_
_
_
_
_
2 Minggu sudah berlalu. Sekarang tiba saatnya giliran Ten untuk melakukan pendekatan pada Johnny.
Tepat pukul delapan pagi, Ten pergi dari apartemen menuju mansion Keluarga Seo, tentunya dijemput oleh salah seorang supir keluarga kaya raya itu.
Di sepanjang perjalanan, Ten terus melihat keluar kaca. Memikirkan entah apa yang akan terjadi dan entah apa yang bisa ia lakukan pada pria bernama Johnny itu dengan fisiknya sekarang. Ten takut kalau dirinya sendiri akan lebih membuat Johnny berada dalam kesulitan karena tangan Ten tidak bisa bergerak leluasa, bagaimana bisa tangan seperti ini membantunya? Begitu pikir Ten.
Ten mengetuk ngetukkan pergelangan tangannya ke kepala, tanda ia frustasi.
Supir yang ada di depan mendapati raut wajah itu dari spion dalam mobil.Beberapa menit dalam perjalanan, akhirnya Ten sampai di depan mansion itu. Supir tadi mengantarkan Ten masuk ke dalam pintu utama, lalu ia segera di datangi seorang pelayan untuk menjelaskan beberapa hal padanya sambil mereka melangkah menuju kamar Johnny.
Cklek
Pelayan itu membuka pintu kamar yang cukup besar di depan mereka. Ia segera dipersilahkan masuk oleh pelayan tersebut dan setelah Ten masuk pelayan itu menutup pintu kembali sebelum pergi.
Ten melangkah lebih masuk ke dalam kamar karena kamar ini cukup besar dan memiliki sedikit lorong.
Disana ia melihat Johnny bersandar di sofa masih menggunakan piyama tidurnya dengan mata yang terpejam.
"um.. permisi, selamat pagi Tuan Johnny"
ucap Ten pelan.Tidak lama setelah sapaan itu, Johnny segera terbangun lalu memperbaiki posisi duduknya lebih santai.
"Kau yang bernama Ten?"
tanya Johnny."Ya, itu namaku"
Johnny menggangguk mengerti.
"Apa Tuan sudah sarapan?"
tanya Ten kikuk. Ia melakukan pertanyaan dasar yang sedikit diajarkan oleh pelayan tadi."Belum, bisa kau bawakan padaku? Atau kau bisa menyuruh pelayan datang untuk mengantarkannya"
"Baiklah"
Ten pun keluar kamar untuk meminta sarapan Johnny pada pelayan yang tidak sulit ia temukan di sekitar luar kamar.
"Biar saya saja yang membawa, Tuan"
ucap pelayan itu saat melihat Ten tampak kesulitan membawa nampan yang berisi cukup banyak makanan.Ten menurut saja, akhirnya nampan itu kembali ke tangan sang pelayan.
Mereka masuk ke dalam kamar dan meletakkan semua makanan itu di atas meja kamar Johnny.
Pelayan itu langsung keluar.
Saat Johnny meraba ingin mengambil makanan itu, Ten menahan tangan Johnny.
"Biar aku saja, Tuan"
"Ah baiklah"
balas Johnny sembari tersenyum."Erh... Aku tidak tau harus bagaimana menjelaskan ini tapi jari jari di kedua tanganku tidak berfungsi"
Johnny terkekeh pelan.
"Aku tahu. Ji Cheol sudah memberitahu"Ten mengernyit
"Bukankah Ji Cheol nama ayahmu Tuan?""Ya, aku menyebutnya dengan nama,
Johnny mengedikkan bahu sekilas.
KAMU SEDANG MEMBACA
NOT CINDERELLA [JOHNTEN] ✓
FanfictionPerjodohan dua orang yang sama sama memiliki kekurangan. Apa perjalanan hidup mereka semulus itu dan saling menerima?