BAB 14 ( SALAH PAHAM )..

7 1 0
                                    

"M-Morris.." ucap suara yang sudah tidak asing lagi Morris dengar, ketika mendengar suara itu dia langsung menoleh ke sumber suara

Morris tersenyum singkat lalu dia kembali menatap ke arah persawahan itu, entah mengapa tidak seperti biasanya dia enggan melihat wajah Morra

Ketika melihat wajah Morra Morris hanya akan merasa sakit "kenapa kau ada disini ?" Tanya Morra

Morris tersenyum simpul "tidak tahu, aku ingin kesini saja" jawab Morris singkat "apa ada masalah ?" Tanya Morra yang kali ini berhasil menyita perhatian Morris

Pria itu menatap Morra lekat namun Morra dapat melihat dengan jelas kesedihan yang terdapat pada manic matanya

"Menurutmu ?" Tanya balik Morris "iya sebenarnya aku dapat melihat masalah itu dari dalam matamu, matamu tidak bisa membohongiku, aku tahu ada sesuatu hal yang kau pikirkan saat ini" jelas Morra

"Kau pandai sekali dalam membaca mata seseorang rupanya" Morra tersenyum singkat lalu Morris kembali menatap ke arah persawahan itu

Jelas ada perbedaan sikap yang Morris tunjukan saat ini, biasanya dia akan banyak bicara namun kali ini dia hanya bicara ketika ditanya saja "Morris jika tidak keberatan kau boleh cerita kepadaku mengenai masalahmu"

Morris menghela nafasnya dan tersenyum simpul "aku tidak ingin cerita apapun, aku hanya ingin meminta tolong kepadamu" ucap Morris

"Tolong apa ?"

"Tolong jangan pernah lagi berusaha selalu ada untukku! Jangan ikut campur mengenai masalahku! Dan jangan pernah mencoba menghiburku!"

Deg!

Perkataan Morris membuat Morra terkejut pasalnya dia tidak pernah melihat Morris marah seperti itu

Karena sebelumnya memang Morris tidak pernah marah dan bicaranya juga selalu lembut kepada Morra

"Sepertinya memang Morris ingin membatasi kedekatannya denganku, mungkin saja Ria memintanya untuk tidak dekat lagi denganku" gumam Morra dari dalam hati

Matanya berkaca-kaca ketika airmata hendak jatuh membasahi pipinya Morra segera menyeka airmatanya "kalau begitu maafkan aku karena sudah mengganggumu, aku permisi"

Ketika Morris mendengar suara Morra yang bergetar dia refleks menoleh ke arah Morra dan benar saja Morris melihat sisa airmata yang berada di pipi Morra

"Tuhan kenapa aku marah kepadanya ? Kenapa aku membentaknya ? Meskipun aku kesal kepadanya tapi aku tidak berhak marah kepadanya kan ? Bodoh sekali kau Morris!" Sesal Morris

Ketika Morra hendak beranjak dari duduknya dan pergi dari sana Morris segera menangkap tangan Morra seraya mencegahnya pergi

"Tidak Morra jangan pergi, aku mohon maafkan aku tadi aku hanya sedang tidak bisa mengendalikan diriku" sesal Morris

"Aku tidak tahu apa yang mengganggu pikiranmu saat ini Morris tapi aku juga mengetahui satu hal mengapa kau bersikap seperti itu kepadaku" Morris mengalihkan pandangannya dan perlahan dia juga melepaskan tangan Morra dari genggaman tangannya

"Kalau kau sudah mengerti kenapa tidak kau jelaskan ?" Sebenarnya saat ini terdapat kesalahpahaman dalam pikiran Morra dan Morris

Jika Morra berpikir Morris bersikap seakan ingin menjaga jarak dengannya itu karena Ria sementara dalam pikiran Morris Morra mungkin saja sudah tahu tentang perasaan yang dia pendam untuk gadis itu

Bahkan Morris berharap bahwa gadis itu akan menjelaskan semuanya terutama mengenai kedekatannya dengan teman pria satu kantornya itu

"Bagaimana aku sanggup menjelaskannya Morris ? Hatiku terlalu sakit untuk menerima kenyataan bahwa kamu dan Ria itu saling mencintai.." tak terasa airmata Morra menetes dan Morris melihat hal itu

Cinta Tiada Akhir (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang