PROLOG

169 14 7
                                    

"Derhatan Wesly Dario, kelas 12 IPS 3. Bapak kan udah sering nyatet nama saya masa masih aja nanya"

Kata seorang remaja pria santai menjawab pertanyaan dari guru muda tampan di seberangnya itu. Memang tidak ada sopan santun nya sama sekali. Remaja itu berseragam keriting, baju dikeluarkan, tidak ada kesan rapihnya sama sekali, padahal ini masih terbilang pagi walaupun sudah kesiangan baginya untuk melewati gerbang yang sudah terkunci rapat tersebut.

"Biar kamu jengah."

Ucap guru muda dengan name tag di bajunya yg bertuliskan sebuah nama Aldrian G.

"Yaelah, kalo sebut nama doang mah kaga pak."

Kata Rhatan sambil melepaskan helm yang dikenakannya, memainkan rambutnya, lalu mengaca di spion motor sport nya itu.

"Anjay ganteng bet gue"

Hey sekarang dia itu lagi telat dan berhadapan dengan guru muda yang menjabat sebagai kesiswaan dan terkenal killer itu, tapi dengan santainya dia menjawab pertanyaan Aldrian dengan tidak sopan dan malah narsis di depan kaca spionnya?!

Tapi jangan heran, siapa sih yang tidak mengenal Rhatan, bocah bandel dan suka bertingkah kekanakan di sekolah itu. Bahkan para guru sudah muak memberinya hukuman. Termasuk guru BK pun angkat tangan dan menyerahkan semuanya kepada Aldrian. Walau begitu Rhatan tetap banyak disukai teman-temannya terutama perempuan, karena dia itu sebenarnya baik, royal dan ganteng. Cuman memang sedikit keras kepala dan sulit di atur.

Walaupun pembuat onar di sekolah, tapi ia tidak pernah membully siswa lain, karena baginya hanya menyia-nyiakan waktu jika harus mempunyai urusan dengan orang lain.

"Udah selesai narsisnya?"

Suara Aldrian membuat Rhatan mengalihkan pandangannya dari spion motornya itu

"Belum. Dikit lagi"

"Anjir gegara pake helm ni rambut gua jadi lepek"

Ucapnya lalu lanjut berkaca

Aldrian membuang nafasnya kasar

"Astaga Rhatan.. kamu ini lho kok ngga ada kapoknya"

Ucap pak Heri, satpam penjaga gerbang yang selalu stay di pos satpam

"Ehh.. Pak Aldrian ngga masuk mengajar? Biar saya aja yang ngurus Rhatan"

"Yee pak Heri segala mau ngurus saya. Nggak usah pak, orang tua saya aja nggak mau ngurusin saya apalagi bapak yang bukan siapa-siapa saya"

Cerocos Rhatan tanpa mengalihkan pandangan yang masih narsis didepan spionnya

"Saya ngga ada jam pelajaran pagi ini pak. Rhatan biar saya aja yang ngurus"

"Hadeh udah deh. kapan nih gerbangnya di bukaa?? malah pada rebutan mau ngurusin gua.. malu tau diliatin ibu-ibu penjual cangcimen"

Kata Rhatan begitu sadar ada seorang ibu-ibu penjual cangcimen di ujung jalan yang sedang menatapnya heran

***

"Aww shit, sakit pak! Wah kekerasan pada murid nih! Bapak mau bayar denda 10 juta karena udah njewer telinga ganteng saya?! "

Kesal Rhatan sambil mengelus telinganya yang merah itu. Sekarang ia sudah diseret masuk oleh Aldrian menuju ruangannya. Betul, selama perjalanan menuju ruangan itu, Aldrian menjewer telinga Rhatan.

"10 juta mending saya donasikan untuk korban bencana daripada mengganti rugi karena jewer telinga kotormu itu"

Ucap Aldrian santai sambil membalik lembaran kertas di dalam sebuah buku, dan mulai menulis disana.

Buku kasus.

"Dih telinga saya mulus semriwing gini bapak nggak liat?"

Aldrian fokus menulis, lalu menutup buku tersebut setelah ia selesai.

Ia menatap Rhatan datar dari ujung rambut hingga ujung kaki membuat sang empu bertanya-tanya

"Bapak ngapain liat saya begitu sih? Iya saya tau saya ganteng nggak ketulungan kek Zayn Malik, tapi sorry nih ye pak saya masih luruuus nggak tertarik sama bapak"

"Geer! Kalo ngomong itu mikir. Baju kamu tidak rapih sama sekali. Rapihkan sekarang"

"Disini pak?"

"Satu"

Bukannya menjawab Aldrian malah menghitung sambil berdiri dan mengambil penggaris panjang kayu, senjata andalannya yang tersender di dekat lemari di belakang mejanya

"Duaa"

"Ck iye-iye sabar"

Rhatan membalikkan badannya dan memasukan bajunya.

Aldrian melirik ke jam dinding yang menunjukkan pukul 08.45 sudah hampir pergantian jam pelajaran. Ia terpaksa harus mengurungkan niatnya untuk memberi hukuman kepada anak itu.

"Jam istirahat setelah kamu makan datangi ruangan saya"

"Males"

Cetus Rhatan asal setelah selesai memperbaiki bajunya dan langsung berdehem ketika hanya mendapat balasan tatapan datar gurunya itu

"Yaudah iya ntar saya dateng pak, kalo ngga lupa.."

"Kalau kamu tidak datang dan malah kabur seperti kemarin, liat saja apa yang akan saya lakukan. Sudah sana masuk kelas"

Rhatan memasang wajah sok takutnya. padahal dia diancem gimana pun tetep tidak akan goyah pada pendiriannya. Dia bahkan sudah berencana untuk kabur lagi dari Aldrian

"HAHH!?! ah oke deh pak see you!!"

Rhatan mengacungkan jempol lalu berlalu secepat kilat meninggalkan ruangan itu

"Sialan. Setres gua lama-lama"

Ucap Aldrian memijat pelipisnya

##

hey ini ceritaa pertamaku..
thx for reading

THE TROUBLE MAKERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang