♕Chap.7♕

570 47 3
                                    

Di sini, aku bakal nambahin OC. Ini ada unsur OC x Idol.
Kalau kalian mau, anggap aja OC itu kalian ya.

Enjoy~
.
.
.

Darah berceceran dan menodai dinding sekitar nya. Berbagai organ dalam manusia bergeletakan di lantai, tak ada yang merasa jijik sekalipun. Bahkan tidak takut, melihat aksi kedua pria manis yang menguliti korban mereka.

"Bola mata baru lagi~ Jaem Jaem, di apa di rumah masih banyak bola mata?"

"Masih, kenapa?"

"Tidak, hanya ingin bertanya... Siapa tau bisa ku jadikan eksperimen" Renjun terkekeh melihat kedua bola mata di tangan nya, lalu ia simpan di sebuah kotak pemberian pengawal Guanlin.

"KALIAN GILA! GILA!!" Rancau satu korban nya yang tersisa, Ye-jin.

"Berisik!" Bentak Jaemin, lalu merobek bibir Ye-jin sampai ke telinga.

"Huh~ aku sudah bosan" keluh Renjun.

"Bagaimana kalau bermain cepat saja?" Usul Jaemin.

"Main cepat? Boleh juga, baiklah... Mau siapa yang membunuh nya?"

"Bersama saja, aku mengikuti mu" Renjun pun menyutujui nya, dia meraih sebuah kapak. Begitu juga dengan Jaemin.

"Pertama potong jari kaki nya"

"Ok..."

Takk!

Takk!

Ye-jin hanya bisa menangis menahan sakit, ingin berteriak pun sulit karena bibirnya telah robek.
"Lalu potong jari tangan nya"

Takk!

Takk!

"Done... Lalu?"

"Dari sini biar aku saja yang ambil alih" ucap Renjun, Jaemin hanya menurut. Toh dia juga sudah puas bermain.

Renjun mengambil belati, lalu merobek perut Ye-jin. Organ di dalam nya meluber keluar, tak peduli darah yang mengotori wajah dan baju nya. Tak ada kata jijik, Renjun bahkan tertawa senang melihat korban nya hampir mati kehabisan darah.

"Ada pesan terakhir?" Tanya Renjun pada Ye-jin. Karena tak ada balasan, Renjun pun menggedikan bahu nya. Tanpa perasaan dia memasukkan tangannya ke dalam tubuh Ye-jin, menarik jantung wanita itu keluar.

"Sudah selesai bermain nya?" Tanya seseorang yang baru saja memasuki ruangan itu. Siapa lagi kalau bukan kekasih nya, Guanlin.

"Um, sudah..."

"Kalau begitu ayo kita ke rumah ku, kalian bisa menginap"

"Ok~"



























.
.
.
.
.













Esok hari nya, kampus baru saja di gegerkan dengan berita mahasiswa pindahan dari China. Mereka belum melihatnya secara langsung, tapi sudah ada desas-desus.

Renjun dan Jaemin mendengar itu, sama sekali tidak peduli. Tidak tertarik, sudah punya pacar juga. Tapi telinga mereka panas karena hampir semua mahasiswa/siswi membicarakan soal mahasiswa pindahan itu.

"Aku penasaran bagaimana penampilan nya, semoga saja dia laki-laki tampan"

"Kira-kira dia semester berapa?"

"Sudah punya pacar belum ya?"

"Tch- aku yakin dia hanya sampah seperti sebelumnya"

Jaemin berdecih kesal, sudah 30 menit mereka di kantin. Tapi semua pembicaraan pasti mengarah ke siswa baru itu. Tidak ada pembicaraan lain apa!?

Berbeda dengan Renjun di sebelahnya, pemuda cantik asal Cina itu masih duduk dengan tenang dengan buku novel di tangan nya. Jika kalian bertanya kenapa mereka betah disana, karena Jaemin memaksa Renjun untuk menunggu Jeno selesai kelas. Yang seharusnya selesai 1 jam setelah kelas mereka.

Guanlin?? Dia ada urusan, Renjun tidak bertanya lebih lanjut soal urusan nya. Toh dia percaya Guanlin akan setia. Jeno juga mengatakan 'Guanlin tipe orang yang serius akan ucapannya, dan apa yang telah menjadi milik nya akan selalu menjadi milik nya. Jadi apapun yang terjadi, cukup percaya saja.'

Jadi Renjun santai-santai saja.

.
.
.

Di sisi lain, lebih tepatnya di sebuah bandara Incheon. Guanlin berdiri di kelilingi pengawal nya, menunggu seseorang yang di rindukan nya. Banyak pasang mata yang menatap nya penuh minat, terutama kaum wanita.

Hingga seorang pria tampan bertubuh tinggi dan bahu tegap berjalan keluar dari bandara.

"Kakak!" Panggil Guanlin antusias. Pria yang panggil 'Kakak' pun menoleh, lalu tersenyum tipis di balik masker nya. Dia berjalan mendekat Guanlin, dan membiarkan pemuda itu memeluk tubuh nya.

"Kau menunggu lama?" Tanya pria itu.

"Tidak terlalu, aku hanya menunggu 20 menit disini. Ayo ke rumah ku"

"Tentu" Kedua nya berjalan bersama, tangan mereka bertautan. Mereka pun mengobrol santai, membicarakan keadaan dan keseharian masing-masing.

Di mobil pun sama, mereka terlihat sangat dekat. Sampai-sampai supir pribadi Guanlin bingung.

Sesampainya di rumah [baca: Mansion], Guanlin menunjukkan letak kamar nya.
"Ini kamar mu kak... 1 jam lagi, teman-teman ku akan datang. Aku kenalkan pada mereka mau?"

Pria itu menoleh, lalu berfikir sebentar.
"Sepertinya besok saja, Kakak ingin mengunjungi seseorang dulu. Dan ada urusan, mungkin sampai malam."

"Begitukah? Baiklah, aku akan minta pengawal untuk mengantar mu"

"Tidak tidak, siapkan motor saja. Aku akan naik motor" Guanlin pun mengangguk menyanggupi nya, setelah pamit. Dia memerintahkan anak buah nya menyiapkan motor untuk Kakak nya. Kemudian berlalu pergi menuju ruang kerja nya.


??? POV [Kakak]

Aku berjalan keluar dari kamar mandi, setelah mengenakan baju dan mengantongi dompet serta ponsel ku. Aku keluar dari kamar, dan mendekati pintu ruang kerja Guanlin.

"Guanlin... Kakak pergi dulu"

"Ya! Hati-hati lah di jalan kak!"
Lalu aku pergi begitu saja tanpa harus membalas ucapan Guanlin, untuk apa lagian? Toh yang penting izin.

Aku menggunakan motor yang telah di sediakan, mengendarai sepeda motor itu dengan kecepatan tinggi. Menuju sebuah pemakaman. Ku parkirkan motor hitam yang ku kendarai, lalu membeli sebuah buket bunga.

Langkah ku hentikan di depan sebuah makam.
"Aku kembali... Mama"

















Normal POV
Sesuai perintah Guanlin, sekarang Jeno, Renjun, Jaemin berkumpul di mansion.

"Ada yang ingin kau bicarakan Guanlin?" Tanya Renjun lembut.

"Soal mahasiswa baru yang ramai saat ini--"

"Aish! Telinga ku sudah panas mendengar desas-desus ituu~" potong Jaemin merengek, tangannya mengacak-acak rambutnya sendiri.

"Dengar dulu..." Sinis Guanlin.

"Iya iya maaf"

"Dia sepupu ku, satu-satunya keluarga yang paling dekat dengan ku. Sekarang dia tidak disini, mungkin besok akan ku kenalkan"

"Benarkah? Kalau begitu aku bisa tenang" gumam Renjun.

"Tenang?" Tanya Guanlin yang bisa mendengar gumaman kekasih nya.

"Ya, jadi aku tak perlu memburu nya karena dia genit pada mu" jawaban itu membuat hati menjadi hangat, berbeda dengan Jeno Jaemin yang malah tertawa.

"Sama-sama posesif... Kalian benar-benar cocok"













TBC

Apa si:(

Jangan lupa vote bestie
See you next chapter

♕||Cute but... PSYCHO|•| GuanRen+Nomin♕HiatusWhere stories live. Discover now