"dokter mengatakan kondisi Morris sudah semakin baik dan dia boleh pulang besok" ucap ibu Morris sebari menatap lurus tanpa menoleh sedikitpun ke arah Morra
"Iya ibu benar, aku sangat bersyukur atas itu" ucap Morra "itu berarti sudah saatnya komengatakan semuanya kepada Morris, penuhi janji yang ko punya segera" Morra menghela nafasnya
Ya dia memang pernah berjanji bahwa ketika keadaan Morris sudah membaik maka dia akan segera mengatakan semuanya bahkan termasuk juga mengakhiri hubungan mereka
"Itu akan sangat berat buat Morra tapi bagaimanapun juga Morra sudah berjanji dan Morra akan segera menepatinya" jelas Morra
"Kapan ko akan mengatakan semuanya kepada Morris ? Bukankah semakin cepat itu lebih baik ?" Morra mengangguk "iya besok Morra akan mencoba mengatakan dan menjelaskan semuanya kepada Morris"
"Besok Morris akan pulang kenapa ko tidak mengatakan nya sekarang saja ?" Morra menghela nafasnya "jika memang itu permintaan ibu maka baiklah saya akan mengatakannya malam ini juga dan setelah itu saya akan kembali menjauh dari Morris"
"Itu sangat bagus, dan satu hal lagi saya mau ko membantu saya" Morra menatap ibu Morris "membantu apa Bu ?" Ibu Morris mengeluarkan sebuah foto seorang gadis dari dalam tasnya
"Namanya Maruna Swarandhika Basae, dia adalah putri dari kepala daerah, beberapa saat yang lalu ayahnya datang menemui kami dengan niat ingin menjodohkan Morris dengan Maruna"
Deg!
Perkataan ibu Morris membuat hati Morra tercelos bahkan matanya juga sudah berkaca-kaca namun meskipun hatinya terasa sakit dia harus berusaha tegar dan tersenyum di hadapan ibu Morris
Morra menyeka airmatanya lalu dia mengambil foto gadis yang bernama Maruna itu "dia.. dia sangat manis" ucap Morra sebari menahan airmatanya "bukan hanya itu dia juga baik dan yang terpenting dia memiliki satu paham dengan Morris" Morra menunduk dia berusaha menguatkan dirinya lalu dia kembali mendongak dan menatap wajah ibu Morris sebari tersenyum
"Ibu mau saya membantu bagaimana ?" Tanya Morra "tolong buat Morris setuju dengan pernikahan ini"
Deg!
Airmata Morra menetes begitu saja ketika mendengar perkataan ibu Morris namun dia berusaha menguatkan dirinya
Rasanya sangat berat untuk melakukan hal itu, Morra bahkan belum tentu bisa membuat Morris mengerti akan perbedaan mereka lalu sekarang ibu Morris ingin menambah beban Morra untuk membuat Morris setuju menikahi gadis itu ?
"Ko mau membantuku eh ?" Morra menghela nafasnya dia juga menghapus airmatanya "aku tidak janji kalau Morris akan langsung setuju tapi aku pasti akan berusaha semaksimal mungkin untuk mewujudkan keinginan ibu" jelas Morra "ko memang gadis yang baik, terimakasih" ibu Morris menepuk punggung Morra dan memegang pipi Morra
"Saya pamit" Morra mengangguk lalu ibu Morris pergi meninggalkan Morra sendiri di taman rumah sakit itu
Morra tidak bisa mengendalikan dirinya ketika ibu Morris sudah pergi dari sana, kenapa ? Kenapa cobaannya terasa semakin berat saja ? Bagaimana caranya dia bisa membuat Morris mengerti bahkan membuat pria itu juga setuju untuk menikah dengan gadis lain ? Dan apakah Morra sanggup melakukan hal itu
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Tiada Akhir (TAMAT)
Fanfiction"Aku mungkin bisa menguatkan diriku untuk melihat dirimu bersanding dengan yang lain, tapi aku tidak bisa melihatmu mati karena ketika kau mati maka aku pun juga akan mati, ragaku mungkin masih berada di bumi ini namun jiwaku akan ikut pergi bersama...