Kejadian lalu dimana Hwanwoong pergi ke danau dan bertemu dengan penyihir Lee benar-benar membekas di ingatan pemuda itu.
Danau yang diisi oleh makhluk misterius dan juga penyihir Lee untuk pertama kalinya mengungkapkan kebenciannya secara terang-terangan kepada Hwanwoong. Dia sama sekali tidak mengerti. Apa yang ia lakukan pada penyihir Lee hingga dia sangat membenci Hwanwoong? Bahkan ini pertama kalinya dia bertemu dengan pria itu.
Belum lagi Ravn yang senantiasa menerornya menggunakan mimpi-mimpi aneh yang hampir setiap hari ia alami. Kali ini, dalam mimpinya dia bahkan mati. Dalam sehari, Hwanwoong bermimpi paling sedikit tiga mimpi. Semua mimpi-mimpi itu muncul bahkan saat Hwanwoong tidak tertidur. Dan semua mimpi itu sangat mendetail. Hwanwoong ingat setiap hal kecil mengenai semua mimpi-mimpinya. Terkadang akan muncul rasa familiar akan adegan-adegan yang terjadi dalam mimpi Hwanwoong, tetapi perasaan itu akan ditelan oleh perasaan sakit dan sesak di dada pemuda itu.
Dongju atau lily malam hanya mampu memulihkan kondisi Hwanwoong setelah hampir mati lemas karena mimpi-mimpi itu. Hal itu juga menjadi pertanyaan besar, sebenarnya mengapa mimpi-mimpinya begitu menguras energi? Bahkan Hwanwoong merasa bukan energi biasa yang dihisap oleh mimpi-mimpi ini, tetapi energi hidupnya sebagai manusia.
Hwanwoong ingin tahu mengenai semua hal aneh yang terjadi padanya. Hingga saat ini, ia berada di perpustakaan pribadi milik keluarga Yeo. Ruangan ini adalah ruangan rahasia, bahkan kakek Hwanwoong tidak mengetahui keberadaan ruangan itu. Karena memang hanya orang-orang dengan marga Yeo saja yang mengetahui keberadaan ruangan tersebut.
Pengawal seperti Geonhak pun tidak diperbolehkan memasuki ruangan itu. Hingga kini, Geonhak bersama dengan Dongju hanya bisa berjaga di luar ruangan saja.
Hwanwoong berjalan sembari memperhatikan dengan seksama setiap buku-buku yang berbaris rapi dalam raknya. Jari-jari pemuda itu menyentuh semua permukaan buku. Cukup lama Hwanwoong berada dalam ruangan ini. Tetapi ia tidak menemukan buku yang dia inginkan. Seingatnya, neneknya dulu memegang sebuah buku setiap membacakan cerita dongeng itu padanya. Hwanwoong juga sudah hampir lupa akan cerita pengantar tidur yang sangat ia sukai ketika ia masih kecil. Tidak ia sangka, makhluk dalam dongeng itu akan muncul di depan matanya.
Saat melihat satu buku yang cukup usang bersampul hitam, Hwanwoong menghentikan langkahnya. Pemuda itu menarik buku tersebut dari raknya lalu perlahan membuka buku itu.
Hwanwoong menatap diam pada lembar-lembar kosong di depannya. Sekali lagi, ia memastikan sampul buku yang menunjukkan sketsa sosok Ravn. Lalu, Hwanwoong mengembalikan buku itu ke tempatnya semula.
Dan ketika membuka buku tadi, Hwanwoong baru sadar jika ia sama sekali tidak merasakan kesedihan yang seharusnya saat neneknya meninggal.
Hingga saat ini, sudah lebih dari tiga tahun neneknya meninggal tetapi Hwanwoong tidak pernah sekalipun mengunjungi makam wanita itu. Bahkan rupanya sudah hampir terhapus dari ingatan Hwanwoong. Begitu juga dengan kedua orang tuanya. Hwanwoong tidak memiliki sedikitpun ingatan tentang kedua orang yang seharusnya memiliki tempat paling spesial di hati dan pikirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FairyTale [RaWoong]
Fanfiction"Aku pernah bermimpi." "Mimpi apa?" Hwanwoong terdiam sejenak lalu menatap pria disampingnya, "Ada kau didalamnya." Pria itu mengangkat alisnya, "Benarkah?" Hwanwoong mengalihkan pandangannya, jiwanya berjaga-jaga. "Dalam mimpiku, aku mati." Hening...