ADU GOMBAL ✔

80 86 5
                                    

Rista bersama ke 2 sahabatnya kini berada di dalam kantin sambil memakan makanan bekal mereka masing-masing. Ketiga gadis ini memang membuat janji membawa bekal bersama dan memakannya di kantin.

Tak lama datanglah geng rusuh. Apalagi kalau bukan Kelvin ddk.

"Wah dah penuh nih, kita duduk di mana?" Tanya Juan dengan melirik ke kanan dan ke kiri mencari tempat untuk mereka duduk.

"Eh, tempat di belakang Rista masih ada tuh. Kita duduk di sana saja!" Kelimanya pun mengangguk dan melangkah menuju tempat yang berada di belakang Rista.

"Hai para gadis-gadis yang cantik apa kabar?" tanya Juan pada Rista, Silvi dan Rifka.

"Jijik gue dengar ucapan lo Jujun!" Kata Silvi sambil melahap pentol yang menancap di sendok garpunya.

"Eh Silvi, memang benar yah faktanya kita berenam ini ganteng cuma mata lo tuh katarak!"

"Lo-" belum sempat Silvi melanjutkan perkataanya Rista lebih dulu memotong pembicaraannya.

"Sudah-sudah, lo berdua kalau mau berantam tuh di tengah lapangan. Di sini tempat mau makan bukan adu mekanik!"

"Hehe yah maaf Ris, soalnya nih sih Jujun bikin gue naik darah."

"Lo naik darah? Lah gue darah rendah."

Silvi tak tahan dengan kekesalannya pada Juan. Akhirnya dia memilih untuk diam lalu menatap pemuda itu dengan tajam.

"Ck, lo pada mau berantam apa mau makan hah!"

"Yah makan lah!" Balas Juan dan Silvi bersamaan.

"Yah udah duduk, gak usah banyak bacot!"
Keduanya pun langsung terdiam. Sedangkan Rista, Rifka dan Kelvin ddk itu hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Lo pada mau pesan apa? Biar gue yang pesankan?" Tanya Devan melirik satu-satu sahabatnya.

"Samain saja semua." Kata Kelvin sambil memainkan game di hp-nya

"baiklah." Devan melenggang pergi memesan makanan untuk mereka makan.

Tak berselang lama kemudian Rista, Silvi dan Rifka sudah menghabisi makanan dan minuman masing-masing.

"Huh gabut woi!"

"Iya bosan banget,"

"Ah gue punya ide nih!"

"Apa tuh?"

"Bagaimana kita main adu gombal? gimana?"

"Gue setuju nih. Senam jantung dulu kita."

Silvi naik ke atas kursi dan memegang gelas plastik di tangannya seakan-akan gelas itu adalah mic.

"Baiklah permisa-permisa yang ada di kantin, ada yang mau ikut main game sama kita bertiga?"

"Main apa tuh?"

"Main adu gombal. Gimana, mau gak? dari pada gabut."

Seisi mengangguk mengikuti permainan Silvi.

"Baiklah kita beradu gombal gimana? Yang menang bebas deh minta apa saja yang kalah nurutin permintaan yang menang gimana?"

"SETUJU!"

"Jadi dalam permainan ini mudah saja yang kebaperan berarti kalah!" ucap Rista dengan bersedekap di atas perut.

"Yang cewek jangan kalah dari para buaya!" ucap Rifka.

"Tenang aja Rif, kita bisa atur itu." ucap salah satu dari cewek yang berada di kantin.

"Rif, lo yang catat poin oke?"

KELVIN NARENDRA [ REVISI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang