20. Bucin.

5.6K 579 7
                                    

"Calista di depan ada Yang mulia putra Mahkota."

Benar saja apa yang di katakan oleh putra mahkota sebelum bel masuk berbunyi, bahwa ia akan menjemput Calista saat istirahat.

Calista berdiri tersenyum mengangguk. "Baiklah, ayo kita ke Cafetaria." Ia menengok pada kedua temannya.

"Ah kau duluan saja, nanti pangeranmu di bawa pergi oleh wanita lain Calista." Aubre menggoda sambil menahan tawanya.

Calista memutar bola mata malas, sangat jengah dengan kedua temannya yang beberapa menit ini selalu menggodanya."ya sudah." Ia melenggang pergi tanpa menengok lagi pada kedua temannya.

Kedua temannya yang melihat Calista bertingkah seperti itu tertawa renyah, membuat Calista yang mendengarnya tambah jengah.

Sampai didepan pintu Calista melihat putra mahkota sedang bersandar di tembok sambil membaca buku kecil, Calista tersenyum lalu menyapa putra mahkota. "Salam yang mulia."

Edwin menengok ia tersenyum tipis pada Calista lalu menutup buku kecilnya memasukkan pada kantong almamater nya. Ia mengenggam tangan mungil Calista. "Tak usah beri salam pada ku Calista, ... Ayo!!."

Calista menggaruk tengkuknya lalu menyengir. "Hehehe aku tak bisa Ed itu kan bentuk kesopanan untuk keluarga kerajaan."

Edwin menghela nafas. "Baiklah." Lalu tersenyum tipis.

Tak beberapa lama langkah mereka akhirnya usai setelah mereka berhenti di salah satu meja.

"Duduklah disini."  Edwin mendudukkan Calista lalu ia ikut duduk di sampingnya.

Seperti biasah Edwin memesan makanan untuk Calista namun kali ini berbeda, ia hanya memesan satu porsi hanya untuk Calista, membuat Calista mengkrenyit bingung.

"Kau tak memesan makanan Ed." Ucapnya setelah makanan telah tersaji di depan matanya.

Edwin tak menjawab ia menghadap ke Calista lalu mengambil sendok Calista menyendok makanan mengarahkan ke mulut Calista. "Aku sudah... Sekarang kau makan hem."

Calista mengedip ngedipkan mata lalu mengangguk kaku, ia menerima sendokkan dari Edwin.

Edwin terus menyuapi Calista, bahkan sampai beberapa murid menganga tak percaya bukan hanya itu teman teman Calista serta teman teman putra mahkota  yang duduk terpisah dari mereka melotot tak percaya.

Edwin terkekeh saat melihat Calista menampung makanannya di mulut. "Kau imut sekali, ingin rasanya aku menggurungmu hanya untuk ku." Ucapnya sambil mengelus bibir Calista.

Calista yang baru saja menelan makanannya terdiam kaku lalu dengan gerakkan kaku ia menatap putra mahkota horor. Ia mengalihkan pandangannya dengan cepat lalu mengambil minumnya meminumnya dengan susah payah.

Edwin terkekeh lagi melihat Calista, ia menopang dagu menatap Calista. "Benar benar imut." Lirihnya namun dapat di dengar Calista.

"Ha_ha ha ha, Ed kau a_aneh em sudahlah ja_jangan me_menatapku seperti itu."

Edwin menegakkan kembali tubuhnya menatap polos Calista. "Oke."

"Hah kenapa putra mahkota sangat imut aduh bisa gila aku."

Anda sepertinya sedang jatuh cinta tuan, anda lucu sekali.

Calista tersentak ia melotot, membuat Edwin memegang bahu Calista. "Kau baik baik saja kan Calista."

Calista menatap putra mahkota lalu ia tersenyum. "Ah aku tak apa Ed."

Edwin menghela nafas lalu mengelus kedua bahu Calista. "Ya sud_."

Calista the best figuran Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang