05. Tawaran Menarik

16 4 0
                                    

Kinan memarkirkan motornya dengan rapi di bahu jalan. Ia memilih duduk di salah satu bangku yang tersedia di sana. Tempat biasanya ia melarikan diri setelah sepulang sekolah. Banyak pepohonan, rindang, dan jalanan yang tidak terlalu ramai oleh kendaraan. Membuat suasana menjadi nyaman.

Gadis itu bisa berlama-lama duduk sendirian disana. Memandang kendaraan yang berlalu-lalang. Mendengar suara beberapa pengamen yang tiba-tiba menyamperinya. Mengamati pedagang kaki lima yang berusaha mencari tempat mangkal. Bagi Kinan, itu pembelajaran hidup sekaligus cara ia mengurangi stress alias healing.

Gadis itu menghembuskan nafas. Seolah-olah banyak beban yang ia tahan di pundaknya seorang diri.

"Kamar kamu berantakan banget! Anak gadis kamarnya malah seperti kapal pecah! Nggak pernah disapu. Boro-boro menyapu semua bagian rumah, kamar sendiri aja ga pernah disapu!"

"Heran sama anak jaman sekarang, bangunnya selalu siang."

"Kamu kenapa pakai baju yang itu? Pakai yang sudah disiapkan Mama."

"Mau ke mana? Sama siapa? Nggak usah pergi kemana-mana. Anak gadis nggak enak diliat tetangga suka keluyuran."

Kinan sekali lagi menghembuskan nafasnya. Ia baru saja mengingat semua ucapan Mamanya dalam seminggu ini. Semua aturan yang tidak tertulis membuatnya muak. Membuatnya semakin tertekan. Ia ingin melakukan sesuatu yang sesuai isi hatinya. Sesuai dengan apa yang ia harapkan.

"Aaaih! Aku cuma pengen bebas!" Keluhnya sambil menahan tangis dalam tangkupan kedua tangannya. Sejenak ia bertahan di posisi itu untuk menenangkan diri.

"Kinan?"

Suara itu.

####

Delta berjalan santai sambil bersenandung riang. Matahari masih terik meski teriknya tidak menyengat. Tapi entah mengapa, ia merasa perlu menghirup udara segar pada waktu-waktu seperti ini. Kata hatinya, ada sesuatu yang menunggunya di luar sana. Mungkin, jodohnya. Pikirnya. Ia terkikik geli karena pikirannya sendiri.

Itu kok kayak Kinan? Batinnya.

"Kinan?" Sapanya ragu.

Gadis yang dilihatnya sedang menenggelamkan wajahnya di kedua telapak tangannya menengadah lalu melihat ke arahnya. Gadis itu tampak tidak baik-baik saja. Tanpa pikir panjang, ia mendekat lalu duduk dengan santai di sebelah Kinan yang buru-buru memperbaiki penampilan.

"Hmmm setiap kali kita ketemu, muka lo selalu kusut. Lo kok belum pulang ke rumah?" Tanya Delta.

"Kok tahu kalau gue belum pulang ke rumah?"

"Seragam lo."

Kinan mengangguk mengerti.

"Gue nggak tahu lo kenapa, tapi gue mau cerita ke lo. Penting banget. Lo harus dengar," ucap Delta serius.

Kinan memasang wajah serius. Ia siap mendengar cerita dari cowok di sebalahnya ini.

"Tadi di rumah, gue tiba-tiba pengen cari udara segar. Feeling gue bilang, kalau bakal ada sesuatu di luar sana yang menunggu gue. Pikiran gue ikutan bilang, mungkin itu jodoh gue. Eh taunya, gue ketemu lo. Sepertinya, takdir mau menunjukkan ke gue, kalau lo itu jodoh gue."

Kinan mengerjap bingung. Apakah Delta serius atau cuma menjahilinya?

"Gue serius Kinan. Feeling dan pikiran gue jadi saksinya," ucap Delta sungguh-sungguh.

"Lalu? Pentingnya dimana?" Tanya Kinan masih tidak mengerti.

"Lo jodoh gue."

"Lo lagi isengin gue, kan?"

"Nggak. Gue serius."

"Iya, lo lagi iseng."

"Serius. Kalau lo bukan jodoh gue, terus kenapa lo bisa ada di sini? Kenapa lo nggak pulang ke rumah? Kok lo malah duduk di sini seolah-olah lo lagi menunggu seseorang?"

Kinan memutar bola matanya malas. "Gue malas pulang."

Delta mengernyit bingung. "Kenapa?" Akhirnya, ia berhasil memancing Kinan untuk bercerita.

"Kalau gue pulang dan masuk ke rumah, gue bakal susah keluarnya."

"Kan, tinggal keluar lewat pintu."

"Lo nggak bakal ngerti."

Ada jeda sejenak di antara mereka. Kinan menundukkan kepalanya. Ingatannya tentang semua aturan itu kembali memenuhi pikirannya. Sementara Delta, sambil memerhatikan raut wajah gadis disebelahnya, ia sibuk memaksa keluar sesuatu dari dalam kantong celananya.

"Gue ngerti kok," ucap Delta mantap.

Kinan menggeleng. "Nggak. Lo--"

Ucapan gadis itu terputus. Delta menyodorkan sesuatu ke hadapan Kinan. Seperti sebuah 2 lembar sticker. Kinan meraihnya.

"Ini apa?" Tanyanya.

"Tiket konser," jawab Delta.

"Buat?"

"Awalnya gue mau tagih bayaran buat es krim yang lalu ke lo. Gue mau ngajakin lo temenin gue buat nonton konser. Rencananya, nanti gue mau minta nomor lo ke Rimar. Tapi, rumah lo sepertinya mirip pondok pesantren. Temboknya tinggi. Susah di tembus. Hehe," jelas Delta.

Kinan tersenyum mendengar kalimat akhir Delta. Ternyata cowok itu mengerti tanpa harus dijelaskan lebih. "Sorry, gue masih belum bisa bayar. Kenapa lo nggak ngajak Rimar aja?"

Delta menggeleng cepat. "Selera dia beda sama gue. Yang punya selera yang sama kan kita."

Kinan tersenyum sedih. "Memangnya, ini konser apaan?"
"Musik. Band Inception. Lo pasti tahu."

"It's my fav band!" Seru Kinan.

"I know. It's my fav too."

Gadis itu melebarkan matanya. Ada kilat semangat di mata indah itu. Membuat gadis itu terlihat sangat lucu di mata Delta. Kilatan semangat itu terlihat hanya sekejap lalu kembali meredup.

"Gue pengen tapi gue nggak bakal dikasih," ucap Kinan sedih.

"It's okey. May be someday, kita bisa pergi."

Kinan menatap tiket itu dengan lekat. Kentara sekali ia berat melepas tiket itu. Ia ingin pergi. Ia ingin merasakan apa yang remaja lain rasakan. Saat fokus menatap tiket itu, ada suatu tulisan yang menarik perhatiannya.

"First date?" Ucapnya yang lebih seperti bertanya.

"Itu tema acaranya," jawab Delta cepat.

Kinan mengangguk paham. Ia mengembalikkan tiket tersebut dengan berat hati ke Delta.

"Oh kirain," ucapnya.

"Kirain apa?" Tanya Delta. Ia seperti mengerti arah pikiran gadis itu dan ia sudah siap untuk menggodanya.

"Nggak apa-apa," jawab Kinan cepat.

"Jangan bilang, lo ngiranya gue ngajakin lo ngedate lewat tiket konser?"

Delta menembak ke tepat sasaran. Lihatlah! Wajah gadis itu memerah.

"Nggak kok. Ge-er banget lo," elak Kinan sambil memukul lengan Delta.

Delta tidak terganggu oleh pukulan Kinan. Cowok itu malah mengikis jarak diantara keduanya dan memposisikan diriya dekat dengan telinga Kinan siap untuk berbisik.

"Tapi, gimana kalau gue emang beneran ngajakin lo ngedate sekarang, what do you think about it? Yes or yes, girl?"

####

Hollaaa... Bagaimana hari kalian hari ini? Semoga baik-baik saja ya. Ide topik tulisan lagi lancar jaya, jadi update terus nih. Btw nggak nyadar ternyata bab ini hampir mencapu 1000 kata. Wow!

Semoga kalian suka dan menarik minta kalian untuk membaca part selanjutnya ya...

Please berikan dukungan dan komentar kalian. Masukan serta kritikan kalian sangat membantu.

Terimakasih (love)

DELTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang