Malam ini begitu indah, langit Yang cerah ditaburi banyak bintang beserta bulan Yang terang, angin Yang sejuk dan suasana Yang sepi.
Seperti biasa malam ini zahra duduk di bangku taman Yang ada di depan asramanya menikmati keindahan dan kesunyian malam.
Saat ini hati zahra begitu kalut, ia mencintai seseorang, ia tau bahwa cintanya Salah karena mencintai seseorang Yang bukan mahramnya itu haram dalam agamanya tapi bagaimana lagi hatinya tak bisa ia kontrol.
Zahra menutup matanya, ia lelah dengan cintanya, dia sudah berusaha untuk melupakannya tapi semakin dia berusaha maka semakin kuat pula rasa cintanya.
Tak terasa setetes air mata luruh, satu tetes dua tetes hingga akhirnya wajahnya basah dengan air mata bahkan samar - samar bisa terdengar suara isakan.
" Assalamualaikum. " Zahra mematung. ada suara laki - laki di belakangnya, ia hafal suara ini, suara Yang merdu, suara seseorang Yang sulit ia lupakan, orang Yang ia kagumi, orang Yang ia cintai.
" Assalamualaikum. " lelaki tersebut mengulang salam nya.
Zahra terkejut dan sadar dari lamunannya lalu langsung berdiri dan balik badan dengan kepala Yang menunduk.
" Wa...waalaikumsalam Gus." Jawab zahra gugup.
Ya. laki - laki itu adalah Gus zidan, akhdan ziyad anak ke 2 dari 2 bersaudara putra kyai abdurrahman dan umi rosyidah.
Kakak Gus zidan sudah menikah dan di bawa ke rumah suaminya yang ada di jakarta.
" Mbak santri baru? " Tanya zidan
" Bu...bukan gus. " jawab zahra gugup
" lupa aturan? "
" Ti... tidak gus. "
" kenapa ada di sini? " hening sesaat.
" maaf gus. " jawab zahra kemudian dengan kepala yang semakin menunduk.
Zidan menghembuskan nafasnya pelan " Sudah malam, cepat masuk. "
" iya gus Assalamualaikum." Zahra segera barlari masuk ke asramanya meninggalkan zidan di taman.
Zidan menggeleng pelan lalu berucap
" Waalaikumsalam. "# kamar
" Kok udah balik ra padahal baru jam sebelas? " Tanya naura teman zahra
" iya, biasanya jam dua belas lebih baru balik ke kamar. " sahut vivi
" ada apa ra? " tanya putri khawatir melihat zahra Yang lesu
" aku ketahuan gus zidan. " jawab zahra pelan
Ketiga gadis itu melotot mendengar ucapan zahra
" kok bisa? " Tanya naura dengan berteriak
" kecilin suara kamu na. " kata vivi geram
" yeee, suka - suka aku dong, suara juga suaraku. "
" iya tapi kamu tu berisik. " vivi semakin kesal
" biarin. "
" naura! Kamu tu... "
" udah - udah jangan ribut ini udah malam. " vivi belum selesai bicara tapi langsung di potong oleh putri
" Yang bilang siang siapa? " sahut naura dengan wajah tengilnya
" naura udah!! " naura pun langsung diam mendengar nada peringatan dari putri
" udah gapapa ra. mungkin gus zidan lagi keliling, kan beliau memang sesekali keliling pondok. " putri mencoba menenangkan zahra
" iya put. "
" Yaudah sekarang kamu tidur aja. "
" iya put, omong - omong andin mana ya? kok aku gak liat dia? "
" dia udah tidur. " sahut vivi sambil membaca novel
" ooh yaudah. " lalu zahra naik ke kasur tingkat Yang ada di atas dan dapat di lihat di sebrang kasurnya andin sudah tidur dengan pulas.
Zahra mengambil buku Yang ada di samping bantalnya dan menulis sesuatu di sana
Malam ini
Di temani gelap
Ditemani bulan
Ditemani bintang
Dan di temani kesunyianAku dapat mendengar suaramu
Suara Yang merdu
Suara Yang menyejukkan hati
Dan suara Yang amat ku sukaiTapi aku tau bahwa aku tak bisa memilikimu
Engkau bagai berlian
Sedangkan aku hanya batu kerikil di jalanGus ku
Akhdan_ziyad
Setelah selesai menulis ia menutup bukunya lalu menaruhnya di tempat semula dan bersiap - siap untuk tidur
Jangan lupa vote
KAMU SEDANG MEMBACA
GUS ZIDAN
RomanceZahra sudah lama memendam rasa pada Gus zidan, tapi pada akhirnya ia berusaha untuk melupakannya karna ia sadar bahwa dirinya hanya seorang santri biasa.