51 - Menjemput

18.8K 3.3K 2.1K
                                    

Hehe, maap saya telat up 😁 Ga biasanya emang up agak telat DIKIT. Inget, saya telat up dikit doang, ya🙄

Taburkan komentar di setiap baris 🌚

👁️👄👁️

Entah sudah berapa jam Azizah berlari terbirit-birit. Sampai saat ini, ia masih di kejar oleh preman-preman tadi yang ia temukan di warung.

Ya Allah, apa hamba nyerah saja? Perutku lapar, tapi hamba takut..... Takut jika mereka macam-macam kepada saya. Azizah berkata dalam hati, dengan kakinya yang terus saja berjalan.

Banyak pasang mata yang melihat dirinya, tapi herannya, mereka sama sekali tak ada niatan untuk membantu dirinya terlepas dari preman yang terus mengejarnya. Azizah lelah, benar-benar lelah.

Tiba-tiba saja, pandangannya memburam, sesegera ia menepi ke pinggir jalan agar ia bisa menyenderkan tubuhnya sebentar. Tak sempat memegang pohon di tepi jalan, tubuhnya tiba-tiba lemas, dan ia jatuh pingsan.

🌻🌻🌻

Keanu mengerjabkan matanya berkali-kali, mencoba untuk menormalkan penglihatannya yang sedikit memburam. Ia tengah tertidur di mobil semalaman, dan mobilnya pun, tak jauh dari pondok pesantren Nurul Huda.

Saat melihat dua santri yang melewati mobilnya, Keanu segera turun untuk bertanya kepada mereka.

"Assalamualaikum," salam Keanu dengan mengatupkan kedua tangannya.

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh." Kedua Santri itu sama-sama menoleh.

"Loh, Bang Keanu?" Haidar terkejut ketika orang yang bersalam itu ternyata Keanu, Abang sahabatnya.

"Haidar? Lo apa kabar?" Keanu langsung memeluk tubuh Haidar, begitupun Haidar membalas pelukan laki-laki bertubuh tegap itu.

"Kabar baik, Bang. Abang sendiri gimana nih? Makin dewasa aja yah. Bentar lagi udah punya anak, ya, kan?"

Tara yang mendengar itu langsung menyenggol lengan Haidar. Haidar baru ingat, anak Keanu meninggal karena ulah sahabatnya sendiri.

"E-eh, anu!" Haidar mencoba menggaplok mulutnya berkali-kali.

"Haha, udah gausah gitu, Dar. Gua tau, lo lupa, 'kan? Gua sekarang udah mulai ikhlas kok, walaupun dalam hati kecil gua masih rada ga ikhlas." Keanu tersenyum getir.

"Bang...... U SE TERONG!" Haidar mengangguk nganggukkan kepalanya seraya tangannya menepuk-nepuk pundak Keanu.

"Anjir, kalau lo kagak tau bahasa Inggris, jangan so-soan bego." Tara langsung menggeplak bokong Haidar tanpa santai.

"Halah, palingan masih lancaran gua bahasa Inggrisnya!"

"Dih, sotoy!!"

"Ye di bilangin lebih pinter gua!"

"Najis lah ngeladenin manusia kayak elo!"

Keanu yang menyaksikan adu bacot keduanya, hanya tersenyum tipis. Merasa ada yang kelupaan, Haidar menoleh.

"Eh, Bang, Haidar lupa kalau ada Abang." Haidar menunjukkan gigi putihnya dengan tangan yang menggaruk tengkuknya.

"Gapapa. Oh iya, Abang cuma mau tanya. Azizah ada balik ke pondok ini?"

Haidar menggeleng kuat. "Kalaupun istri Abang balik ke pondok ini, Haidar gatau, Bang. Haidar soalnya ga pernah ke area santriwati. Tapi kalau Abang mau, mau aku panggilin ustadzah Alisya?"

GUS RAYAN  [ • END • ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang