02

84 10 0
                                    

Enjoy!!!

Kelas Al tengah ramai saat ini, ia duduk di kursi paling belakang dan didepannya ada Ajis. Hingga kelas tiba-tiba senyap saat seorang Dosen dengan kacamata di hidungnya dan wajah tampannya membuat para siswi didalam kelas itu kagum. Tapi lain hal dengan Al yang melihat itu dengan tatapan kesal, menurutnya cara berpakaiannya yang Kuno membuat ia muak sendiri. Hem kotak-kotak berwarna merah yang dimasukan ke dalam celana jeans nya, dengan kacamatanya. Cih, sungguh kuno. Oh, jangan lupakan rambutnya yang seperti mangkok mie ayam berjalan. Al suka pelajaran yang di ajar oleh Satya, ia hanya tidak suka pada Satya.

Satya selama mengajar hanya melirik-lirik sebentar kearah Al, dan pandangan mereka sempat bertemu tapi Al lebih dulu mengalihkan pandangannya.

Selesai jam pelajaran pertama, saatnya jam makan siang. Setelah ini Al dan Ajis akan ada praktek. Saat di jalan menuju ke kantin, Al dan Ajis berpapasan dengan Satya, Ajis menyapa dengan hormat, tapi tidak dengan Al.

'Wajahnya sungguh memuakkan' batin Al.

Satya membalas salam Ajis dan melenggang pergi.

"Al, gila lo ga sopan banget sama Dosen sendiri" Ucap Ajis tak percaya.

"So? Gue harus apa? Membungkuk 90°? Ck" Balas Al jengah.

"Setidaknya lo sapa kek, malah buang muka"

"Ck, cerewet lo Jis, mau makan kagak lo? Udah abis 10 menit cuma berdiri" Al melenggang pergi tanpa mempedulikan jawaban Ajis.

"Sensi lo!" Ajis menghampiri Al dan berjalan bersama.

"Bima, Leo kagak ikutan?" Tanya Al pada Ajis, oiya mereka sudah sampai di kantin.

"Katanya si kagak, ada pelajaran tambahan dari pak Mark" Jelas Ajis.

Al hanya mengangguk menanggapi, mereka mencari tempat duduk lalu memesan makanan. Ajis yang melihat Al melamun tak seperti biasanya, heran.

"Al"

Tidak ada jawaban.

"Al"

Masih sama tidak ada jawaban.

"Albiza Chandrawinata! Kuping lo anjir"

"Oh, ya kenapa Jis?" Jawab Al yang akhirnya tersadar dari lamunannya.

"Oh ya Oh ya, gue yang tanya. Kenapa lo? Tumben bengong, lo liat ayam beranak dijalan? Atau kucing bertelur?" Tebak Ajis.

"Pala lo kucing bertelur!"

"Ya makannya jawab anjir, bisu lo?" Ajis mulai emosi hanya dengan berbicara dengan Albiza Chandrawinata.

"Kagak ape-ape" Jawab Al spontan.
(Gapapa)

"Halah, mulut lo bilang kagak, mata lo noh jelalatan kesana kemari mencari alamat deng-deng" Jika kalian kira Ajis kalem, oh tidak bestie, karna Bima lah mereka yang kalem menjadi siluman Popo.

Al hanya diam, ia bingung sekaligus gelisah. Apakah Al harus memberitahu ke Ajis? Apakah itu perlu? Lalu bagaimana reaksi Ajis setelah tau?.

Bom! Pertanyaan-pertanyaan yang terus berputar di kepala Al. Mungkin Al harus merahasiakannya sebentar lagi.

"Kagak, gue agak bingung aja sama tugas yang dikasih Pak Satya tadi" Ajis hanya manggut-manggut menanggapi, seorang Albiza bingung sama pelajarannya pak Satya? Mustahil, pikir Ajis.

Setelah itu makanan yang mereka pesan datang dan mereka segera makan.

Selesai dengan semua kegiatan melelahkan itu, keluar dari lab Al dan Ajis langsung menuju parkiran, karna disana sudah ada Bima dan Leo.

𓃠By. FersyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang