5 : Ada Sesuatu Tersembunyi

16 1 0
                                    

Dohyon tidak mengerti lagi dengan ruh menyebalkan itu. Ia tidak berhenti mengumpat sejak tadi, mengumpati Minwook tentu saja.

Tebak, apa yang dilakukan ruh tampan itu hingga membuat Dohyon kesal pagi-pagi?

Banyak! Banyak sekali!

Mulai dari melompat diatas kasur, memecahkan gelas di dapur, menyembunyikan peralatan mandi di kulkas, menggulingkan Dohyon dari kasur hingga terjatuh atau membuat lantai basah karena ketumpahan air.

Mau tahu bagaimana ceritanya? Dia membawa gayung ke ruang tengah sambil bernyanyi dan malah menjatuhkan gayungnya.

Apa dia sudah gila? Dohyon tidak habis pikir dengan pemikiran random ruh menyebalkan itu.

Dengan wajah masam, Dohyon keluar kamar. Masih mengenakan piyama setelah membereskan kekacauan yang dilakukan oleh Minwook. Ia begitu marah dan ingin sekali melenyapkannya.

"Pagi-pagi aku sudah gila,"

Dohyon membuka kulkas, mengambil sekotak susu almond. Setelah membukanya, Dohyon dengan senang hati meminumnya.

Tapi seketika moodnya turun melihat Minwook berdiri di sampingnya dengan senyum polosnya. Dohyon tidak jadi senang.

"Apalagi?!"

"Ayo pergi kerumah sakit! Aku sudah lama tidak mengunjungi ragaku!" pekik Minwook senang.

Dohyon memutar bola malas, "Tidak. Aku mageran."

Ia melangkah keluar dari dapur, sambil membawa susu kotaknya tentu saja. Tidak menghiraukan Minwook sudah mendengus kesal karenanya.

"Yak, hei, Dohyon! Temani aku ya~ Aku ingin bertemu Ayah dan Ibu juga kakakku." ucap Minwook.

Dohyon melempar kotak susunya. Untungnya masuk ke dalam tempat sampah, lalu menggelengkan kepalanya ribut.

"Aku harus pergi belanja. Besok sudah masuk sekolah, dan aku tidak ingin hari-hari sibukku sia-sia hanya karena mu." ucap Dohyon.

Minwook menghembuskan nafasnya. "Ya sudah kalau tidak mau." Lalu menghilang begitu saja.

Dohyon tidak ambil pusing. Lagipula ruh itu pasti akan kembali lagi kesini dan bersikap seperti tidak terjadi apapun. Jadi Dohyon tenang-tenang saja.

Tidak tahu saja kamu, author ini begitu jahat. Hahahaha!

Pemuda itu melirik seseorang yang berada dipojok, sedang tertawa sendiri. Lalu mendengus, "Dasar gila!"

"Yak! Aku tidak gila!"

"Tidak peduli."

Lalu pergi begitu saja memasuki kamar mandi. Mandi dulu, supaya pikirannya segar dan dia bisa pergi berbelanja makanan dan alat tulis.

.
.
.
.
.

Dohyon sekarang berada di toko alat tulis.

Sendirian.

Iya sendirian. Sama siapa lagi?

Minwook?

Entahlah. Dia tidak muncul lagi setelah berdebat dengan Dohyon untuk menemaninya pergi kerumah sakit. Tapi kalau Dohyon menurut, nanti diberi banyak pertanyaan oleh orangtua Minwook. Dohyon kan tidak mau. Itulah alasannya kenapa menolak ajakan Minwook.

"Tapi sendirian tidak enak juga. Huft~"

Mungkin karena sudah terbiasa dengan kehadiran Minwook, Dohyon jadi merasa kesepian saat sendirian begini.

Biasanya mereka selalu bertengkar kecil dimana pun dan kapan pun. Atau ketika Dohyon yang kesal saat Minwook menggodanya dan menjahilinya.

Rasanya mereka sangat dekat dan sudah mengenal lama. Padahal belum terhitung satu bulan sejak mereka bertemu di halte malam itu.

Soul Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang