Sehari setelah rawat inap, Taeyong akhirnya bisa kembali pulang kerumah. Kali ini berbeda. Taeyong bisa rasakan apa yang disebut benar-benar pulang ke rumah. Ada rasa hangat dan nyaman ketika menyebut pulang.
Masalah Taeyong yang mengalami keguguran, keduanya sepakat untuk tidak memberi tahu pada kedua orangtua mereka apa yang jadi masalah sebenarnya. Keduanya hanya menjelaskan, ada sebuah kecelakaan, salah meminum obat hingga berakhir fatal. Tentu saja keduanya bisa lihat bagaimana kecewanya kedua orang tua mereka, tapi untungnya mereka tidak menuntut lebih. Nyonya Lee menampakkan sorot khawatir, tapi Taeyong bisa menenangkannya.
Kini keduanya tengah menaiki anak tangga, pinggang Taeyong dipeluk Jaehyun agar Taeyong bisa berjalan dengan baik, mengingat pria kecilnya baru saja keluar dari rumah sakit. Selama itu juga, Taeyong merasakan jantungnya yang tidak bisa berdegup normal. Ini terlalu mengejutkan untuknya.
Ketika kaki keduanya menapaki lantai, Jaehyun tidak membawa Taeyong masuk kekamarnya sendiri, melainkan menuntunnya untuk masuk ke kamar pribadi pria tampan itu, membuat Taeyong tersenyum dan saat Jaehyun menyadarinya, tanpa ragu, Jaehyun akan mencium pipinya.
Jaehyun mendudukkan Taeyong pada tepi kasur setelah itu ia juga ikut duduk disebelah Taeyong.
"Kau lapar?" Tanya Jaehyun, sedangkan tangannya merapikan poni Taeyong yang berantakan.
Taeyong menggeleng, "Aku masih kenyang."
"Kalo begitu, tunggu disini, aku akan mandi sebentar."
Jaehyun berdiri membuat Taeyong ikut mendongak, mersakan dilihat Jaehyun juga ikut menunduk, ia tersenyum melihat wajah polos istrinya. Jaehyun membungkuk, kedua tangannya bertumpu pada lututnya hanya untuk menyamakan posisi wajah mereka, Jaehyun mendekat, hidung mereka hampir bersentuhan, berhasil membuat wajah Taeyong memerah.
"Kau tidak mandi?"
Taeyong menunduk, membuat hidung Jaehyun terasa geli karena mengenai rambut Taeyong, tapi Jaehyun tidak menghindar, ia suka harum dari rambut Taeyong.
"T-tidak," jawab Taeyong gugup, "Kau bisa mandi lebih dulu."
Jaehyun terkekeh geli, Taeyong benar-benar lucu. Ia mengusak rambut Taeyong pelan, "Tunggu sebentar."
Setelah terdengar pintu kamar mandi yang terbuka lalu tertutup kembali, Taeyong akhirnya bisa mendongak, tubuhnya jatuh terbaring pada kasur dengan mata yang menatap langit-langit kamar. Ia memukul pelan dadanya, "Astaga, jantungku."
Hingga hampir setengah jam, Jaehyun keluar dari kamar mandi, handuk putih melilit pada pinggangnya. Rambutnya masih terlihat basah dengan beberapa bulir air yang menetes. Ia tersenyum, saat melihat Taeyong yang sudah tertidur, dengan kaki yang masih menggantung, persis seperti saat ia duduk.
Jaehyun mendekat, dengan perlahan ia gendong tubuh Taeyong lalu memindahkan posisi tidur Taeyong agar tertidur nyaman pada bantal. Taeyong menggeliat kecil, membuat Jaehyun refleks mengusap punggung Taeyong, hingga pria kecil itu kembali tertidur.
Jaehyun berjalan menuju lemari pakaian, memilih baju santai untuk ia pakai. Selesai memakainya, ia menyusul berbaring disamping Taeyong, dengan posisi saling berhadapan.
Tangan Jaehyun terulur, mengusap pipi Taeyong perlahan, namun kemudian, dahinya menyerngit saat merasakan suhu tubuh Taeyong yang hangat. Ia juga menempelkan telapak tangannya pada dahi Taeyong, rasa hangat semakin terasa.
Merasakan dingin dari telapak tangan Jaehyun membuat Taeyong terusik, ia melenguh pelan lalu mengerjap matanya.
"Sayang, kau demam?" Tanya Jaehyun khawatir.
"Eung," Taeyong menggeleng lemah, ia semakin meringkuk mendekati Jaehyun.
"Tapi, tubuhmu panas, wajahmu juga memerah," ucap Jaehyun cemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
HURT - JAEYONG
FanfictionANGST || SAD || HURT || BXB || JAEYONG Taeyong ingin sekali mengetahui bagaimana rasanya dicintai juga di kasihi oleh suami sendiri. Karena Taeyong tidak pernah merasakannya sedikit pun. 🏅#5 - jaehyun 🏅#2 - angst 🏅#1 - nctu ______________ Ini ha...