🍁Bab 16

541 45 11
                                    


"Dikala dia harus memilih antara dua cinta itu." 💗

- 10 Oktober 2014 -
(Peckam City)

Dia melangkah ke arah James dan beberapa orang konco yang sedang menunggu.

"What's the problem?" Soalan mula dilontar.
"The women, they were detained in Thai waters."
"How many of them?"
"63 including from Philipines and Cambodia."
"Whose responsible for this?"

James memberikan isyarat mata kepada beberapa orang lelaki di situ.
Seorang lelaki dibawa mereka menghadap Alex. Lelaki itu meronta-ronta minta dilepaskan.
Alex tersenyum sinis.

"What are you doing,ha? How you do your work?" Mata Alex memanah.

"I'm terribly sorry sir, I don't know, Thai authorities have held a massive mission at that time."

"Ck..ck..ck.." Mulut Alex berdecit, dia memberikan pandangan yang kasihan.

"So who need to be responsible with all of these, man?"

"You caused the MS-13 to be overwhelmed with the big problem, how I'm going to answer Mr. Aprichat later?" sambungnya lagi.
Lelaki yang sedang berlutut itu menunduk.

"Maybe you need a little lesson,then you will know how to settle your job properly after this." ujar Alex dengan muslihat yang tersembunyi.

Lelaki yang sedang berlutut itu menelan liur. Peluh di dahi deras menuruni pipi.

Pandangan ditala memberi isyarat kepada konco-konconya yang sedang memegang kedua-dua belah tangan lelaki itu.
Serentak dengan itu salah seorang daripada mereka menarik sebelah tangannya.

"Wha...what are you doing?Sir Palebra Segunda, I'm begging you...I'm so sorry...I will be responsible for all of this. Please...forgive me."

Alex tidak mengendahkan rayuan itu, tumpuannya sekarang hanya terarah pada sebilah pedang samurai yang dilekatkan pada dinding di belakang.
Tangan mencapai pedang yang masih bersarung.

"What you said just know?" Alex bertanyakan soalan itu sambil jari-jemarinya bermain dengan mata pedang yang sudah dilucutkan sarung.

Dia menggeselkan jarinya dengan pantas pada hujung pedang itu.
Darah ditangan menitis-nitis ke lantai. Alex tersenyum.
Tajam.
Mata pedang yang berkilat dibasahi oleh darahnya.

"I..I..will b..be.. responsible for this." Tergagap-gagap lelaki itu apabila melihat perilaku Alex yang tidak tahu rasa sakit itu.

"Okay." Alex menoleh ke belakang semula.
Namun sesaat cuma...

"Arghhhhhhh!!!!!"
Jeritan itu memenuhi segenap ruang bangunan yang tidak berpenghuni itu.

Dengan sekali hayunan, pedang tersebut dapat memisahkan tangan kanan lelaki itu dari tubuhnya.
Darah memancut-mancut keluar sehingga terkena wajah dan pakaian Alex.

"Now, you did." Perlahan tuturnya.
Alex meninggalkan ruangan dengan diikuti oleh James.

"You are so lucky,man." ujar Dylan kepada lelaki itu.

Cintai-NyaWhere stories live. Discover now