20 - Bisik-bisik tetangga

27.4K 3.5K 1.1K
                                    

Aku minta maap, part sebelumnya kalau masih agak kurang. Karena itu udh 1100 kata loh 🙂 tapi gpp, mungkin kalian suka sama cerita ini, sampai-sampai ngiranya itu dikit bgt, padahal emang udh banyak menurut aku 😅

Heh, aku saranin jangan gedeg-gedeg sama Agam. Kalian ga tau, tentang kehidupan dia. Nanti aku jelasin deh, supaya kalian tuh, ga kesel lagi sama Agam.

Sudah siap untuk membaca kisah manusia Random? Baiklah, sebelumnya kalian bisa vote terlebih dahulu 🦋

Rayan menemui Aziz di ruang keluarga. Ya, Husain sempat memberikan pesan, bahwa Abah Aziz ada di pesantren.

"Assalamualaikum, Bah." Rayan menyalimi punggung Aziz di sertai senyum manis.

"Waalaikumussalam. Bagaimana keadaan istri kamu? Menantu Abah baik-baik saja kan?" Aziz bertanya langsung, karena jujur saja, ia khawatir dengan keadaan Fira sekarang.

"Alhamdulillah, sudah mendingan, Bah."

"Alhamdulillah. Jaga baik-baik istri kamu, Ray. Abah menyayangi dia," ucap Aziz dengan wajah yang sungguh-sungguh.

"Pasti, Abah. Tetapi, Rayan harus segera membawa Fira pergi dari sini. Keadaan ini juga tidak baik untuk Fira. Di mana Agam pasti gangguin dia, juga santriwati yang usil akan kedatangan Fira ke pesantren ini."

"Santriwati? Berarti, ini di sengaja, Ray?"

Rayan mengangguk, "Menurut Fira juga Rayan, ini di sengaja. Mungkin sekarang lagi di urus oleh Ustadzah Alisya."

"Astaghfirullah Al Adzim. Siapa yang sudah berani mengusili menantu Abah? Harus benar-benar di keluarkan dari pondok pesantren ini."

"Apapun keputusan Abah, Rayan terima. Kalau gitu, Rayan permisi ke kamar dulu." Rayan pamit karena ada ustadzah Alisya yang sudah ada di ambang pintu.

"Baiklah, nak. Abah akan urus ini semua."

Setelah mendapatkan izin dari Aziz, Rayan berlalu pergi, cepat-cepat pergi ke kamar agar Fira tidak sendirian di sana.

Tok tok tok

Sebelum masuk, Rayan terlebih dahulu mengetuk pintu kamar. Membawa nampan berisi bubur hangat, yang sudah Zizah siapkan untuk Fira.

"Mas, kok lama?" Fira langsung mengerucutkan bibirnya.

"Mas minta maaf. Tadi ada Abah, juga mas sekalian ambilin bubur untuk Shafira. Di makan, ya."

Rayan meletakkan nampan, lalu mengambil mangkok berisi bubur hangat.

"Bismillah, yuk." Rayan hendak menyuapi mulut Fira, namun Fira menggeleng kuat.

"Gamau, ga doyan."

"Shaf, makan sedikit saja. Wajah kamu pucat loh. Kamu tidak mau, kan, kalau Ummi, sama Bunda khawatir?"

Fira menggeleng.

"Nah, makanya, ayo makan, sedikit saja."

"Ga doyan! Hambar!" Fira langsung mendorong mangkok itu pelan-pelan.

"Yah...... Padahal buburnya berharap di makan sama neng cantik." Rayan ikut mengerucutkan bibirnya, melakukan hal yang sama seperti apa yang Fira lakukan.

GUS RAYAN  [ • END • ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang