Hwanwoong tidak tahu harus memulai dari mana saat ini. Dia ingin mencari tahu mengenai maksud dari perkataan Ravn tempo hari. Karena jujur, Hwanwoong lelah dengan keadaannya saat ini. Tubuhnya tidak sanggup untuk menahan semua efek dari mimpi-mimpi yang ditunjukkan oleh Ravn hampir setiap malam. Hwanwoong hanyalah manusia biasa yang ingin menjalani hidupnya seperti manusia lainnya. Seperti saat ia belum bertemu dengan makhluk hitam bernama Ravn tersebut.
Sekarang selain Ravn, Kim Youngjo, Son Dongju dan penyihir Lee juga terlibat dalam hidupnya. Hwanwoong tidak suka. Hal-hal diluar nalar yang terjadi padanya tidak membawa dampak baik bagi Hwanwoong. Dia sudah dikucilkan dahulu dan sekarang selain dikucilkan, Hwanwoong juga dibenci dan menjadi target baru bagi orang-orang yang penasaran akan dirinya.
Benar. Kejadian dimana ia tidak mendapat bahaya apapun setelah bersentuhan langsung dengan Ranunculus, mau tidak mau menimbulkan kecurigaan diantara para bangsawan. Hingga orang-orang yang dulu tidak pernah melihatnya mulai menjadikannya sebagai target. Hwanwoong tidak nyaman dengan para bangsawan yang datang setiap hari ke mansionnya hanya untuk menanyainya hal-hal tidak berguna. Mereka tidak tahu, bahwa serbuk cahaya lily malamlah yang membuat ia mampu menghadapi racun Ranunculus. Dan tentu saja, Hwanwoong tidak akan memberitahu hal itu kepada orang-orang rakus ini.
Sekarang dirinya perlu fokus pada pencariannya. Manik Hwanwoong memandang Dongju yang setiap hari terlihat seperti boneka. Dalam artian, Dongju terlihat tidak hidup. Matanya tidak memancarkan aura kehidupan, mirip seperti Ravn.
"Bisakah kau menjelaskan siapa Ravn?"
Pertanyaan pertama yang Hwanwoong lontarkan kepada Dongju yang mengangkat kelopak matanya perlahan. Manik hitam itu menatap Hwanwoong intens sebelum membuka mulutnya.
"Dia adalah jiwa yang kesepian."
Jawaban Dongju sama sekali tidak membuat Hwanwoong puas. Lima kata itu malah menambah rasa ketidaktahuan pemuda Yeo itu.
"Aku perlu tahu mengapa dia ada disekitarku. Kau tentunya tau makhluk apa dia dan mengapa dia melakukan pembunuhan itu. Aku ingin tau semuanya."
Dongju mengalihkan pandangannya kepada seekor burung gagak bermata merah yang kini bertengger di salah satu kuntum bunga mawar. Pemuda itu menatap agak lama kesana, hingga membuat Hwanwoong juga mengalihkan perhatiannya.
Hwanwoong tidak tahu harus bereaksi apa terhadap Ravn yang kini menatapnya dari wujud burung gagaknya. Mengapa tiba-tiba makhluk itu ada disini?
Pemuda itu lupa, jika selama ini Ravn selalu bertindak semaunya.
"Tuan tidak ingin aku mengatakannya padamu." Ujar Dongju tanpa mengalihkan pandangannya dari Ravn.
"Tuan?" Hwanwoong memandang Dongju bingung.
Jadi Ravn adalah tuan dari lily malam? Jika benar begitu, mengapa makhluk itu malah cemburu terhadap bawahannya. Hwanwoong masih ingat dengan jelas bagaimana Ravn mengatakan dirinya lebih baik dari lily malam. Dan lagi, mengapa kedua makhluk ini memilih berada di sekitarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FairyTale [RaWoong]
Fanfiction"Aku pernah bermimpi." "Mimpi apa?" Hwanwoong terdiam sejenak lalu menatap pria disampingnya, "Ada kau didalamnya." Pria itu mengangkat alisnya, "Benarkah?" Hwanwoong mengalihkan pandangannya, jiwanya berjaga-jaga. "Dalam mimpiku, aku mati." Hening...