BAB 43 ( MENJALANI KEHIDUPAN MASING-MASING )..

4 1 0
                                    

"Bimo tolong ko panggil Morris kesini eh" ucap Dani selaku danramil di tempat Morris bekerja "siap Dan!" Bimo segera menemui Morris yang saat itu tengah berlatih bersama dengan timnya

"Izin menghadap kapten" Morris menoleh ke arah Bimo dan mengangguk "ada apa Bimo ?" Tanya Morris "siap saya diperintahkan danramil untuk memanggil kapten Morris" Morris mengangguk "baiklah kau boleh pergi" Bimo mengangguk lalu dia segera pergi dari sana

Morris berjalan menuju ruangan danramil, ada masalah apa dia juga tidak tahu

"Siap saya menghadap dan!" Tukas Morris "masuklah" Morris mengangguk lalu dia duduk di depan meja danramil "Morris saya tahu kamu baru saja pulih dari sakitmu tapi keadaan genting di Kalimantan memaksa saya untuk menugaskan beberapa anggota dan.." danramil menggantungkan kata-katanya dia terlihat ragu untuk melanjutkan kalimatnya

"Saya siap jika komandan menugaskan saya kesana" ucap Morris yang seakan menjawab keraguan danramil "baguslah, besok kamu dan anggota yang lain harus sudah berangkat kesana"

"Siap Dan!"

"Kamu boleh pergi" Morris mengangguk lalu dia segera pergi dari ruangan danramil

                                 ***

"Kau sudah mau pulang Morra ?" Tanya Morgan yang dijawab anggukan oleh Morra "biar aku antar saja ya" Morra tersenyum dan menggeleng "tidak usah lagian lima belas menit lagi kan kamu akan ada jadwal operasi aku bisa pulang sendiri kok"

"Tapi aku bisa menitipkan kepada dokter lain yang ada disini dulu" Morra menggeleng "kenapa tiba-tiba kamu lupa dengan sumpah dokter yang kamu ambil ? Dengar Morgan, aku baik-baik saja sementara di ruangan operasi pasien kamu jauh lebih membutuhkanmu"

Morgan menghela nafasnya dan mengangguk "kamu benar yasudah tapi ingat ketika sudah sampai kabarin aku ya" Morra mengangguk dan tersenyum lalu dia segera pergi dari sana

Morra berjalan di tengah jalanan yang kala itu memang cukup ramai, akhir-akhir ini dia memang lebih suka berjalan kaki daripada naik angkutan umum ataupun kendaraan lain

Lagian jarak rumah sakit tempatnya bekerja dengan tempat tinggalnya cukup dekat

Morra hanya perlu berjalan selama kurang lebih lima belas menit, kebiasaan Morra memang banyak yang berubah sejak dia dan Morris berpisah

Gadis itu jauh lebih suka menikmati suasana alam ya meskipun di kota besar tempat Morra tinggal hanya tinggal beberapa persen ruang terbuka hijau namun dia tetap bersyukur

Setelah berpisah dengan Morris dia juga lebih suka menyibukkan diri, dia sering menulis sebuah cerita dan masih banyak lagi yang dia lakukan setiap harinya

Kali ini Morra juga memang tengah mencoba berbisnis tanaman, dia sibuk mempelajari berbagai macam tanaman hias

"Ibu!!!" Teriak seorang anak kecil yang berhasil menyadarkan Morra dari alam pikirannya

Morra terlihat panik ketika melihat anak kecil itu berada di tengah jalanan yang ramai

Anak kecil itu terjebak di tengah jalan tanpa pikir panjang Morra segera menolong anak kecil itu

Dia menerobos jalanan yang saat itu tengah ramai dengan penuh keberanian

"Ayo ikut Tante nak" ucap Morra sebari memegang tangan anak kecil itu lalu dia segera menggendong anak kecil itu dan membawanya ke tepi jalan

"Ibu...hiks.." anak kecil itu menangis mungkin karena dia ketakutan Morra segera membawa anak kecil itu ke dalam pelukannya dia mengelus puncak kepala anak itu dengan penuh kasih sayang

Cinta Tiada Akhir (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang