apa lu? gausah nungguin lg
.
"Apa kalian yakin kalau mereka akan berubah?" -RAG
"Urusan hasil bisa dipikir nanti, yang terpenting kita harus berusaha terlebih dahulu." -AED
"Jalan satu-satu nya adalah kita harus masuk ke dalam sana dan mengambil sem...
Lentera dan Vivi saat ini sedang menunggu jemputan mereka di area gerbang. Sesekali mereka berbincang-bincang tentang para cogan IHS.
Ah tidak, lebih tepatnya hanya Vivi yang membicarakan para cogan, sedangkan Lentera sama sekali tidak minat dengan pembahasan itu.
"Menurut gue nih ya, Bintang tuh cogan nomer tiga, kalo Sagara nomer dua," ujar Vivi.
Lentera menoleh bingung, karena setahunya siswa terganteng di IHS adalah Sagara, "nomer satu nya siapa?"
"Ya jelas ayang Bian lah," jawab Vivi yang kini tertawa tidak jelas.
Lentera hanya mendengus mendengar jawaban sahabatnya yang sangat bucin.
Kebetulan mata Lentera kini melihat Abian, kakak kelas mereka, sang ketua OSIS, sekaligus gebetan, tetangga, dan sahabat rahasia Vivi.
"Noh kak Bian tuh."
Vivi tersenyum melihat sosok Bian yang sedang berjalan menuju gerbang.
"Duh, kak Bian masa depannya aku ganteng banget sih," celetuk Vivi dengan tatapan memuja.
"Eh, tumben kak Bian jalan kaki, biasanya naik motor gak sih?"
Vivi yang masih terpesona melihat punggung Bian hanya menjawab demikian, "mungkin lagi pengen jalan kaki, hihi."
Tiba-tiba Vivi teringat sesuatu.
"Eh, Ra, sebenernya kak Bian tuh kemarin bilang katanya mau numpang pulang bareng sama gue dan papa gue, terus dia sekarang lagi nunggu di supermarket depan."
Lentera menatap Vivi terkejut lalu tertawa keras, "Hahahahaha, Halu lo."
"Ish, gue serius Rara, kemarin dia nelpon katanya dia mau pulang bareng camer, dia beneran bareng sama gue."
"Gak percaya gue, sini gue lihat call history lo."
"Gak ah, nanti lo iri,"
Lentera yang masih mengatur tawanya menyahut, "Vivi, kaya nya lo ketinggian deh mimpinya. Jangan tinggi-tinggi, ntar gak bisa balik ke bumi loh "
"Ya ampun lo gak percaya, Ra?"
"Kagak."
Vivi menekuk wajahnya, "Yaudah lah."
Mereka melanjutkan obrolan ringan mereka dengan tawa, riang, canda.
Setelah menunggu sekitar tiga menit akhirnya jemputan mereka sampai secara bersamaan.
