7

472 21 0
                                    

Jam menunjukkan pukul 08:15.
Saat ini zahra sedang berjalan di lorong sekolah menuju ruangannya, dia baru selesai mengajar di kelas.

"RARA." Teriak seorang laki-laki dari belakang lalu laki-laki itu berlari mendekati zahra.

Zahra berhenti. Dia menoleh ke belakang dan mendapati seseorang yang sangat dia kenal yaitu alan.

Aditya zaalan razky, biasa di panggil alan, Kembarannya zahra.

"Assalamualaikum." Salam zahra dengan nada ketus saat alan sudah ada di depannya.

"Waalaikumsalam." Jawab alan sambil cengengesan.

" kalo mau nyapa salam dulu ki, masa yang di sapa malah salam duluan."

"Iya iya ustadzah rara yang cantik." Ucap alan menggoda zahra.

Zahra tersenyum mendengar perkataan alan. Alan memang selalu menyebalkan dan suka sekali menjahili zahra. Dan zahra juga suka membalas kejahilan alan sehingga membuat alan kesal sendiri.

"Iya dong, rara gitu loh." Ucap zahra dengan nada di sombong-sombongkan.

"Dih, kagak jadi." Ucap alan kesal.

Zahra tertawa melihat alan yang kesal.

"Kiki kok ada di sini? Mau jenguk wawa ya?" Tanya zahra pada alan

Chairul abda awwabin, biasa di panggil abda. Dia adik alan dan zahra, dia juga mondok di PP. Darul Mukhibbin bersama zahra.

Kenapa alan tidak mondok juga di sini?

Alan bilang dia ingin melihat zahra bersikap dewasa, tidak bergantung padanya. Mereka di pondokan saat kelas 1 smp, pada saat itu sikap zahra sangat manja padanya.

Alan tidak masalah dengan sikap zahra yang manja tapi yang dia permasalahkan adalah sikap zahra yang bergantung padanya. apa-apa harus alan, Bahkan makan saja minta di suapi alan.

"Nggak. Kiki mau ngajar di sini, lagian kiki juga udah lulus kuliah." Jawab alan.

"Kenapa mau ngajar di sini? Kiki gak mau ngajar di pondok kiki yang dulu?"

"Kan kamu disini jadi kiki pengen di sini juga, biar bisa sering ketemu." Ucap kiki sambil cengengesan.

Zahra memutar bola matanya. Dia jengah pada alan yang selalu menggoda dan menjahilinya.

"Udahlah, sekarang kiki ke kantor aja biar cepet dapet kerja."

"Anterin dong ra." Ucap alan dengan nada manja.

Zahra mendengus kesal, alan benar-benar menjengkelkan.

"Yaudah ayo." Kata zahra sambil berjalan mendahului alan.

Alan berjalan mengikuti zahra seperti seekor anak itik yang mengikuti induknya.

Tanpa mereka sadari ada zidan yang dari tadi mendengar pembicaraan mereka, dia sengaja sembunyi di belakang tembok agar tidak ketahuan. Tangan zidan mengepal, dia tidak suka jika ada laki-laki lain yang dekat dengan zahra, apalagi mereka terlihat sudah akrab sekali.

" siapa kiki?" Batin zidan kesal.

***

Jam 20:11. Zahra duduk di bangku taman depan asrama dengan membawa buku kesayangannya.

Zahra mendonga melihat langit yang penuh dengan bintang, ia rindu pemandangan ini. Sudah 5 hari zahra tak kemari karena di larang oleh teman-temannya, alasannya karena zahra sedang sakit.

"Assalamualaikum." Salam dua orang laki-laki di belakang ahra.

Zahra berdiri dan berbalik. Dia bisa melihat alan dan abda yang berdiri di belakanggnya.

"Waalaikumsalam. Kalian kok ke sini? Ada apa?" Tanya zahra bingung karna kedua orang itu menghampirinya saat malam hari. Apalagi sampai ke asrama putri

"Kamu di suruh pulang sama mama, katanya mama kangen. Kamu juga udah 2 th nggak pulang ke rumah. Lagian bentar lagi pondok liburan kan?" Ucap kiki.

Zahra diam dan berfikir. Ya zahra memang sudah 2 th tidak pulang ke rumah karna lebih nyaman di pondok, katanya kalau di pondok banyak teman sedangkan di rumah sepi.

"Rara izin dulu sama umi." Jawab zahra.

"Kiki harap kamu pulang ra."

"Insyaallah ki. kalu umi mengizinkan rara bakal pulang."

"Yaudah kalo...."

"Assalamualaikum." Salam seseorang memotong ucapan alan.

Ketiga orang itu langsung menoleh pada sumber suara. Bisa mereka lihat bahwa zidan sudah berdiri di dekat abda.

Ketiga orang tersebut langsung menundukan kepalanya, menghormati zidan.

"Waalaikumsalam." Jawab mereka bersamaan.

"Kalian ngapain di sini? Apalagi bersama seorang santriwati." Ucap zidan dengan ketus.

Sekarang zidan benar-benar kesal. tadi pagi dia melihat zahra berduaan dengan lelaki ini di lorong sekolah, sekarang mereka bertemu lagi di taman depan asrama. Sebenarnya ada hubungan apa zahra dengan pria ini?

"Maaf gus. Saya dan abda hanya menyampaikan amanah dari mamanya zahra." Jelas alan.

Tangan zidan mengepal dengan kuat. Dia benar-benar kesal. Mamanya zahra? Jadi alan sudah kenal dengan orangtua zahra?

"Oh. Kamu santri baru?" Tanya zidan pada alan.

"Saya menggantikan ustad maulana yang sudah pensiun gus."

"Oh." Ucap zidan singkat

"Sudah malam. Lebih baik kalian kembali ke asrama masing-masing, terutama kamu zahra. Jangan terus-terusan keluar malam." Lanjut zidan.

"Baik gus." Jawab zahra pelan.

"Saya duluan. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam." Jawab ke tiga orang itu bersamaan.

Zahra memandang nanar kepergian zidan, dia masih tak bisa menghapuskan cintanya pada zidan. Alan melirik zahra, ia faham apa yang sedang di fikirkan adiknya.

"Jangan mencintainya terlalu dalam. Ingat, disini kamu mencari ilmu bukan mengejar cinta." Ucap alan sambil menatap kepergian zidan yang sudah sangat jauh.

Zahra menoleh melirik alan sekilas, tersenyum kecut lalu kembali melihat kepergian zidan yang sudah tak terlihat.

"Iya ki." jawab zahra disertai senyuman kecut.

Zahra benar-benar lelah dengan cintanya. Harus berapa banyak lagi cara yang dia coba agar dia bisa melupakan zidan?

"Yaudah, kiki mau kembali ke asrama. Jangan tinggalkan sholat tahajud supaya hatimu tenang." Nasihat kiki sebelum pergi.

"Iya kak kiki yang ganteng." Ucap zahra menggoda kiki.

Kiki hanya geleng-geleng kepala, adiknya tetap jail walau di situasi yang serius . Abda dari tadi hanya diam dan tersenyum melihat interaksi kedua kakaknya.

"Assalamualaikum." Salam alan dan abda bersamaan.

"Waalaikumsalam." Jawab zahra.

Akhirnya mereka kembali ke asrama masing-masing.




Jangan lupa vote & komen

GUS ZIDANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang