Pagi hari sebelum berangkat ke sekolah
Pukul 06.00
Seorang pemuda berumur sekitar 18 tahun tertidur pulas diatas kasur king size berseprai cream. Kamarnya gelap dan hanya di terangi dengan lampu tidur. Sinar matahari samar-samar menembus tirai putih yang menutupi jendela kamar, membantu menerangi kamar yang minim cahaya itu.
Terlihat bungkusan snacks, rokok, minuman, stick PS, kertas, tisu serta beberapa baju dan celana berserakan di lantai sekitar ranjang pemuda itu. Dinginnya AC ruangan tersebut membuat dirinya menarik selimut sampai menutup seluruh tubuhnya. Derhatan Wesly Dario, dia tidak akan membiarkan ada sesuatu yang mengganggu tidur nyenyaknya. Terlalu awal baginya untuk memulai hari.
Sementara itu, di waktu yang sama di tempat yang berbeda..
Alarm digital diatas naskas seorang pemuda berumur 25 tahun yang kini menjukkan pukul 06.00 tidak berhenti berbunyi, membuat sang pemilik terpaksa mematikannya. Ia pun kini sudah terduduk di tepi ranjang sambil mengucek mata lalu menggaruk kasar rambutnya yang sedikit gatal.
Melamun sebentar sambil memperhatikan isi kamarnya yang didominasi oleh warna abu gelap, kasur dan ranjang ukuran besar, tv serta sofa dan meja kerja, serta lemari besar dengan full miror yang menghadap ke dirinya. Ia melihat pantulan wajahnya di kaca lemari lalu menggosok asal rambutnya agar sedikit rapih. Kemudian ia berjalan malas mengambil handuk lalu menuju kamar mandi untuk mengawali rutinitas paginya.
Pukul 06.30
Pemuda bernama lengkap Aldrian Geraldo kini sudah tampil rapih tampan dan mempesona dengan seragam guru yang ia kenakan. Aldrian menuju dapur untuk membuat secangkir kopi dan roti sebelum berangkat ke tempat kerjanya. Kemudian ia melamun, melihat kearah luar jendela dan teringat awal mula ia memutuskan untuk menjadi seorang guru muda di sebuah sekolah menengah atas yang menguras banyak tenaganya itu, apalagi baru-baru ini ia diserahkan tanggung jawab untuk menertibkan murid-murid bandel yang suka melanggar peraturan. Hal itu membuatnya berurusan dengan bocah tengil bernama Derhatan dan teman-temannya
Membayangkannya saja sudah membuat dia malas apalagi harus berhadapan langsung dengan anak tersebut.
"Hah.. sial"
Aldrian sadar dari lamunannya.Setelah menghabiskan kopi dan rotinya ia melirik jam di tangannya sudah pukul 06.55 dan bergegas berangkat, jarak dari rumahnya ke sekolah tersebut sebenarnya tidak terlalu jauh tetapi memakan waktu cukup lama karena jalanan pagi selalu macet.
Pukul 06.55 di kediaman Derhatan
Ternyata pria tersebut masih setia memilih tidur di ranjang empuknya daripada mandi atau beberes untuk pergi ke sekolah
'Drrrttt..drtttt'
Handphone Rhatan bergetar di bawah bantalnya. Tanda ada panggilan masuk. Rhatan sudah hafal siapa pelaku yang sering meneleponnya pagi pagi seperti ini. Awalnya Rhatan mengabaikannya, namun karena deringnya tidak berhenti dari tadi terpaksa ia menjawab panggilan itu.
"Ck apasih lex?!!"
Dengan suara berat khas bangun tidur dan mata sayup Rhatan memaki Alex.
Yeah Alex Osvaldo salah satu sahabatnya yang selalu menelponnya pagi-pagi dengan motif "biar lu ngga telat ke sekolah" padahal sendirinya juga suka telat.
Sejujurnya Alex menelpon Rhatan setiap pagi hanya karena ingin mengganggu tidur nyenyak sahabatnya itu
"Widiih tumben di jawab, udah bangun lu?"
nah kan dibilang juga apa, alex nelpon cuman buat ganggu si Rhatan aja
"Tai lu. gua lupa buat mode senyap"
Rhatan kesal tapi ia masih menjawab telpon dari Alex dengan keadaan masih memejamkan matanya
"Hahaha hari senin ni bro, lu sekolah kaga?"
"Hm"
" Gua males banget, eh tapi si Zefan mau jemput kita, katanya biar kita ga telat mulu. Idih banget padahal 5 menit sebelum pelajaran dimulai kan juga telat namanya"
"...."
"Woy rhat?"
"Rhat?? Rhatannnn lu dengerin gua ga sih? Tidur lagi lu ye?"
"Anjir Zefan udah otw aja gila.. gua aja masih pake kolor"
"Ck dah lah"
Alex berbicara sendiri lalu mematikan panggilannya.
Zefano Abraham, juga salah satu sohib Rhatan. Zefan menjadi yang paling waras diantara dua syaiton tsb; Rhatan dan Alex. Sebenarnya mereka sama aja, tapi pemikiran dan tingkah Zefan lebih dewasa dari mereka berdua.
Diantara mereka bertiga sudah jelas hanya Rhatan yang sering telat datang ke sekolah, bahkan terkadang dia masuk ke kelas di saat sudah selesai jam istirahat pertama.
Alex awalnya mengikuti langkah syaiton dari Rhatan, tapi semenjak orang tua nya dipanggil terus menerus ke sekolah dan dia diancam akan di hapus dari daftar warisan, alhasil dia terpaksa menjadi murid teladan, iya teladan kok berangkat dari rumah pagi tapi nongkrong dulu di warkop baru deh pergi ke sekolah, dan sampe di sekolah ngepas banget sama pak Heri yang udah siap-siap mau menutup gerbangnya.
Dan Zefan? Jangan ditanya walaupun masuk satu geng dengan Rhatan tapi dia tidak pernah telat. Dia selalu berangkat cepat ke sekolahnya. Alasan dia berangkat cepat ke sekolah hanya satu, karena dia tidak betah berlama-lama di rumahnya, karena suatu hal
Jam dinding sudah menunjukkan pukul 07.39 yang artinya..
"Anjir cepet banget udah jam segini"
Rhatan terbangun lalu melihat jam dinding. Dia ngga kaget dan buru-buru mandi lalu bergegas pergi ke sekolah. Engga. Rhatan ga gitu. Liat sekarang dia malah asik santuy uhuy mainin handphone nya mengecek notif spam dari grup WhatsApp nya, ulah Alex dan Zefan yang ribut menggosipin guru seni budaya mereka yang terkenal cantik dan sexy, dan juga Aldrian, yang selalu mencuri perhatian setiap orang di sekolah itu.
Cih mengingat Aldrian membuat suasana pagi Derhatan jadi suram, ia teringat beberapa kali ia berurusan dengan gurunya itu yang sering memberinya hukuman, mulai dari bersihkan wc, lari keliling lapangan, nulis perjanjian sebanyak 100 kali, pokoknya dari A-Z semua udah Rhatan rasakan, tapi tak ada yang membuatnya jengah.
Sekitar setengah jam bersantai di tempat tidurnya kini ia berjalan malas bersiap untuk pergi ke sekolah nya. Ada alasan tersendiri mengapa ia tetap masuk sekolah, padahal bisa saja kalau dia mau dia berhenti sekolah, toh kedua orang tua nya sibuk dan tinggal di luar negeri untuk mengurus perusahaan pasti tidak akan mengetahuinya.
Seperti saat dia memberhentikan pembantu yang dipercaya orang tuanya, yang sudah mengurus dirinya sedari ia balita. Bagi Rhatan ia tidak membutuhkan seseorang untuk tinggal bersamanya atau merawat dirinya. Ia lebih nyaman tinggal sendirian, ya walaupun jadinya ia tidak terawat dan rumahnya yang lumayan besar itu selalu berantakan.
TBC
![](https://img.wattpad.com/cover/301878683-288-k595874.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
THE TROUBLE MAKER
FantasyAldrian yang merasa bersalah karena kejadian di masa sekolah nya berjanji kepada dirinya sendiri untuk mengubah dan menertibkan murid nakal disekolah dengan menjadi guru killer di SMA Harapan Bangsa. Hal itu membuatnya selalu berurusan dengan Derhat...