19

1K 50 8
                                    

Bagas meremat rambut belakang Ren pelan. "Rian.. udah"

Rian nurut buat ngeluarin penis Bagas dari mulutnya. Tapi mata nya masih fokus liatin penis Bagas yang- abcdefghijklljfsr.

Bagas mendorong pelan bahu Ren, mengarahkannya untuk kembali tiduran. Ren membuka kedua paha nya tanpa disuruh.

"Bagas.." racau Ren dengan muka merah padamnya.

Bagas kembali mencium bibir kissable Ren dan sesekali mengecupnya. Tangannya turun untuk mengarahkan ujung penisnya ke lubang Ren.

Ren meremat kedua lengan Bagas, merasakan kepala penis Bagas di bibir hole nya membuat hole nya kembali mengedut.

Bagas mengecupi wajah Ren.

"Sayang, tahan ya"

Ren masi belum bisa mengartikan kata kata Bagas tadi. Apa? Sayang? "AH- mmhh" Ren menggigit bibir bawahnya kuat kuat saat Bagas memasukannya sekaligus. Ren tidak bisa menahan air mata nya. Perih.

Bagas terus mengecupi dahi Ren. "Maaf yaa, nanti kalau pelan pelan makin sakit"

Ren menatap Bagas. Mengangguk pelan.

"Gas gede banget"

Bagas tidak bisa menahan senyumnya. Bisa bisa nya Ren ngucapin kata kata frontal kaya gitu.

Bagas mulai menggerakan pinggulnya perlahan. Ren masih saja menahan rasa sakit di lubangnya. Mencoba untuk tidak meringis agar Bagas tidak mengkhawatirkannya.

Bagas menautkan jari jari nya dengan milik Ren. Menahannya kedua tangan Ren di samping badannya. Nafasnya mulai terdengar tidak teratur. Ren hanya bisa mengagumi temannya yang bertambah sexy berkali kali lipat dengan peluh di wajahnya dan penis yang menyumpal lubangnya.

"Ahhh.." Ren mendongakan kepala nya, memejamkan mata menikmati sensasi saat Bagas menyentuh prostatnya.

Seakan mengerti, Bagas menumbuk titik itu semakin intens. Menggerakan pinggulnya semakin cepat, sesekali menggeram rendah karena demi apapun Rian nikmat sekali.

"Mmhh hnghh more ah faster" racau Rian menyuruh Bagas bergerak lebih cepat untuk mengejar puncaknya.

Pinggul Ren ngegelinjang nerima gerakan Bagas yang semakin cepat tanpa henti. Kelojotan dirojokin Bagas.

"Fuck, ahhh"

Bagas merasakan cairan Ren mengotori perut dan dada nya. Tapi dia tidak berhenti disana, terus saja menumbuk titik yang sama membuat Ren kembali melenguh.

"Ahhh.. Bagas.. kapan keluar"

Bagas menaikan satu kaki Ren ke bahu nya, kembali menggerakan pinggulnya yang entah kenapa terasa menusuk Ren semakin dalam.

Nafas Ren berderu, "gas.. ahh enakk mmh"

Bagas ngekeh pelan, tapi tidak mengganggu kegiatannya. Sama sekali tidak menurunkan kecepatannya.

Ren melepaskan tautan jari Bagas, mengalungkan tangannya di leher Bagas. Membawa Bagas mendekat dan menciumi bibir Bagas.

"Hmm ganteng" Ren mengusap rahang tajam Bagas. "A-ahhh" Ren memejamkan mata nya erat. Tanpa sadar mencakar pundak Bagas melampiaskan rasa sakitnya saat Bagas menghentaknya. Sebenernya enak si hehe.

"Rian.." panggil Bagas agak serak.

"Hngg ah" Ren mencoba membuka mata nya hanya untuk menatap Bagas.

"Mmh ah mau keluar"

Ren senyum, udah tau kan penis kamu kedutan di dalam aku wkwkwk "keluarin aja, di dalem gapapa"

Nafas Bagas berderu, masih menggenjot lelaki di bawahnya dan kemudian menghentakan pinggulnya, mengeluarkan calon calon anaknya. Bersamaan dengan Ren yang juga mencapai puncaknya begitu Bagas menghentaknya.

Bagas membawa Rian ke dalam pelukannya, menyelimuti tubuh polos mereka. Sesekali Bagas memberikan kecupan di pipi dan juga bibir Ren. "Thank you"

Ren senyum, "no, thank you"

"Tidur ya?" Bagas mengusap poni Ren dan mencium keningnya.

Ren masi senyum senyum liatin Bagas, ngegeleng. Gamau tidur.

"Kenapa? Sakit ya? Bagas kasar ya?"

Ren makin senyum lebar denger pertanyaan Bagas. Ngegeleng lagi.

Bagas memeluk Ren erat.

"Kenapa mau sama gue?" Tanya Ren

"Maksudnya gimana?"

"Ya.... Lu kan.. itu.. ga pernah suka orang.. terus gue Kan.. cowo.. it's your first time, isn't it?"

Bagas ngernyit ga suka. "Gaboleh ngomong kaya gitu. I'm so lucky to have you"

"Hehhhh, i'm not yours btw"

"Have you here, with me, in my bed"

Ren gabisa nahan senyumnya. Ahhhhhhhhhh. Bagas lama lama ngalahin damian perhatiannya.

"Be mine then"

Ren loading.

Bagas ngecup dahi Ren lagi. "Rian, nanti Bagas minta nya lebih romantis ya. Tunggu ya"

Ren langsung aja meluk Bagas erat, terharu. Gapernah ya dalam hidupnya ada yang sebegini sweet nya ke dia.

"Tidur ya? Atau mau mandi?"

Ren geleng. Gamau apa apa sumpah. Bagas is everything he need.

Tunggu. Ya sejak kapan dia homo anjir? Lahhhh bukannya Ren suka sama cewe, yaaa meskipun selama ini belom pernah naksir cewe sii.

Lah Bagas juga? Sejak kapan homo?

Btw, ARSEN GIMANA DONGGGGG. Ih kalo Ren pacaran sama Bagas ARSEN BIJIMANA.

INI TEH ARSEN UDAH BERDIRI DI DEPAN RUMAH RIAN DARI BALIK SEKOLAH.

Ditelfon telfon ga diangkat lagi.

Gatau apa dingin banget lagi ujan.

"Aditya.. kamu dimana"

Pak kan hp nya Aditya di kamar mandi dalem kantong celana nya.

Pak kan hp nya Aditya di kamar mandi dalem kantong celana nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
keep quite 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang