Seven

2.9K 369 70
                                    


_

_

_

_

_


Sejak pagi sampai sore hari Johnny menghabiskan waktu di kantor ayahnya. Ia cukup banyak membantu disana karena Johnny memang sudah menguasai pekerjaan di kantor itu, hanya saja ia lebih tertarik menjadi seorang dokter. Padahal Johnny adalah seorang pewaris tunggal di keluarganya.

Sejak awal kedatangannya ke kantor, Ji Cheol sudah merasa ada yang tidak beres tapi ia enggan untuk menanyakannya dan yang jelas Ji Cheol yakin kalau Ten sudah mengetahui bahwa Johnny sebenarnya tidak buta.

Banyak karyawan disana terkejut dengan kedatangan Johnny yang bisa melihat tapi beberapa dari mereka juga tidak cukup terkejut karena mereka berpikir bukan hal yang mustahil keluarga Seo itu bisa mendapatkan dengan cepat seorang pendonor mata untuk putra tunggalnya.

Sekarang waktu pukul lima sore, tetapi Johnny belum menunjukkan tanda tanda akan pulang ke mansion.

"Hei nak, kau tidak berniat untuk pulang dan kau juga belum memakan apapun sejak tadi siang?"
tanya Ji Cheol pada Johnny yang sibuk dengan layar monitornya.

"Tidak, aku sibuk"
balas Johnny tanpa berpaling.

"Sibuk apa? sejak kapan kau tertarik sibuk dengan urusan kantor? ch! tumben sekali"
balas Jo Cheol sambil terkekeh pelan.

Johnny tidak terlalu menanggapi ucapan ayahnya.

"Youngho, apa kau sedang bertengkar dengan Ten?"
tanya Ji Cheol lagi. Ini yang ingin ia tanyakan sejak pagi tadi karena melihat raut wajah Johnny yang tampaknya tidak bersahabat.

Melihat Johnny masih belum menjawabnya, Ji Cheol merasa dugaannya benar.

"Youngho--

"Aku sedang tidak ingin membahasnya, Ji Cheol"
kesal Johnny menatap ayahnya.

Johnny datang ke kantor ini untuk mencari kesibukan yang bisa mengalihkan pikirannya dari Ten tetapi ayahnya justru mengungkit tentang Ten sekarang.

Meskipun begitu, sebelumnya Johnny memang sudah tidak terlalu fokus. Pikirannya selalu berada pada Ten, mengingat bagaimana ia melihat Ten yang menangis dan kesakitan di bawahnya, lalu tamparan itu.

BRK!!

Johnny mendorong meja nya kasar membuat Ji Cheol hanya menggelengkan kepalanya.

"Sebaiknya, kau pulang. Tidak ada gunanya melampiaskannya disini. Itu tidak akan membuat masalahmu selesai"
ucap Ji Cheol.

Johnny langsung meraih jas dan ponselnya lalu keluar dari ruangan ayahnya itu.

Ji Cheol hanya bisa mendengus kesal melihat tingkah anak semata wayangnya. Mulai dari mengikuti permintaan konyolnya bersandiwara buta, sekarang tiba tiba datang ke kantor tanpa ia tahu apa masalahnya, dan lainnya.

"Besok akan ada apalagi"
gumam Ji Cheol sambil memandang data kerja di layar monitornya.

***

"Selamat datang, Tuan"
sambut pelayan yang lewat di dekat pintu utama.

Johnny hanya mengangguk pelan sambil melangkah ke arah kamarnya.

Cklek!

Ia membuka pintu kamar, mencampakkan jas dan ponselnya asal di sofa lalu menghempaskan tubuhnya lagi untuk berbaring memejamkan mata sambil menaruh telapak tangan di dahinya. Kepalanya terasa sedikit berat dan pikirannya lelah.

NOT CINDERELLA [JOHNTEN] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang