Seperti anak kecil lainnya, Hwanwoong sangat menyukai dongeng. Ketika neneknya membuka buku tebal berisi rangkaian kata, Hwanwoong selalu siap dengan selimut dan segelas cokelat hangatnya.
"Dia ada di kegelapan. Dia paling benci anak yang malas. Kukunya panjang dan menakutkan dan untuk menghindarinya, kau harus menghindari terbangun di malam hari dan jadilah anak yang baik dan rajin." Ucap nenek Hwanwoong sambil menutup bukunya.
Sudah kesekian kalinya, Hwanwoong mendengar cerita ini, tetapi dia tidak pernah bosan. Bulu kuduknya berdiri tapi dia suka sensasi itu.
Banyak dongeng yang berkembang sesuai dengan masyarakatnya, termasuk wilayah kerajaan ini. Hwanwoong adalah anak dari salah satu bangsawan, orang tuanya sudah lama meninggal dan sekarang ia tinggal bersama kakek dan neneknya.
Di kerajaan ini, ada sebuah cerita yang di gunakan untuk menakuti anak-anak. Dikisahkan ada seorang monster yang datang ke setiap rumah di kala semua sumber penerangan telah padam. Makhluk itu bertubuh besar dengan duri dan bulu kasar di sekujur tubuhnya. Kukunya panjang dan tajam, begitu juga dengan gigi taringnya. Matanya bercahaya merah di kegelapan. Para orang tua bilang, monster itu sangat suka dengan anak-anak pemalas yang suka mencuri makanan di malam hari. Dia akan memakan kepala dan merobek perut anak-anak.
Konon katanya, untuk menghindari makhluk itu, anak-anak tidak boleh terbangun saat semua penerangan telah padam. Tidak peduli jika ada suara-suara aneh yang mungkin membuat rasa ketakutan dan penasaran membuncah. Sebagai anak-anak yang masih tidak mengetahui apa-apa, Hwanwoong mempercayai hal itu. Cerita monster yang menjadi pengantar tidur itu secara tidak sadar membuat Hwanwoong menjadi penasaran, meski dia juga takut.
Hwanwoong tidak akan bisa tidur jika dia tidak mendengar cerita itu. Dan neneknya yang mulai menangkap keanehan mengenai cucunya itu, entah kenapa tetap menceritakan kisah monster dalam kegelapan tersebut.
Hwanwoong benar-benar percaya bahwa monster itu nyata dan bahkan dia bisa melihatnya dari sudut matanya. Tetapi Hwanwoong terlalu takut untuk memastikan keberadaan makhluk itu.
Ketika usia Hwanwoong sudah menginjak dua puluh tahun, kisah mengenai monster yang bersembunyi dalam gelap itu perlahan terkikis dari pikirannya. Dia bahkan tak lagi meminta neneknya untuk membacakan cerita itu. Hidupnya terlalu berat dan dia tidak punya waktu untuk sekedar berkhayal mengenai cerita yang digunakan untuk menakuti anak-anak itu.
Sampai ketika sebuah musibah menimpa daerah kediaman Hwanwoong. Ada pembunuhan yang terjadi secara acak di wilayah itu dan orang-orang dihantui rasa takut yang teramat besar. Karena keadaan orang yang dibunuh sangat mengerikan. Tubuhnya rusak tidak berbentuk dan ada kelopak mawar di atas mayatnya. Tidak ada yang tau motif pembunuhan itu, karena korbannya benar-benar acak dan saling tidak berhubungan.
Para masyarakat mulai gelisah karena pembunuhan itu semakin marak. Mereka mulai meminta bantuan kepada para penyihir, tetapi tidak ada yang mampu menangkap pembunuh itu. Bahkan korban semakin bertambah, ketika mereka meminta bantuan.
Wilayah itu benar-benar dihantui rasa takut. Tidak terkecuali keluarga bangsawan, karena pembunuh itu benar-benar tidak memandang bulu. Dia membunuh siapa saja. Dan tanda-tanda bahwa dia akan datang adalah aroma mawar yang akan tiba-tiba tercium di rumah korban.
Bahkan kerajaan sudah menurunkan penyihir terbaiknya, namun rupanya pembunuh itu jauh lebih kuat. Pembunuh itu digadang-gadang bukan makhluk hidup, mungkin penghuni dunia hitam.
Dan ada sebuah rumor yang beredar bahwa pembunuh itu adalah monster yang mereka ciptakan untuk menakuti anak-anak mereka. Karena ada saksi mata yang melihat mata merah bercahaya di dalam kegelapan. Meski hanya mata itu yang sesuai dengan deskripsi monster tersebut, orang-orang tetap percaya.
Hwanwoong tentu saja merasa gelisah. Dia tidak punya kemampuan sihir dan dia hanya pandai belajar saja. Jika suatu saat pembunuh itu datang kepadanya, Hwanwoong akan pasrah saja.
Malam itu, Hwanwoong benar-benar melupakan fakta bahwa ada pembunuhan di daerahnya. Tiba-tiba di tengah malam ia terbangun karena haus. Hwanwoong meraih air putih yang ada di samping tempat tidurnya. Ketika ia sudah merasa tenggorokannya cukup basah, Hwanwoong memutuskan untuk tidur kembali. Sampai aroma mawar memasuki indra penciumannya.
Hwanwoong bingung karena di rumah ini tidak ada yang menyukai bunga mawar, lalu darimana aroma ini berasal? Mawar juga bukan bunga yang akan mekar di malam hari. Hwanwoong benar-benar lupa mengenai pembunuhan yang diawali dengan aroma mawar.
Pemuda itu menyesali perbuatannya. Dia kini berdiri di atas tangga. Keadaan dibawah membuatnya membeku hingga proses pencernaan informasi di kepalanya terhambat.
Hwanwoong terdiam melihat makhluk bermata merah itu sudah membunuh neneknya. Makhluk itu lalu menaburi mayat wanita tua tersebut dengan kelopak mawar yang ia bawa. Warna merah darah dan warna merah kelopak mawar menyatu.
Makhluk itu mengangkat wajahnya yang ditutupi oleh topeng gagak. Hanya mata merah bercahayanya yang menandakan itu adalah wajahnya. Dia melihat Hwanwoong yang berdiri di atas sana. Mata mereka bertemu dan Hwanwoong tidak merasakan ketakutan yang seharusnya dia rasakan terhadap pembunuh itu.
"Siapa kau?" Tanya Hwanwoong menggema dalam ruangan besar itu.
Pembunuh itu memiringkan kepalanya, lalu sekejap mata ia sudah berpindah ke belakang Hwanwoong. Dia berbisik di telinga Hwanwoong yang melirik tajam, "Mimpimu."
Seharusnya ada napas yang mengenai kulit Hwanwoong, tetapi tidak ada yang Hwanwoong rasakan. Dia akhirnya sadar bahwa pembunuh ini bukanlah makhluk hidup. Bahkan monster saja makhluk hidup, lalu apakah dia ini?
Hwanwoong menatap diam pada setangkai mawar berduri yang melukai telapak tangannya. Pembunuh itu meninggalkan bunga merah itu di tangan Hwanwoong sebelum akhirnya menghilang bersama udara.
Pemuda berusia dua puluh tahun itu mulai melihat hal-hal yang seharusnya dia tidak lihat sejak saat itu. Hwanwoong bahkan bermimpi ketika ia tidak tidur sama sekali.
Halo aku datang membawa fic baru ;)
Tadinya aku mau masukin ini ke Rollercoaster tapi ideku lagi lancar, jadi aku putusin buat bikinin bukunya sendiri. Semoga feel-nya dapat, soalnya udah agak lama juga aku gak nulis genre ini huhuhu ಥ‿ಥ
KAMU SEDANG MEMBACA
FairyTale [RaWoong]
Fanfiction"Aku pernah bermimpi." "Mimpi apa?" Hwanwoong terdiam sejenak lalu menatap pria disampingnya, "Ada kau didalamnya." Pria itu mengangkat alisnya, "Benarkah?" Hwanwoong mengalihkan pandangannya, jiwanya berjaga-jaga. "Dalam mimpiku, aku mati." Hening...