more?

1.7K 67 0
                                    

Ren melepaskan kancing kemeja Arsen dengan tergesa, sesekali menatap Arsen dengan mata sayu nya sambil fokus melepaskan kemeja pak Arsen.

Arsen hanya fokus memperhatikan Ren, memandangi wajah tampan Ren sambil mengelus rahangnya. Ren tersenyum mendapati Arsen mengelus rambutnya perlahan.

"I miss you"

"I miss you more" Ren memegang pergelangan tangan Arsen dan mencium punggung tangannya.

Arsen tertegun. kemudian mengecup dahi Ren perlahan.

Ren senyum lagi. Seperti nya sudut bibirnya tidak akan berhenti naik ke atas karena dia sangat bahagia. Ren mengecup pelan bibir Arsen lagi.

Arsen menanggapinya, memiringkan wajahnya dan melumat pelan bibir Ren, tangannya tidak tinggal diam menangkup bongkahan sintal Ren dan meremasnya.

Ren keringat dingin, mendongakan kepala nya dan memejamkan mata nya menikmati setiap sentuhan pria paruh baya diatasnya. Ren meremat lengan Arsen melampiaskan rasa frustasi nya mengingat hole nya yang terus berkedut, ingin dimasuki.

"A-ah.."

"Fuck, damn sexy" Arsen segera melucuti celana Ren Dan membuka kaki jenjang Ren lebar lebar. Tanpa sadar, mengecup dahi Ren membuat hati Ren menghangat, bagaimana menjelaskannya? Ren.. sangat, bahagia..

Arsen mengusap nipple kiri Ren yang masih tertutupi seragam tapi sudah membuat Ren tak karuan. Tangan Arsen turun untuk mengusap kejantanan pemuda di bawahnya. Apa yang merasuki otaknya? Biasanya, dia sangat kasar.. tidak peduli apakah Ren menikmati nya atau tidak.

"Mmhh.." Ren masih menyembunyikan retina nya dibalik kelopak mata nya sambil sesekali meremas lengan guru nya, miliknya sudah bangun dibawah sana dengan hole yang terus berkedut. Menantikan permainan inti yang sebelum nya, begitu menyakiti nya. Tapi dia menyukai setiap sentuhan Arsen dan demi apapun, otaknya tidak bisa berhenti memikirkan dan mendambakan sentuhan itu lagi meskipun Ren terus menyangkalnya.

Ren membuka matanya perlahan. "Pak.." panggil nya dengan suara berat nya dan nafas berderu menahan libido nya yang sudah memuncak, kenapa Arsen tidak kunjung menyerangnya.

"Iya?"

Hah? Iya doang? Ren menarik tengkuk pak Arsen mendekat. Menatapnya mata Arsen dalam dalam "Katanya.. hh.. tadi.. ngga tahan" Ren menarik Arsen ke pelukannya. Arsen diam saja, sedikit terkejut sebenarnya dengan perlakuan Ren. Arsen memejamkan matanya, menikmati aroma Ren yang memabukan, yang tiba tiba menjadi candu yang selalu terbersit dalam otaknya beberapa hari terakhir.

"I don't wanna hurt you"

"Apa yang bikin bapak mikir kaya gitu setelah sebelumnya memperkosa saya dua kali?" Ren menjauhkan Arsen dari dekapannya dan menatap mata Arsen lagi. Mata yang bisanya tajam dan raut muka yang datar itu sekarang sendu. Tapi Ren masih tidak bisa mengerti kenapa dan apa yang terjadi dengan gurunya ini.

"So, how?" Ren menantikan jawaban

"Saya gamau kamu menjauh lagi setelah ini dan berubah" Arsen menarik Ren lagi ke dalam pelukannya.

Ren terdiam, apa.. ada sedikit ruang dihati dan fikiran Arsen untuknya sampai dia begitu mempedulikannya?

Ren balas memeluk Arsen dan mengusap punggungnya perlahan.

"Saya bisa gila Rian karena terus mikirin kamu jadi tolong jangan menjauh lagi seperti kemarin atau saya benar benar tidak akan membiarkan kamu keluar dari sini"

Ren merenggangkan pelukannya, menatap Arsen, menyisir rambut guru menggemaskan ini dan mengecup bibirnya pelan.

"Saya disini, pak. Gaperlu dikurung, bapak udah ngurung saya dan pikiran saya. Saya gabisa liat muka bapak akhir akhir ini, balik galak lagi dong. I miss you"

Arsen senyum, mengeratkan pelukannya dan menghirup aroma Ren dalam dalam, menikmati waktu bersama Ren yang dia harap bisa berhenti. Arsen menahan nafasnya Begitu merasakan penis nya dielus pelan dari luar celana oleh Ren yang kemudian meremasnya kuat.

"Tapi pak saya belum selesai ingin diperkosa lagi" Ren menurunkan celana Arsen perlahan dan tangannya bergerak menggenggam benda tumpul yang pernah memasuki nya paksa itu. Ren mendekat dan mencium bibir Arsen perlahan.

Demi apapun. Arsen sedang berusaha. Menahan dirinya. Dan segala fantasi liar nya.

Arsen memejamkan mata nya, meraih tengkuk Ren dan mengusapnya perlahan sambil melumat bibir bawahnya pelan. Tanggannya telulur untuk meremas dan memainkan bongkahan sintal Ren lagi sambil menikmati kejantanannya yang dimainkan Ren dengan baik.

Oh ayolah akhirnya Ren bisa mempraktekan semua vidio bokep yang ditontonnya bersama Gio 24/7.

Arsen mendorong Ren pelan ke ranjang dan manautkan jari mereka. Mengisi kekosongan di antara sela jari mereka sambil terus bertatapan, saling mengagumi keindahan tuhan di depannya. Dan saling menyangkal bagaimana, mereka bisa begitu menikmati pemandangan pria bukannya wanita cantik sexy dan imut yang memang seharusnya dan sewajarnya.

"Rian.." Arsen mengusap poni Ren.

"Hmm?"

"Apa terlalu lama?"

Ren menggeleng. "Aku suka setiap sentuhan dan detik. I enjoy it"

Arsen tersenyum, tangannya mengusap usap hole Ren yang tanpa diminta sudah melebarkan kaki nya. Arsen memasukan tiga jari ke dalam hole Ren membuat Ren melengkungkan tubuhnya dan memejamkan matanya erat, meremas sprei melampiaskan rasa sakit yang diterima nya tanpa persiapan.

"Baby it's just my fingers, not my dick 'that you missed' yet"

satu tangan Ren mencengkram lengan Arsen. Matanya masih terpejam erat menahan rasa sakit menerima rojokan jari Arsen yang tanpa ampun terus menghujam hole nya dengan kasar.

"A-ah bangsat katanya gamau kasar" pinggul Ren naik turun tidak beraturan. Hole nya sudah sangat becek dan berkedut teratur.

"Hm? Did you say something bad? Don't you like it?" Arsen masih fokus menikmati ekspresi Ren yang tidak karuan, yang dia sangat suka.

"A-ahmmhh pak. Ah" Ren masih berusaha dalam kesadarannya tetapi Arsen tidak berhenti menggerakan tiga jari nya dengan cepat dan kasar. Nafas Ren berderu. "P-pak.. berhenti saya- ah saya ma- ahhhh" Ren Terengah pasca mencapai klimaksnya. Tapi tidak untuk waktu yang lama karena badannya kembali bergetar, Arsen tetap tidak berhenti atau menurunkan kecepatannya.

"Cantik"

"Ha?-a mmhh ah" Ren menjambak rambut Arsen, menunduk dan membuka mata mendapati Arsen dibawahnya tengah melesakan lidahnya menggantikan posisi jari nya di dalam hole basah Ren yang semakin berkedut kuat.

Arsen melebarkan kaki Ren dan meletakannya di pundaknya. Fokus pada kegiatannya membahagiakan Ren dan telinga nya sendiri agar dapat terus mendengar desahan dan deru nafas yang candu.

Pandangan Ren mulai mengabur dan penisnya berkedut lagi. Ia sudah hampir sampai dan mengapa Arsen tidak kunjung memasukinya melainkan membuatnya gila.

Gi, ternyata dikobelin seenak ini











keep quite 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang