BAB 37 ( PERMINTAAN IBU MORRIS )...

5 1 0
                                    

Perlahan Morra menggerakan jarinya dia mengamati sekitarnya lalu ketika melihat terdapat infusan pada kedua tangannya dia baru sadar jika dirinya saat ini berada di rumah sakit

"Morris ? Dimana Morris ?" Morra membuka alat batu nafas yang menempel pada hidungnya dia juga segera melepas infusan yang menempel pada tangannya

Saat ini dia ingin mencari keberadaan Morris bagaimana keadaan pria itu ? Dia sangat takut kehilangan Morris

"Morra kenapa kau keluar ?" Tanya Julvri ketika dia melihat Morra keluar dari kamar rawat inapnya "dimana Morris ?" Julvri hanya diam "Julvri katakan dimana Morris!!" Teriak Morra sebari menggoyangkan bahu Julvri

"Aku akan mengantarmu" Julvri menunjukan tempat Morris di rawat saat ini Morris berada di ruang ICU

Morra melihat dari kaca pintu ruangan itu airmatanya mengalir begitu saja ketika melihat Morris terbaring lemah tak berdaya banyak sekali selang yang menempel pada tubuhnya

"Katakan kepadaku bagaimana keadaannya ? Apa kata dokter ?" Tanya Morra lagi dan lagi Julvri hanya diam "katakan padaku bagaimana keadaan Morris Julvri! Bagaimana ?! Katakan!" Teriak Morra lagi

"Morra tenanglah dulu lebih baik sekarang kau kembali dulu ke kamarmu dan beristirahat kamu-"

"Apa katamu ? Beristirahat ? Bagaimana bisa aku beristirahat sementara aku tidak tahu bagaimana keadaan Morris huh ?! Katakan padaku bagaimana keadaannya Julvri! Katakan!" Julvri menghela nafas beratnya

"Kata dokter Morris sedang berada dalam masa kritis, dia koma Morra dia kehilangan banyak darah Morra dan peluru itu juga berhasil melukai organ dalamnya" jelas Julvri yang membuat tangis Morra kembali pecah Morra meluruh ke lantai begitu saja "tidak! Kau pasti bohong Julvri! Tidak! Morris.. dia pasti baik-baik saja Julvri tidak!!" Julvri memegang bahu Morra "tenanglah Morra jika kau yakin Morris akan baik-baik saja maka dia pasti akan baik-baik saja"

"Boleh aku masuk ?" Tanya Morra yang dijawab anggukan pelan oleh Julvri

Morra segera masuk ke dalam ruangan Morris bagaimanapun caranya dia tidak akan pernah membiarkan Morris pergi

Morra tidak bisa menahan isakannya ketika dia melihat kondisi Morris perlahan gadis itu mendekat ke arah Morris

Dia memegang tangan Morris dan bahkan dia juga beberapa kali mengecup tangan Morris "tidak Morris jangan seperti ini, aku tidak suka melihatmu lemah seperti ini, bangunlah Morris bangun..." Ucap Morra sebari terus mengecup tangan Morris

"Apa kamu tidak mau bertemu denganku huh ? Apakah kau semarah itu sampai-sampai kau tidak ingin melihatku ? Morris katakan sesuatu! Morris apa kau tidak mau mendengarkan penjelasan ku mengapa aku pergi huh ? Morris..."

"Morris bangunlah aku sangat merindukanmu Morris..." Gumam Morra lalu dia menenggelamkan tangisnya pada bahu Morris

Perlahan Morris menggerakan jarinya setelah beberapa saat kemudian mata Morris juga perlahan terbuka "Morra.. aku sangat merindukan dirimu.." gumam Morris dari dalam hati dia masih belum sanggup mengatakan semua itu karena tubuhnya terasa sangat lemah

"Morris aku sangat merindukanmu bangunlah.. jangan tinggalkan aku.." gumam Morra di sela isakannya

Morris tersenyum ketika mendengar pengakuan Morra sebulir airmata juga jatuh membasahi pipinya "Ternyata bukan hanya aku saja yang masih merindukanmu kau juga merindukanku ? Aku kira kau bisa dengan mudah melupakanku tapi ternyata sampai saat ini kau juga masih mencintaiku Morra ? Aku rela terus berada dalam posisi ini jika itu tidak akan membuatmu pergi dariku" gumam Morris lagi

Morris kembali memejamkan matanya ketika matanya terasa sangat berat sementara itu Morra bangkit dan dia menyatukan keningnya dengan kening Morris "dengarkan aku Morris bangunlah.. aku sangat merindukanmu.. hiks.."

Perlahan Morris kembali membuka matanya dan hal pertama yang dia lihat adalah wajah Morra

Morris tersenyum singkat dia kembali memejamkan matanya menikmati setiap detik kehangatan yang Morra berikan untuknya

Sudah lama sekali dia tidak merasakan kehangatan itu kembali dan kali ini dia tidak akan menyiakan kesempatan itu

Cup!

Morra mencium puncak kepala Morris hal itu juga membuat Morris tersenyum dan kembali membuka matanya

"Morris.. kau.. kau sudah sadar ? Morris aku sangat merindukanmu.." ucap Morra sebari kembali merengkuh tubuh Morris

"Jangan pernah membuatku takut untuk kehilanganmu lagi Morris" gumam Morra di sela isakannya "aku akan memanggil dokter" Morra beranjak dia segera keluar untuk memanggil dokter

"Morra bagaimana ? Kenapa kau keluar ?" Tanya Julvri yang berada tepat di depan kamar Morris "tolong panggilkan dokter Julvri saat ini Morris sudah sadar" Julvri mengangguk lalu dia segera memanggil dokter

Sementara Morra dia kembali masuk ke dalam ruangan Morris dia menggenggam tangan Morris dan mengecupnya berkali-kali hal itu membuat Morris tersenyum

"Terimakasih.. terimakasih karena sudah mendengarkanku, terimakasih karena sudah mau menuruti permintaanku"

Dokter sudah tiba di ruangan Morris dia segera memeriksa keadaan Morris "kondisinya semakin membaik tapi tolong biarkan dia istirahat terlebih dahulu agar kondisinya semakin stabil" jelas dokter ketika dia sudah memeriksa kondisi Morris

"Lebih baik kalian tunggu di luar saja biarkan pasien beristirahat setelah dua jam barulah kalian boleh melihatnya lagi" Morra dan Julvri mengangguk lalu mereka melangkah keluar dari sana

                                  ***

"Bagaimana keadaan Morris ?" Tanya ibu Morris sebari mendekat ke arah Julvri "mama tenang saja kondisinya sudah stabil, dia sudah berhasil melewati masa kritisnya" jelas Julvri

Pandangan ibu Morris teralihkan ketika dia melihat Morra juga berada disana dia segera mendekat ke arah gadis itu

"Kenapa ko berada disini ? Bukankah ko sendiri yang bilang bahwa ko akan meninggalkan Morris toh ?" Tanya ibu Morris yang membuat airmata Morra kembali menetes namun dia segera menyekanya "bagaimana aku bisa tahan ketika melihat kondisi Morris seperti itu ? Aku mohon tolong izinkan aku untuk membantunya pilih dulu setelah kondisinya membaik aku akan kembali pergi" jelas Morra

"Ko ini bagaimana ? Ko pikir keputusan yang ko punya itu akan membuat Morris bahagia eh ? Tidak dia tidak akan bahagia, karena itu berarti sama saja ko mempermainkannya, jika memang ko mau pergi maka pergilah sekarang juga" Morra mengangguk pelan

Rasanya sangat sakit dan berat ketika dia harus meninggalkan Morris dalam kondisi seperti ini tapi bagaimanapun apa yang dikatakan ibu Morris memang benar jika dia memang berniat pergi dari Morris maka dia tidak boleh melakukannya setengah-setengah

"Baik saya akan pergi.. terimakasih sudah mengizinkan saya untuk melihat Morris" ucap Morra lalu dia melangkah pergi dari sana sebari menangis

"Maafkan aku Morris maafkan aku, aku tidak bisa menemanimu ketika kau sedang membutuhkanku, maafkan aku" gumam Morra dari dalam hati

Julvri dapat mendengar dengan baik apa yang Morra dan ibu Morris bicarakan hal itu membuat dirinya semakin bingung

Kenapa Morra ingin pergi ? Dan bahkan ibu Morris juga menyuruhnya untuk pergi dari kehidupan Morris apakah dia tidak tahu jika Morra adalah sumber dari kebahagiaan dan semangat Morris ?

Julvri akan mencari tahu semuanya karena itulah dia memilih untuk mengikuti Morra

                                  ***

Akankah Morra kembali pergi ? Jawabannya di part selanjutnya

Cinta Tiada Akhir (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang