1

550 63 6
                                    

04.00am

Alarm berdering cukup keras membuat Wendy terbangun dari tidurnya, tidak terhitung sudah berapa kali dia tertidur di meja kerjanya karena selalu bekerja tengah malam. Dia melepaskan kacamata dan melihat ponselnya, jadwal kegiatannya hari ini sudah tertera pada notifikasi alarmnya.

Sembari meregangkan tubuhnya, dia merapikan pekerjaannya dan mematikan laptop. Sudah dua tahun sejak dia hiatus menulis, sebenarnya dia ingin berhenti tetapi permintaan selalu saja datang. Perusahaan penerbit selalu menunggu karya-karyanya maka dari itu dia kembali melanjutkan pekerjaannya sebagai penulis.

Wendy kemudian berdiri lalu melemparkan tubuhnya ke ranjang, setiap harinya dia merasa sangat lelah tetapi dia selalu punya alasan untuk bertahan.

Ponsel berdering membuatnya terkejut dan kembali membuka mata, terlihat nama Gissele yang merupakan manajernya tertera di layar ponselnya.

Wendy : halo...

Gissele : sudah bangun?

Wendy : hmm, baru saja. Ada apa?

Gissele : jangan lupa hari ini ada acara launching buku terbarumu, aku akan menjemputmu jam 07.00 nanti.

Wendy : bolehkah aku meminta sesuatu?

Gissele : apa itu?

Wendy : aku butuh vitamin, dua.

Gissele : baiklah, aku akan membawakannya.

Wendy menutup teleponnya dan kembali memejamkan mata.

Wendy menutup teleponnya dan kembali memejamkan mata

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

06.00am

Wendy meraih ponselnya dan langsung turun ke lantai bawah, dilihatnya Joy sedang sibuk di dapur membuat sarapan.

"di mana Seulgi?" tanya Wendy sembari mengambil air minum di kulkas.

"Eonnie, aku terkejut!" Joy sedikit tersentak dengan kedatangan Wendy.

"maafkan aku..." Wendy tersenyum kemudian duduk.

"lagipula bukannya menyapa adikmu tapi malah menanyakan Seulgi" Joy geleng kepala sembari membawa dua piring berisikan telur mata sapi.

"kamu tahu 'kan kenapa aku menanyakannya?" ucap Wendy.

"iya aku tahu" sahut Joy mengangguk.

Wendy langsung melahap telur mata sapi buatan adiknya, Joy memperhatikan Wendy yang begitu menikmati sarapannya.

"bagaimana kabarmu hari ini?" tanya Joy.

"I'm good!" jawab Wendy tersenyum cerah.

Joy hanya bisa mengiyakan padahal dia tahu bahwa kakaknya itu begitu kelelahan terlihat dari wajahnya. Wendy begitu pintar menyembunyikan apa yang dia rasakan dan bisa terlihat begitu bahagia di depan orang lain.

Can We? [season 2]Where stories live. Discover now