15

20.5K 1.5K 60
                                    

"Jervan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jervan."

Jervan menghentikan langkahnya yang semula akan menuju kamarnya ketika mendengar sang ayah memanggil. Jervan berbalik menghampiri pria dewasa yang menjadi ayahnya itu.

Pria itu terlihat masih mengenakan setelan kerjanya sembari duduk di sofa ruang keluarga. Sengaja menunggu kehadiran putranya.

Pria bernama lengkap Vandala Graventas itu tanpa basa-basi mengulurkan tangannya menyerahkan sebuah map coklat kepada Jervan, ketika laki-laki itu sampai dihadapannya. Jervan menaikan alis heran, tapi memilih tetap duduk di kursi seberang ayahnya.

"Apa?"

"Dalang kerusuhan satu tahun lalu." Jawaban itu terdengar sangat tenang, berbanding terbalik dengan aura yang seketika dikeluarkan Jervan.

Begitu mendengar perkataan Vandala, Jervan langsung menarik berkas itu dengan cepat. Matanya memicing melihat data-data yang diberikan ayahnya itu.

Disana tertera data biodata Andrew Covas.

"Siapa Covas?"

Vandala mengusap dagunya pelan. "Putra Benecdicto Covas, dia generasi ke 5 keluarga Covas. Apa kamu pernah berurusan sama keluarga mereka?"

"No." Jervan menatap ayahnya tegas.

"Aku bahkan baru tau namanya." Lanjutnya.

Vandala mengusap alisnya pelan. Raut pria itu mengatakan jika masalah ini lebih rumit dari yang mereka bayangkan.

"Dad gak tau kenapa sampai mereka ngincer geng kamu. Tapi, pasti ada alasan untuk itu. Kamu cek satu-satu anggota kamu. Pastiin gak ada sangkut pautnya dengan mereka." Vandala menatap putranya tenang, namun dari matanya terlihat kegusaran di sana.

"Jervan, Covas itu troublemaker. They are dangerous." Vandala menatap putranya dalam, seolah memberi peringatan.

"Aku gak peduli." Jervan tersenyum remeh sebelum menatap ayahnya tajam. Laki-laki itu mengeluarkan pancaran kebencian yang begitu kuat.

Bukan tanpa alasan. Kejadian itu hanya berlangsung beberapa bulan dari dirinya yang menjadi ketua.

Satu tahun lalu adalah kejadian terburuk. Lebih dari 100 anggota nya gugur akibat penyerangan brutal dalam satu malam. Dan hebatnya, kabar itu tidak pernah terendus media sama sekali.

Malam itu, Backsword memang sedang mengadakan pertemuan besar. Saat itu semua anggota Backsword berkumpul, bukan hanya dari murid Mc Callister tapi seluruh anggota lengkap mereka. Sudah dipastikan itu sangat ramai.

Keadaan yang semula diliputi euphoria kebahagiaan, seketika berganti menjadi mencekam saat sebuah kelompok berpakaian hitam membobardil markas mereka tanpa henti. Kejadian itu berlangsung hanya beberapa detik, tapi cukup mampu membuat banyak korban berjatuhan.

Breaking OutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang