04. Selera yang Sama

16 4 3
                                    

"Lo, Kinan, kan?"

Merasa dirinya terpanggil, Kinan membalikkan badannya ke arah suara.

"Benar. Lo, Kinan."

"Hai, Delta! Kita bertemu lagi."

Delta mendekat lalu membuka pintu minimarket. Ia mempersilakan masuk Kinan terlebih dahulu dengan badannya sendiri sebagai penyangga pintu minimarket.

"Dilihat dari pakaian kamu yang sudah berganti jadi lebih fresh, rumah kamu dekat sini ya?" Tebak Delta. Mereka berjalan beriringan menyusuri rak-rak yang dipenuhi oleh cemilan-cemilan ringan.

"Iya. Sekitar 500 meter. Bisa jalan kaki lah." Jawabnya tanpa melihat ke arah Delta karena Kinan sibuk menimang-nimang cemilan yang akan ia ambil.

"Itu yang kiri lebih enak."

Kinan menoleh. "Kita punya selera yang sama," ucap Kinan semangat.

"Oh iya? Bukannya banyak yang bilang rasa ini paling enak?" Delta memasukkan dua bungkus cemilan kentang dengan rasa rumput laut ke keranjang belanjaannya.

Kinan menggeleng meskipun gelengan kepalanya tidak dilihat oleh Delta. Ia menyusul langkah cowok yang baru beberapa jam dikenalnya itu dengan riang. Kinan sangat bersemangat seperti menemukan spesies yang sangat langka di dunia ini.

"Gue jarang banget, eh bukan, malah ga pernah temuin orang yang suka sama rasa ini," aku Kinan.

Delta menghentikan langkahnya sejenak. Menatap ke arah Kinan. Sedetik kemudian tertawa.

Dia... manis. Batin Kinan tak sadar.

"Kamu lucu kalau lagi semangat gitu."

Kinan mengerjap bingung. Dirinya? Lucu? Sejak kapan? Selama ini dirinya tidak pernah berhasil kalau melawak. Bahkan ceritanya saja tidak pernah menarik di mata orang. Sekarang, cowok yang dijuluki Model Victoria Secret ini malah mengatainya lucu.

Delta tersenyum. Sepertinya paham maksud dari tatapan bingung Kinan. "Dari tadi, gue lihat lo mukanya kusut banget. Apalagi pas ketemu di Mall. Itu jauh lebih kusut. Gue kira, lo nggak suka kenalan sama gue. Tapi barusan, lo semangat gitu aja, lo keliatannya lucu. Gue suka."

Suka?

Delta tertawa lagi. Lagi-lagi ia paham arti kerutan di dahi Kinan.

"Gue suka lihat lo semangat. Bukan suka yang gimana-gimana gitu," jelas Delta.

Kinan menghembuskan napas lega. Tapi, kenapa tadi ia harus menahan napas? Astaga! Beberapa detik tadi ia menjadi orang yang terlalu percaya diri.

"Gue udah nih, lo sendiri, masih ada yang mau dibeli lagi?"

Seruan Delta menyadarkan Kinan yang masih sibuk merutuki dirinya karena kejadian tadi.

"Belum. Gue mau beli eskrim," jawab gadis itu. Ia mendekat ke arah area es krim berada. Mencari es krim kesukaannya dan Delta mengekorinya setia.

"Nah ini dia!" Seru Kinan. Dengan semangat, ia membuka penutup kotak pendingin. Namun, berjarak satu detik, es krim yang ia suka, sudah tidak ada di tempatnya. Seseorang telah mengambilnya.

"Sorry, gue duluan."

Dejavu. Itu yang Kinan rasakan. Belum 5 jam sejak kejadian di Mall, ia kembali merasakan hal itu. Kinan tidak terima. Ia menatap galak ke arah cowok tinggi memakai hoodie hitam yang sudah berjalan dengan santai ke arah kasir.

Enak saja. Dirinya yang menemukan es krim tersebut. Dirinya juga yang membuka penutup pendingin. Harusnya, dirinyalah yang mendapatkan es krim itu. Itu memang hanya es krim. Kinan tidak mengapa didahului jika es krim tersebut tidak menjadi satu-satunya es krim yang ia incar. Masalahnya, es krim jenis itu hanya ada satu di kotak pendingin tadi. Dan itu sudah diambil oleh seorang yang tidak tahu sopan santun.

"Sudahlah. Jangan disusulin." Delta menahan lengan Kinan yang siap menyusul cowok berhoodie tadi.

Kinan menoleh menatap lengannya yang ditahan oleh Delta.

Tanganya... Hangat. Pikirnya.

Kinan cepat-cepat menggeleng. Kembali memfokuskan dirinya. Sebelum cowok tadi membayar es krim, ia harus cepat merebutnya. Namun, Delta menahannya lebih kuat.

"Lihat ke keranjang belanjaan lo." Intruksi Delta.

Kinan menurut. Matanya seketika melebar disusul oleh senyumannya yang mengembang. Es krim yang ia incar tadi, ada di keranjangnya.

Kok bisa?

Kinan menatap Delta.

"Gue tadi ambil 3," ujar Delta yang paham arti tatapan Kinan.

Namun, Kinan masih tak paham.

Delta tersenyum. "Kata lo, selera kita sama. Gue juga suka banget sama es krim itu. Jadi, anggap aja gue lagi bermurah hati. Gue kasih lo dua."

"Serius!? Thank you Deltaaaa," ucap Kinan senang.

"Tapi nggak gratis. Gue ambil bayarannya, cuma bukan hari ini."

"Terus, kapan?" Tanya Kinan polos.

Delta tersenyum jahil. "Lo nggak sabar ya buat ketemu gue lagi?"

"Ih apaan? Nggak kok!"

"Terus tadi ngapain nanya begitu kalau bukan karena ga sabar ketemu lagi?" Tanya Delta becanda.

Kinan gelagapan. "Tadi kan-"

Delta tertawa. Ternyata Kinan mudah sekali dijahili. "Becanda, Ki. Astaga, lucu banget lihat lo salting gitu," ucap Delta di sela tawanya.

Kinan memukul lengan Delta karena kesal. Lalu meninggalkan cowok itu lebih dulu menuju kasir. Sejenak, Kinan bisa lupa tentang masalah yang ada di rumahnya.

"Entah itu kapan, kita pasti ketemu lagi kok!" Seru Delta dari kejauhan.

Dan, di dalam hati Kinan, tanpa sadar, ia menantikan pertemuan itu.

####

Hollaaa... bagaimana hari kalian sekarang? Semoga baik-baik saja ya..
Karena idenya ada sebelum jadwal up, di upnya sekarang aja deh ya. Takut idenya hilang dimakan rayal.

Tolong dukung dan beri komentar di cerita ini yaaaa... masukan dan dukungan dari kalian sangat berarti.

Terimakasih 💙💙💙

DELTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang