25. Edwin tidak mencintai Figuran.

6.1K 533 120
                                    

Setelah melepas pelukannya Edwin terlihat memandang Calista malas, ia ingin pergi namun dihadang oleh Calista yang berkacak pinggang.

"Kau meyalahkan ku lalu mengatai ku buntung begitu yang mulia hah." Edwin terlihat menaikkan sebelah alisnya.

Edwin memasukkan jari tangannya ke saku celana lalu tersenyum remeh. "Hem memang kenapa." Putra mahkota menyudutkan Calista ke dinding.

Jantung Calista berdebar lebih cepat saat tubuhnya dan tubuh putra mahkota semakin dekat. "Apa! apa yang kau lakukan." Pekiknya saat putra mahkota memajukan wajahnya.

Putra mahkota meniup mata Calista. "Sadar nona, kau kira saya mencintai anda heh..."

Entah mengapa Calista susah payah menelan selivanya ia menatap manik Edwin yang tajam menatap dirinya.

"Dengar baik baik......saya mendekati anda hanya karena ibunda, saya di suruh ibunda saya untuk mendekati anda ... saya sama sekali tidak tertarik dengan anda yang hanya seorang pembisnis amatir yang beruntung karena telah menyelamatkan adik saya."

Lalu ia menegakkan kembali tubuhnya memasukkan tangannya ke dalam saku celana pergi meninggalkan Calista yang terdiam sambil menatap kepergian Edwin.

Yah mana mungkin menyukai figuran di drama ini.

Lalu Calista pergi tujuannya adalah kelas Calista.

Tak di sangka oleh Calista seorang gadis yang memeperhatikkan mereka melihat kejadian itu, gadis itu menyeringai, lalu ikut pergi menuju kelasnya mungkin.

(✪㉨✪)

Bel pulang akhirnya berbunyi, mood Calista yang tadi nya buruk sekarang kembali membaik karena kegiatan ekstrakurikuler yang di kosongkan.

Calista, Aubre dan Aurelie berjalan beriringan menuju parkiran khusus bangsawan. Kecuali Aurelie yang masih di antar jemput oleh supir.

Aurelie menengok ke arah kedua sahabatnya. "Aku duluan ya, supirku sudah kemari."

Mereka mengangguk. "Hati hati rel." Calista menjawab.

"Jangan lupa besok tugas matematik harus terkumpulkan." Aubre menaik turunkan alisnya, ia tau kalau Aurel sangat susah mengerti pelajaran tentang angka angka itu.

Aurelie memajukan bibirnya cemberut. "Kalau aku belum selesai, aku bolehkan nyontek milik mu, Calista."

Aubre mendorong pelan tubuh Aurelie enak saja nyontek. "Kamu harus berusaha dong."

Tubuh Aurelie limbang baru saja Aubre dan Calista ingin menolong namun tubuhnya telah di topang Aziel, Aurelie menengok ke belakang beberapa detik mereka bersitatap namun di sadarkan oleh dering hp milik Calista.

Sedangkan Aubre melotot tak lama senyum menggoda ia arahkan pada Aurelie dan kakaknya itu.

Tring tring

"Ah maaf mengganggu keromantisan kalian." Calista menahan tawa saat Aurelie terlihat salah tingkah lalu melepaskan dekapan Aziel.

Calista mengkrenyitkan alisnya saat nama yang terpampang di hp adalah nenek Marta. "Ada apa?."

Ia mendekatkan hp pada telinganya. Lalu melirik temanya mengkode dengan tangan agar menyuruh mereka duluan. mereka yang mengerti mengangguk.

"Halo nek."

"Aku redgar kak."

"Ah iya redgar ada apa ya."

"Nenek kak hiks, nenek pingsan."

Calista mengkrenyitkan alisnya, raut wajahnya menandakan kecemasan, ia berjalan cepat ke mobilnya sambil masih mengangkat telepon.

"Halo Redgar ada apa tenang dulu ya, sekarang Redgar ada di mana."

Calista the best figuran Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang