Taeyong terus berteriak dan memberontak jika saja hanya satu orang mungkin Taeyong masih bisa melawannya, tapi ini ada sekitar tujuh orang!

"Jaehyun, kumohon hiks."

Taeyong merasa tubuhnya sudah tidak mempunyai tenaga lagi, tangan-tangan menjijikkan itu terus menggerayangi tubuhnya. Dan hal terakhir yang Taeyong rasakan adalah bajunya yang di tarik hingga terlepas, sebelum Taeyong jatuh pingsan.



•••

To be continue...


Masih mau lanjut gak? Apa di unpub aja?

See you. 💚💚

HURT - JAEYONG Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang