01. ICE CREAM

34 7 11
                                    

"Kinan! Ya ampun ganteng banget yang ituuuu!"

Gadis yang bernama Kinan itu hanya memutar bola matanya. Ia sedang kesal. Pasalnya, sepulang sekolah ia berencana akan menghabiskan Sabtu sorenya dengan berdiam diri di kamar, ditemani novel dan lagu-lagu favoritnya, harus batal. Itu semua karena Rimar, teman sebangkunya yang baru pindah sekolah seminggu yang lalu mengajaknya-lebih tepatnya menyeretnya untuk datang ke acara fashion show ini.

"Ini kapan berhentinya sih, Rim?"

"Bentar lagi," jawab Rimar singkat tanpa mengalihkan perhatiannya pada para model yang sedang berjalan di depannya.

Wajah Kinan semakin terlipat. Ia sudah mulai bosan.

"Gila! Itu Delta temen gue, ya ampun cakep parah!" Seru Rimar heboh. Kinan yang berada di samping habis ia pukuli. Tidak sadar.

Kinan beranjak dari tempatnya. Lebih lama di sana sepertinya tidak bagus untuk kesehatan fisik serta psikisnya. Ia melangkahkan kakinya untuk mencari es krim.

Acara yang digelar di salah satu mall di kotanya memang bukan acara yang megah atau yang diadakan oleh brand-brand terkenal. Acara ini bertujuan untuk memperkenalkan produk-produk lokal yang dibuat dan diproduksi oleh pemuda-pemuda bangsa. Meskipun begitu, banyak selebgram ataupun selebriti papan atas yang menghadiri acara ini membuat acara ini menjadi meriah. Banyak orang yang datang. Entah tujuannya untuk melihat produk-produk lokal atau untuk melihat selebgram/selebriti tersebut. Bisa jadi mereka sama seperti Rimar, datang untuk melihat modelnya.

"Mbak, es krim vanillanya satu ya."

"Siap Kak. Mau pake toping apa Kak?"

"Polosan aja, Mbak," Jawab Kinan sopan. 

"Siap. Tunggu sebentar ya Kak." Tangannya cekatan menyiapkan pesanan Kinan. "Nggak ikut nonton fashion show, Kak?" 

"Ini Mbak, baru aja dari sana."

"Wah saya juga kepengen nontonnya. Katanya modelnya cakep-cakep. Banyak artis sama selebgram juga yang datang. Tapi apes banget dapat giliran jaga stan sekarang. Ga kedapetan liat cogannya."

Kinan menepuk dahinya. Ternyata sama saja seperti Rimar. Melihat fashion show hanya untuk cuci mata.

"Ini kak es krimnya. 15 ribu."

Saat Kinan fokus merogoh dompetnya untuk mencari uang pas, entah darimana datangnya, seorang laki-laki datang dan langsung merampas es krim yang diperuntukkan untuk Kinan sambil menyerahkan uang lima puluh ribuan.

"Maaf ya, ini buat saya duluan. Saya yang bayar." Tanpa berkata-kata lagi, laki-laki itu pergi menjauh.

Kejadiannya begitu cepat sampai Kinan saja hanya bisa melongo. Tidak tahu harus berbuat apa.

"Astaga cakep banget tadi orangnya," seru Mbak Pelayan.

Kinan tersadar. Persetan dengan wajah yang ganteng tapi tidak tahu tentang basic attittude. Wajah ganteng itu tidak ada artinya lagi di depan Kinan.

"Eh Kak, saya buatkan lagi ya. Uang si Mas yang tadi lebih. Vanilla tanpa topping kan?"

Kinan mengangguk.

"Mau satu lagi ga, Kak? Uangnya masih ada sisa kok," tawar pelayan itu. Sepertinya ia tahu suasana hati Kinan memburuk.

Kinan hampir saja menggeleng, namun ingatannya tentang Rimar membuatnya mengangguk. Bisa-bisa gadis itu mengomel sepanjang perjalanan karena Kinan kabur dari sampingnya. Baiklah, sebagai pembalasan dendam pada laki-laki tadi, Kinan akan menghabiskan uangnya.

"Iya deh, Mbak. Rasa coklat ya. Ga pake toping juga."

                                                                              #####

HOLLA READER SALAM KENAL!!! Ini cerita pertama aku di akun baru setelah vakum menulis wattpad beberapa tahun lalu. Semoga bab awal ini menarik perhatian kalian ya. Vote dan beri masukan please...

Jangan lupa bahagia hari ini:)

DELTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang