02

68 10 0
                                    

Balik lagi ke situasi sekarang

Di kelas 12 IPS 3 yang ribut seperti pasar karena tidak ada guru, lagi pergantian jam.
Yah ada guru juga ribut sih, namanya juga kelas itu isinya cowo semua. Udah kebayang lah ya ributnya kaya gimana..

"HELLO WASAP MY PREN!!"

Teriak Rhatan begitu memasuki kelas tersebut dan mendapat sambutan kericuhan dari teman kelasnya

"Wanjay king Rhatan masuk? Kirain bolos"

Tegur Daffa yang berhenti sejenak dari kegiatan menggenjreng gitarnya

"Masuk dongg, tetaplah sekolah walaupun terlambat"

Jawab Rhatan sambil jarinya membentuk metal. Ia kemudian berjalan kearah tempat duduknya yang berada di ujung barisan ketiga dari depan. Dan disampingnya tempat duduk Alex, lalu di belakang Alex tempat duduknya Zefan. Sistem tempat duduk di kelas itu diatur duduk secara individu oleh wali kelas mereka

"Widiih tumben bajunya dimasukin.. kesambet apa nih"

Ledek Zefan begitu Rhatan sampai di tempat duduknya

"Biasa lah"

Jawab Rhatan cuek lalu menarik keluar lagi baju yang tadi ia masukkan

"Tadi gua liat si Aldrian patroli, lu ketemu dia kaga sebelum masuk kesini?"

Kini Alex yang angkat bicara.

Jangan heran mereka bertiga tidak pernah memakai embel-embel 'pak' saat membicarakan tentang Aldrian, guru muda itu.

"Ketemu di gerbang depan"

"Terus dikasih hukuman apaan? Kasian dia pasti kehabisan ide buat ngasih lu hukuman"

"Anjir lu kok malah kasian sama dia bukannya sama gua yang di hukum?"

"Ya soalnya emang salah lo, makanya sesekali coba kek berangkat pagi, ya minimal 5 menit sebelum bel lah"

Tukas Zefan

Sepertinya dia mulai lelah melihat Rhatan yang sifatnya tak kunjung berubah, padahal sudah mulai dewasa. Heran juga sih dia, kenapa Rhatan masih bisa bertahan di sekolah itu, padahal Rhatan udah berkali-kali kena tegur, sampai di skors bahkan dipanggil orang tua, ya walaupun sudah beberapa kali sekolah memanggil, tapi orang tua Rhatan tidak pernah datang.

"Males ah biarin aja gua di hukum terus. lagian hukumannya juga ga seberapa, paling skors doang"

"Nah ini baru my broder"

Ucap Alex mengacungkan jempol sambil nyengir kuda, memperlihatkan deretan gigi rapihnya

"Woyy masukk masuk buk Indah aduhai prikitiww otewee"

Teriak seorang siswa yang tadi menongkrong di depan pintu saat melihat  guru seni budaya yang akan masuk mengajar ke kelas mereka

***

Jam istirahat

"Kuy kantin!! Rhatan yang traktir!"

Ucap Alex bersemangat

"Gassss!!!!"

Timpal Zefan

"Ye tau aja si setan gua baru dapet transferan"

"Tau dong, ini kan tanggal 16, nah setiap tanggal 16 lu pasti dapet transferan dari bokap lu"- Alex

"Betul betul betul"- Zefan

"So setiap tanggal 16 lu harus selalu traktir kita"

"Nah iya tuh"

Rhatan heran, kedua temannya itu pelupa, tapi kenapa kalo urusan duit gini ingatannya mendadak kuat? bahkan Rhatan sendirii tidak hafal setiap tanggal berapa ia akan dikirimkan uang oleh kedua orang tua nya. Dan jumlah yang dikirim juga bisa dibilang banyak

"Ye si anjir kalo soalan duit aja inget lu pada"

Rhatan menjitak kepala kedua sahabatnya itu

"Ehehe iya dong"

"Eh btw..how about.. party tonight??"

Ucap Rhatan sambil tersenyum dan menaik turunkan alisnya

"Yeah okay!!! Udah lama kaga minum"

Balas Alex dan Zefan bersemangat

"Lu yang traktir juga kan?"

Alex menyikut lengan Zefan, mengode agar temannya itu mendukungnya.

"Iya dong traktir juga, sesekali lu berbuat baik nraktir temen"

Kini Zefan yang berbicara

"Sesekali pala lu"

"Hehehe yah maksud gua kan.."

"Iya udah aman biasanya juga gue yang selalu nraktir"

"HAHAHAA nah yaudah mantepp, dah kuy lah kantin ntar bakwan gua habis" ajak Alex sambil merangkul bahu Rhatan dan Zefan

Di kantin

"BUDEE ALEX PESEN NASI GORENG SPESIAL PAKE DAGING DOMBA JANGAN DAGING AYAM!"

"astaghfirullahhh mas alex! biasa ae ngopo si, ngagetin saya aja! lagian daging domba ne sopo toh mas.."

Bude Aminah, salah satu ibu kantin disana mengelus dada karna kelakuan alex yang datang-datang buat keributan

"hehe canda budee, bakwan habis bude?? yah sial kelamaan sih, kenapa bude ngga nyisahin buat alex"

Alex memanyunkan bibirnya, karena begitu sampai meja no 15 untuk menunggu pesanannya ia tidak melihat lagi keberadaan bakwan bakwan kesukaannya

"BUDEEE MIE AYAM PAKET KOMPLIT"

"ZEFAN JUGA BUDE KEK BIASA, BAKSO KOSONG"

"astaghfirullah nggeh mas nggeh.."

Suasana kantin yang tadinya ramai menjadi semakin ramai karna kehadiran mereka

Bude Aminah sudah hafal dengan kelakuan 3 orang pria langganan warungnya itu. Kedatangan mereka pasti selalu dimulai dengan keributan. Tapi meski begitu bude Aminah tidak keberatan dengan hal itu

"Najis muka lu kek bekantan su!"

Cerocos Rhatan begitu sampai di meja 15 melihat komuk alex, sudah hafal itu pasti karena kehabisan bakwan

"Tai lo! Aah bude besok buat bakwannya seratus kilo dong biar ngga kehabisan mulu"

"Makanya mas alex, besok-besok pesen biar bude sisain"

"Harusnya bude peka dong alex suka sama bakwan"

"Jangan ngelantur, makan aja tuh masih ada yang lain, pisang goreng, tempe, cireng"

ucap Zefan sambil menunjuk sisa gorengan yang ada. Yah memang mereka telat keluar sih, gara-gara tadi mampir wc dulu nungguin Rhatan berak, jadi kebagian sisa-sisa doang

"Dih males, enakan bakwan"

Biasa gaess, jangan heran, alex emang maniak bakwan. Dia ga suka gorengan yang lain kecuali bakwan. Jadi kalo beli gorengan 20 ribu ya isinya bakwan semuaa, Rhatan sama Zefan aja sampe trauma mau nitip beli gorengan lagi ke alex.

Beberapa lama menunggu, akhirnya pesanan mereka pun datang

"Terimakasih bude"

Kata mereka bertiga dengan sopan

"Sama-sama mas ganteng.. kalian mau minum apa? seperti biasa?"

"Iya bude kaya biasa aja"

Jawab mereka bertiga bersamaan

Dan dengan penuh kebahagiaan mereka pun menikmati makanan yang telah disajikan itu.

Dan seperti biasanya, Rhatan tidak pernah memenuhi perintah gurunya untuk menuntaskan hukuman yang seharusnya dia terima.

TBC

THE TROUBLE MAKERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang