friends

2.1K 97 6
                                    

Arsen bangun pagi ini seperti biasanya. Tapi kemarin, Ren masih ada di samping nya. Kemana dia sekarang?

Arsen bangun dan mencari Ren di luar. Dia tersenyum mendapati Ren ada di dapur. Ren sudah rapi dengan seragam baru yang dibawakannya semalam. Arsen segera menghampiri Ren dan memeluknya dari belakang. Itu terjadi tanpa direncanakan otaknya. Memeluk Ren seperti sebuah reflek tubuhnya.

Ren menegang merasakan tangan pak Arsen melingkari pinggangnya. Ren bisa mendengar deru nafas berat Arsen yang baru bangun. Dia sudah tersiksa dengan mendengarnya semalaman. Apa belum cukup?

Arsen mengerjapkan matanya memperhatikan apa yang Ren lakukan di dapurnya.

"Mandi sana" titah Ren sambil mencuci peralatan masaknya.

Arsen menggeleng. Dia ingin manja. Kenapa sifat Ren sangat lembut dan keibuan?. Ren tersenyum dan mengecup pipi Arsen dari samping. "Mandi dulu sayang"

Arsen terkejut menerima perlakuan Ren yang tiba tiba. Bahkan setelah dia mengasari nya berulang kali kenapa Ren masih bersikap baik dan ceria seperti ini?

Ren sendiri tidak tahu. Dia sudah terbiasa memberikan apa yang orang lain butuhkan. Menurutnya, bagaimana pun suasana hati dan karakternya. Ren akan dengan sendiri nya perhatian saat orang lain membutuhkannya.

 Ren akan dengan sendiri nya perhatian saat orang lain membutuhkannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sejak tadi pagi datang ke sekolah, Ren bersikap sangat aneh. Dia tidak banyak bicara dan terus mempertahankan wajah datarnya. Dia bahkan tidak tertawa sebanyak apapun teman temannya membuat lelucon.

"Lu kenapa sih?"

Ren diem ngeliatin Bagas.

Bagas menyerngit dan melempar Ren dengan kuaci nya. "Ya! Lu pikir lu diem doang liatin gua gitu gua bakal ngerti?!"

Kendra yang duduk di samping Ren tiba tiba menyingkap kerah seragam Ren

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kendra yang duduk di samping Ren tiba tiba menyingkap kerah seragam Ren. Dia membelalakkan mata nya.

"What the-

Ren diem biarin malah miringin kepala nya ke samping ngebiarin Kendra merhatiin lehernya.

Tatapan Ren masih kosong entah fikirannya pergi kemana.

Kendra membuka dua kancing teratas kemeja Ren dengan cepat.

Bagas mengepalkan tangannya. Dia tidak pernah melihat seorang Rendrian semenyedihkan ini. Air mata Ren turun bahkan tanpa Ren menyadari nya.

"Damn. Siapa yang ngelakuin ini ke lu?" Bagas bahkan hampir melukai tangannya sendiri karena terlalu erat mengepalkan tangan.

Ren menatap bagas dan menempelkan jari telunjuknya di mulutnya sendiri. Mengisyaratkan Bagas untuk tetap diam dan tidak melakukan apapun.

"Bilang sama gua Rian! Astaga kita udah temenan lama" kendra memukul dada Ren antara kesal dan frustasi karena tidak tahu harus melakukan apa lagi.

Ren memejamkan mata nya sejenak, menarik nafas dan menampilkan senyum nya. "Makan yuk. Laper"

Damian dateng sama Dion. Damian bawa beberapa map dan Dion bawa setumpuk buku di tangannya. Emang dua ketua kelas ini sibuk kadang. Kadang loh.

"Ngapain kalian disini?" Tanya Damian heran ni tiga temennya kaya gembel aja ngemper disini. "Ah iya, Rian lu kemaren kemana?"

Dion yang ngerasa ada yang ga beres duduk di samping Ren, Dion natap mata Ren. Dia menemukan banyak luka dan kesedihan disana. Dion segera memeluk Ren dan mengusap punggungnya.

Bagas membisikan sesuatu pada Damian untuk menceritakan semua nya.

Ren hanya diam. Dada nya sesak. Rasanya dia bisa menangis sesenggukan disini tanpa alasan yang jelas.

Damian hampir merusak dokumen di tangannya.

Damian menarik tangan Ren paksa. Membawanya ke toilet laki laki. Anak anak mengikuti Damian dan Ren dengan sigap. Bagas langsung mengunci pintu begitu mereka tiba disana.

Damian membalikan badan Ren untuk membelakangi nya. Ren berdiri menghadap cermin dan menahan tangannya di pinggiran meja wastafel persegi panjang itu.

Damian menurunkan celana seragam Ren.

Kendra memundurkan langkah nya.

Rendrian nya. Sialan. Apa yang guru itu tahu mengenai Rian mereka. Semua orang punya masalahnya masing masing. Hanya karena Rian bersikap menyenangkan setiap hari bukan berarti dia tidak pernah sakit.

Rian hanya tidak pernah mempedulikan dan terlalu memusingkan masalahnya. Dia sudah sangat bersyukur dengan semua yang tuhan berikan padanya dan itu lebih dari cukup.

The essential part of happiness is life with enough.

Rian bahkan tidak merasakan kasih sayang orang tua nya. Kenapa seseorang menghancurkan hidup nya dengan begitu keji.

"Bangsat" Dion memukul dinding dengan buku nya keras.

"Ma.." lirih Ren mengingat kembali kejadian dimana dirinya dimasuki.

Damian merapikan kembali seragam Ren dan memeluknya erat, penuh kasih sayang.

Bagas diam di tempatnya. Dion dan Kendra keluar dari sana. Mereka tidak bisa melihat Ren seperti ini.

Bagas menutup pintu nya dengan keras. "Siapa lagi?! Pasti dia yang dateng bareng Rian pagi ini."

"Kita harus aduin ke kepsek" Dion hendak berjalan tapi Ren menahan tangannya.

"Jangan. Gua mohon. Please.."

Dion menahan amarahnya. "Kenapa?! Lo kasian sama bajingan itu?!"

Ren menggeleng cepat. "Ini salah gua juga. Gua cuma, gua.. please vin gua malu. Jangan ada yang tau" Ren berlutut di hadapan Dion.

Dion duduk mensejajarkan dirinya dengan Ren. Dia menghela nafasnya, lalu mengusap pipi Ren. Ah kenapa Ren terlihat seperti bayi sekarang. Bayi besar.

"Tolong.. pura pura gatau" Ren memohon pada mereka. Dia hanya ingin, melupakannya.

"Kalian ngapain! Bu nindy udah masuk kelas!" Tian terengah abis lari larian nyariin geng nya yang ternyata ada di depan toilet dengan tidak elitnya.

"Apa? Ada apaan?!" Tian bingung liat temen temennya.

"Ga ada. Ayo balik" Bagas nyeret Tian buat ke kelas. Diikuti Ren dan yang lain.





.




.



dua ketua kelas kece kita

Dion Alvin Nugroho danDamian Digantara Pradana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dion Alvin Nugroho
dan
Damian Digantara Pradana

keep quite 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang