4. Penyihir Lee

171 30 11
                                    

Kenyataannya, berapa pun seringnya Hwanwoong bermimpi, dia benar-benar tidak bisa terbiasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kenyataannya, berapa pun seringnya Hwanwoong bermimpi, dia benar-benar tidak bisa terbiasa. Mimpi-mimpinya mengerikan. Sangat aneh dan asing. Dia bingung. Mengapa ia bisa memimpikan itu semua?

Suara tarikan dan hembusan napas yang terburu, terdengar begitu jelas di dalam ruangan kamar Hwanwoong. Dia membuka matanya dan bertemu dengan mata Ravn yang berkilau kemerahan di depannya. Makhluk itu menindihnya.

Kulit Hwanwoong terlihat bercahaya di remang kegelapan. Cahaya bulan memasuki ruangan gelap itu dari sela-sela kain penutup jendela. Hwanwoong terdiam. Kedua tangan Ravn bertumpu di atas kasurnya. Tepat di samping kepalanya.

Makhluk itu terus melihatnya. Pada saat ini, walaupun Ravn menindih tubuh Hwanwoong, tidak ada beban yang dirasakan oleh pemuda itu. Ravn benar-benar terasa seperti angin malam. Tak ada tanda-tanda kehidupan sedikitpun.

Ravn mendekatkan wajahnya yang bertopeng pada Hwanwoong yang sudah bernapas normal. Tepat sebelum menyentuh hidung Hwanwoong, Ravn berhenti.

"Apa yang kau inginkan?" Tanya Hwanwoong pada akhirnya.

Ravn terdiam. Tidak ada yang tau apa yang ada dipikirannya sekarang. Mata merahnya juga tidak memancarkan emosi. Dia benar-benar kosong.

Mata jernih Hwanwoong memicing tajam. Dia berjaga-jaga.

"Bagaimana rasanya hidup tanpa diriku?"

Hwanwoong membeku ketika mata Ravn berubah menjadi mata manusia normal pada umumnya. Mata coklat yang dipenuhi kekosongan. Tepat setelah mengutarakan pertanyaan itu. Pertanyaan aneh. Apa maksudnya?

"Aku tidak mengerti." Hwanwoong tetap berjaga-jaga. Setelah bertahun-tahun di hantui oleh Ravn, ini pertama kalinya makhluk itu menunjukkan hal ini pada Hwanwoong. Dan Hwanwoong tidak tau ini pertanda apa.

Mengabaikan perasaan tidak enak dihatinya, Hwanwoong was-was menanti apa yang akan Ravn katakan selanjutnya. Jantungnya berdetak kencang karena takut. Ya, meksipun Hwanwoong terlihat tidak takut pada Ravn, dia sebenarnya ketakutan. Dia hanya terlalu pandai menutupinya.

"Kenapa kau meninggalkanku?"

Hwanwoong merasakan sesak di dadanya. Pemuda itu tampak gelisah dan tidak nyaman. Kali ini suara Ravn terdengar memiliki emosi. Emosi yang terlalu dalam hingga air mata jatuh dari sudut mata Hwanwoong.

Manik Hwanwoong memandang tepat di mata Ravn. Mata itu masih berwarna cokelat. Keduanya saling menatap dalam diam.

Hwanwoong tidak bisa menjawab pertanyaan Ravn. Karena dia tidak tau apa maksud makhluk itu. Ia juga tidak tau kenapa sekarang ia menangis.

Sangat jelas terekam di ingatan Hwanwoong, bagaimana mata cokelat itu berubah perlahan jadi merah menyilaukan hingga ia harus menutup matanya sesaat.

Ketika Hwanwoong membuka matanya lagi, Ravn sudah tidak ada disana. Makhluk itu pergi. Meninggalkan Hwanwoong dan air matanya di ruangan gelap penuh mawar itu.

FairyTale [RaWoong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang