04

74 5 0
                                    

Enjoy!!!












"Al, bangun Al" Ucap Kenzie yang sekarang berada di depan kamar Al dengan mengetuk pintunya.

Satya menghampiri Kenzie yang sedang membangunkan Al. "Bun, boleh Satya?" Maksudnya, boleh ga kalo Satya yang bangunin, Kenzie mengangguk lalu meninggalkan Satya sendirian didepan kamar Al.

"Al" Satya mengetuk pintunya beberapa kali dan akhirnya dibukakan oleh Al.

"Akhirnya, ayo Al tidak lupa kan?" Ucap Satya dengan berdiri dan meletakkan kedua tangannya ke dalam saku.

Jika seperti ini Al akui Satya tampan, Ah! Tidak Al berhalu saja! Dia tetap culun bagaimanapun pakaiannya, karna rambutnya lah ia terlihat culun. Rambut mangkok!!

"Hey ayo, kenapa melamun? Apa aku tampan? Cepat bersiap Al" Ucap Satya dengan memperhatikan dirinya di cermin milik Al.

"Nggak usah ngaca terus, kaca gue retak nanti" Ucap Al malam, kepalanya sedikit pusing karna langsung bangkit dari kasur.

"Iya sayang, lucu banget wajah kamu. Cepet siap-siap" Ucap Satya dengan senyum bulan sabitnya.

Gimana Satya ga gemes, wajah bantalnya Al bikin pipi dia 2 kali lebih tembem dari biasanya.

Al sempat terkesima dengan wajah bulan sabitnya, karna bagaimanapun matanya ikut tersenyum. "Sayang pala lo!" Akhirnya Al sadar dan melalui Satya dengan mengambil handuk.

Satya terkekeh, ia sedikit mengelilingi kamar Al yang mungkin sedikit lebih besar dari kamar miliknya.

"Al mau ga ya tinggal dirumah kecil" Gumam Satya gusar. Ia tak memiliki uang yang banyak untuk membeli rumah besar. Mobil saja tidak punya, sedangkan Al bolak balik ke kampus menggunakan mobil. Bagaimana Al bisa nyaman dengan itu. Menghela nafas kasar, Satya merebahkan dirinya di kasur Al dan menutup matanya sebentar, memikirkan bagaimana nasib rumah tangganya nanti jika ia terus bekerja seperti ini, sebenarnya tidak masalah dengan bekerja sebagai dosen, toh gajinya juga lebih dari UMR. Tapi mana cukup hanya 5 juta untuk 1 bulan? Apalagi Satya tidak akan hidup sendirian lagi.

Sebenarnya Satya ditawarkan untuk bekerja di perusahaan Seno. Ia masih memikirkannya. Mungkin demi kehidupan rumah tangganya ia harus menyingkirkan impiannya yang sejak dulu ia inginkan, tentu saja impiannya menjadi seorang dosen.

Al yang baru saja keluar dari kamar mandi terkejut melihat Satya yang masih didalam kamarnya, dan malah tidur?.

"HEH! KELUAR LO! GUE KIRA UDAH KELUAR, GUE MAU GANTI BAJU SIALAN!"

Satya yang diteriakki seperti itu terkejut tentu saja. "Dasar, ganti baju saja. Aku juga ingin melihatnya" Ucap Satya usil, ia mengeluarkan kekehan nya tanpa suara.

"Keluar ga! Kalo ga gue teriakin bunda dari sini" Ancam Al.

Sebenernya Satya tidak masalah dengan itu, tapi dari pada rumit Satya memilih untuk keluar. "Iyaa saya keluar" Setelah mendengar pintu ditutup Al keluar dan segera mengunci pintu kamarnya, berjaga-jaga jika si culun itu masuk tanpa panggilan.

"Pake baju apaan anjir, ini aja deh"

Selesai bersiap-siap, Al turun kebawah dengan rapi dan cantik? Ouu sepertinya Satya terpesona dengan itu.

'Manis' batin Satya.

Ini yang dipake Albiza

Ini yang dipake Albiza

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𓃠By. FersyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang