Part 3.

34.7K 2.8K 156
                                    

Jaehyun baru kembali kerumah saat tengah hari, tepat jam makan siang. Ketika memasuki rumah, suasananya begitu sepi. Biasanya akan diisi dengan suara telivisi dengan volume nyaring diruang tengah, ditambah dengan suara tertawa atau bahkan menangis saat Taeyong menonton drama.

Jaehyun kedapur, membuka lemari pendingin dan mengambil satu botol air untuk ia tenggak hingga habis separuh. Jaehyun melihat sekeliling dapur, tidak ada apapun disini selain perabotan yang masih tertata rapi, seperti tidak disentuh sama sekali.

Jaehyun duduk pada meja makan, didepannya kosong. Taeyong tidak memasak apapun, biasanya Taeyong memasak dengan begitu banyak hingga memenuhi meja makan, ditambah lagi dengan kue manis yang pria itu buat sendiri. Jaehyun menggelengkan kepalanya. Kenapa ia jadi mengingat tentang semua kebiasaan Taeyong dirumah ini?

Jaehyun memijit pelipisnya, ia tidak mencari makan ditempat lain, seperti yang Jaehyun katakan pada istrinya. Ia hanya pergi ke tempat gym, melatih beberapa otot ditubuhnya, bersama beberapa temannya yang kebetulan juga datang bersamaan dengan nya.

Jaehyun meletakkan kembali botol air sebelumnya pada lemari pendingin, sebelum melangkah menaiki tangga menuju kamarnya. Ia butuh mandi sekarang, tubuhnya sudah lengket karena keringat.

Jaehyun menyerngit saat membuka pintu dan mendapati kasurnya yang masih berantakan, sama seperti sebelum ia tinggalkan pergi.

Berdecak kesal, ia menarik sprei yang sudah kotor dan juga selimut. Memasukan nya pada mesin cuci yang terdapat dikamarnya, ruangan kecil khusus untuk mencuci. Mencuci sprei lebih dulu dan juga beberapa sarung bantal dan guling yang sudah ia lepaskan dari bantal. Tidak mungkin ia menjadikan satu selimut dan sprei yang ada mesinnya tidak sanggup berputar.

Ia keluar, lalu mengambil bathrobe dari lemarinya dan juga handuk kecil putih bersih. Jaehyun menyerngit saat samar-samar mendengar suara gemercik air. Matanya membulat ketika masuk kekamar mandi dan mendapati Taeyong yang jatuh pingsan dengan air yang masih menyala.

"Taeyong!"

Buru-buru ia matikan shower, menepuk pipi Taeyong yang sudah pucat pasi, mencoba mengambil kesadaran Taeyong, tapi pria itu tak bergeming sedikitpun.

"Sial!" Umpatnya pelan, mersakan begitu dingin suhu tubuh Taeyong.

Dengan sigap, ia gendong Taeyong, membawa istrinya keluar dari kamarnya. Berjalan cepat menuju kamar Taeyong sendiri. Kasurnya masih belum rapi, tidak mungkin ia baringkan Taeyong disana. Dan satu-satunya pilihan hanyalah membawa Taeyong pada kamarnya sendiri.

Jaehyun meletakkan Taeyong dengan hati-hati pada kasur. Meraih remot AC yang terdapat diatas nakas dekat kasur, lalu mematikannya agar Taeyong tidak kedinginan.

Jaehyun dengan telaten, mengeringkan tubuh Taeyong dengan handuk bersih, lalu memakaikannya baju dengan lengan panjang dan sedikit tebal, ini cukup membantu agar tubuh Taeyong tetap merasa hangat.

"Merepotkan."

Setelah selesai, Jaehyun pergi meninggalkan Taeyong yang masih pingsan atau mungkin tertidur karena merasa lebih baik.


🌷


Taeyong menatap langit-langit kamarnya, ia terbangun beberapa saat lalu dan masih mencoba mengumpulkan nyawanya. Taeyong jelas ingat jika sebelumnya ia berada dikamar Jaehyun dan pingsan didalam kamar mandi, karena setelah itu, ia tidak ingat apapun. Ia menggerakkan kepalanya untuk sedikit menoleh kesamping, karena posisinya terasa sangat kaku. Ia mendesis pelan saat pening dikepalanya semakin berat rasanya.

Ia meraba tubuhnya dibalik selimut. Taeyong sudah berpakaian lengkap. Siapa yang memakaikannya baju? Berpikir dengan begitu menyenangkan saat Jaehyun lah, yang mengurusnya. Hatinya terasa menghangat walaupun ia belum tahu pasti kebenarannya.

Taeyong mencoba bangun, mengabaikan pusing dan nyeri pada bagian bawah tubuhnya. Taeyong yakin seberapa parah luka pada lubangnya.

Sedikit sempoyongan ia keluar dari kamar. Mencari keberadaan Jaehyun, sedikit berharap Jaehyun lah yang mengurusnya, Taeyong akan berterimakasih.

Taeyong sampai didepan kamar Jaehyun dengan pintu yang menjulang didepannya. Ia ketuk beberapa kali tapi tidak mendapat jawaban. Akhirnya ia membukan pintu itu, yang tidak terkunci. Kamar Jaehyun kosong. Tapi satu yang Taeyong tangkap dengan pasti. Kasur Jaehyun sudah rapi, sebelum ia sempat bersihkan. Ia menggigit bibir bawahnya, siapa yang membersihkan? Meraka tidak memiliki pembantu satupun. Jantungnya berdegup kencang, Jaehyun pasti marah setelah ini.

Ia turun lebih cepat pada tangga yang meliuk tinggi. Ia melihat jika tv ruang tengah sedang menyala dan menampilkan sebuh film action.

Taeyong berhenti didekat Jaehyun, masih menjaga jarak dengan nafas lelahnya.

Jaehyun hanya melirik dengan ekor matanya.

"Jaehyun, kau membersihkan tempat tidurmu sendiri?"

"Menurut mu?"

"Maaf."

Jaehyun berdehem pelan, ia fokus kembali pada film yang ditontonnya.

Taeyong memberanikan diri, berjalan lebih dekat dengan Jaehyun.

"Apa aku boleh bertanya?"

Taeyong memejamkan matanya, Jaehyun tidak berbicara sedikit pun.

"Kau yang memindahkan ku dari kamar mandimu?" Cicitnya pelan.

Jaehyun menoleh sepenuhnya pada Taeyong, tatapan datar Jaehyun membuat Taeyong menundukkan kepalanya.

"Aku hanya ingin mengatakan terimakasih." Kata Taeyong

"Tidak perlu berterimakasih, aku bahkan tidak melakukan apapun." Jawab Jaehyun acuh. Ia jadi tidak fokus menonton karena Taeyong mengajaknya berbicara.

Taeyong mengerjapkan matanya bingung, "Lalu siapa yang memindahkan ku? Bahkan menggantikan ku pakaian."

Jaehyun menatap sekilas dan berdehem, "Pak kim."

"Pak kim mana? Penjaga pos depan rumah?"

"Memangnya ada berapa banyak pak Kim dirumah ini?"

"Apa?" Taeyong menatap tak percaya, "kau membiarkan tubuhku dilihat orang lain begitu saja?" Kedua mata Taeyong sudah berkaca-kaca.

Ia terlalu berlebihan jika berharap, Jaehyun lah yang mengurusnya. Taeyong menangis lagi, ketika bayangan tentang tubuhnya yang dilihat kembali oleh orang asing. Taeyong tidak serendah itu untuk mempertontonkan tubuhnya.

Jaehyun mengusap telinga nya kasar, jengah mendengar Taeyong yang terus menangis.

"Kembali ke kamarmu!" Bentaknya pada Taeyong.

Membuat Taeyong tersentak dan beranjak dengan cepat meninggalkan Jaehyun. Tubuhnya masih lemas, tidak sanggup jika harus menerima pukulan dari Jaehyun lagi, karena tidak menuruti ucapannya.


To be continue




Double up buat book ini 🤍🤍

Terimakasih!

HURT - JAEYONG Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang