Di tempat lain...
Gissele terlihat begitu senang ketika menerima telepon dari Wendy, dia benar-benar tidak menyangka Wendy akan mempercayakan hal itu padanya. Bukan karena dia menyukai Wendy, tapi dalam lubuk hati yang paling dalam dia sangat ingin bisa ikut membantu merawat Irene. Dia percaya bahwa Irene akan kembali sembuh terlebih lagi Wendy selalu setia berada di sampingnya.
Suara ramai membuat Gissele teralihkan, dia yang sedang berada di jalan menuju kantor penerbit harus menghentikan langkahnya karena suara ramai tersebut dan dengan segera mencari arah suara tersebut. Dia mendapati seorang wanita yang sedang berteriak sekencang-kencangnya, di sana sudah banyak orang yang mengelilingi hanya memperhatikan dan tidak berbuat apa-apa. Dengan segera Gissele berlari menghampiri dan berusaha untuk membubarkan kumpulan orang yang ada di sana.
"permisi..." ucap Gissele masuk ke dalam kerumunan.
"hey, tenanglah!" Gissele langsung memeluk wanita yang sedang berteriak.
Beberapa kali dia berusaha menenangkan wanita tersebut, Gissele bahkan tidak mengerti dengan situasi yang dialaminya. Menyadari kerumunan semakin ramai, Gissele berusaha untuk menyuruh orang-orang di sana untuk pergi.
"tolong pergilah, ini bukan tontonan!" teriak Gissele.
Orang-orang yang berkerumun pun kemudian pergi meninggalkan mereka berdua dan Gissele kembali menenangkan wanita tersebut.
"hey, hanya ada aku di sini. Tenanglah..." Gissele masih memeluk wanita itu sembari mengelus bahunya.
Wanita itu kemudian menghentikan teriakannya dengan nafas yang tersengal, dengan segera Gissele membawanya ke sebuah coffee shop yang ada di belakang mereka.
==========
"duduklah, aku akan mengambilkan air" ucap Gissele yang kemudian berlari mengambil air.
Gissele memberikan segelas air pada wanita itu, dia melihat tubuh wanita itu bergetar.
"tenanglah, kamu aman di sini" ucap Gissele sembari menggenggam kedua tangan wanita itu, tangannya pun berkeringat dingin.
Setelah beberapa menit kemudian, wanita itu terlihat lebih tenang dan tubuhnya sudah tidak bergetar. Dia bahkan menghela nafasnya berkali-kali berusaha untuk menenangkan diri, Gissele lega melihatnya.
"tunggu, sepertinya aku pernah melihatmu" ucap Gissele.
"benarkah?" sahut wanita itu.
"biarkan aku mengingatnya" Gissele memejamkan matanya berusaha mengingat.
"aah, kemarin kamu yang datang di acara launching novel Son Seungwan 'kan?" tanya Gissele.
"iya benar, saya datang kemarin" jawab wanita itu.
"iya, hanya kamu yang diajak berbicara cukup lama" ucap Gissele.
"saya Gissele, saya adalah manajernya Son Seungwan" ucap Gissele mengulurkan tangan.
"saya Karina. Maaf jika sudah merepotkan" Karina merasa menyesal sembari menyambut uluran tangan Gissele.
"tidak perlu meminta maaf, aku hanya melakukan hal yang seharusnya dilakukan. Apakah kamu sudah lebih baik sekarang?" tanya Gissele khawatir.
"iya, sudah lebih baik. Saya masih sedikit kaku jika bertemu dengan orang yang begitu banyak, tapi saya harus melatihnya sebagai salah satu pemulihan" jawab Karina.
"pemulihan?" tanya Gissele bingung.
Belum sempat dijawab, ponsel Karina berdering. Dengan segera dia menjawab panggilan tersebut dan mengabari orang yang ada di telepon tersebut di mana dia berada sekarang.
