3

499 34 0
                                    


Zidan baru selesai murajaah
Al - Qur'an. Sekarang ia sedang bersiap untuk keliling pondok.

Sebenarnya zidan jarang keliling pondok mungkin hanya sesekali tapi karena sudah 2 hari ini dia bertemu dengan orang Yang sama, maka ia terus berkeliling takut terjadi sesuatu Yang tidak di inginkan.

Zidan sudah berkeliling pondok tetapi dia tidak bertemu dengan wanita itu .

" aneh. " gumam zidan

Ia melihat langit Yang mendung menandakan hujan akan datang. Zidan segera berjalan kembali ke ndalem takut kehujanan. Saat sampai di depan pintu ndalem zidan berhenti.

" saya suka malam Gus. Malam Yang sejuk karena angin atau yang dingin karena hujan."

Tiba - tiba zidan ingat dengan kata - kata itu, ia segera mengambil payung dan memakai jaket Yang tebal lalu kembali berkeliling pondok.

Jam sudah menunjukkan pukul 23:46 tapi dia belum menemukan wanita itu. Dia sangat yakin bahwa wanita itu masih di luar asrama.

Rintik hujan mulai ia rasakan. Ia segera membuka payungnya lalu berhenti sejenak sambil berfikir kemana wanita itu pergi?

Hujan semakin deras dan terus bertambah deras.

" Hanya sekolah Yang belum ku periksa, tapi masa iya dia ada di sana? " batin zidan

" Sudahlah lebih baik ku periksa dulu. " zidanpun berjalan menuju sekolah

Saat sampai di depan gerbang zidan terkejut, ia melihat zahra Yang hujan - hujanan tanpa memperdulikan pakaiannya Yang telah basah kuyub,untung dia memakai hodi over size jadi lekuk tubuhnya tak kelihatan.

Zahra berada di tengah lapangan dengan wajahnya Yang mendongak ke atas, mata tertutup dan tangan Yang membentang.

" Astagfirullahal'adzim. kenapa dia suka sekali berkeliaran malam-malam begini sih? " batin zidan geram.

Zidan melangkah maju ingin menghampiri zahra, tapi Baru beberapa langkah ia kembali berhenti. Dia mematung dan jantungnya berdegub dengan kencang tatkala melihat zahra Yang tersenyum.

" Subhannallah cantiknya. " batin zidan melihat zahra Yang tersenyum.

1 detik

2 detik

3 detik

4 detik

5 detik

6 detik

7 detik

8 detik

9 detik

10 detik

" Astagfirullahal'adzim apa Yang aku pikirkan? " Zidan kaget dengan pikirannya sendiri.

Dia menggeleng pelan lalu lanjut melangkah menghampiri zahra di tengah lapangan.

" Assalamualaikum. " salam zidan

Zahra kaget, ia membuka matanya dan beralih menatap zidan, hanya dua detik lalu ia menundukkan wajahnya.

" Wa... Wa... Waalaikumsalam Gus. " suara zahra bergetar antara takut dan dingin

Zidan peka. ia melepas jaketnya dan memberikannya pada zahra

" pakai ini " sambil menyodorkan jaketnya

" Ndak... Ssshh...usah Gus, nanti Gus kedinginan... saya... nggak papa... kok " tolak zahra dengan suara Yang masih bergetar

" cepat ambil!" kata zidan dengan penuh penekanan di setiap kata.

Tanpa ba bi bu zahra langsung mengambil jaket zidan dan memakainya

" ambil ini dan cepat kembali ke asrama. " ucap zidan sambil menyodorkan payungnya

" lalu... Gus pakai... Ssshh...apa? " karna zahra melihat payung Yang di bawa zidan hanya satu

" Saya masih kuat tidak seperti kamu Yang sudah kedinginan, untuk bicara dengan lancar saja susah. "

Zahra diam dalam hati ia kesal dengan perkataan zidan, kesannya seperti zidan sedang mengejeknya tapi pada dasarnya memang iya.

" Tunggu apa lagi? Ambil ini dan segera kembali ke asrama dan tolong jangan keluar malam lagi, saya capek cari kamu keliling pondok. "

" Tapi saya... " belum selesai bicara zidan sudah memotongnya.

" Tak ada alasan! sekali lagi saya lihat kamu keluar malam maka akan saya adukan pada umi. " zahra diam.

" Sudah sana balik ke asrama. " kata zidan seperti mengusir.

" Iya Gus... Assalamualaikum. " ucap zahra sedikit kesal.

" Waalaikumsalam. "

lalu zahra mengambil buku Yang ia bawa tadi, mendekapnya dan berjalan kembali ke asrama.

" huuuffttt kenapa harus ada santri Yang merepotkan sih. " zidan mengusap wajahnya kasar lalu berjalan kembali ke ndalem.

Saat di depan gerbang zidan tak sengaja menemukan bolpoin Yang jatuh, mungkin milik wanita itu. ia mengambilnya dan membaca tulisan yang ada di sana.

" Azalia Zahra " senyuman terbit di wajah zidan, entah apa yang difikirkannya.






Jangan lupa vote

GUS ZIDANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang