chapter 13

226 16 1
                                    

Merasah sudah lama tak melakukan sesuatu yang ia inginkan kini aska sedang duduk di gang kecil yang biasanya ia mendapatkan mangsa di sela-sela menunggu aska duduk di tepi jalan tak lupa juga merokok namun tidak dengan sebotol minuman keras karna pikirnya itu dosa

Setelah beberapa jam menunggu akhirnya ada satu mangsa yang datang dengan membawa sebuah kayu aska bahkan heran. Apa dia tau bahwa aska seorang...?

"Kayu? " guman aska melihat sebatang kayu di tangan kakek itu

"Nak kamu ngapain di pinggir jalan? Kamu gak tau di jalan ini banyak pembunuhan?" tanya kakek itu

"Pembunuhan? Memangnya ada pembunuhan di jalan ini?" tanya aska balik dengan wajah khawatir

"Iya nak,sebaiknya kamu cepat pulang agar selamat dari pembunuh itu" ujar kakek itu sangat berhati-hati

"Apa anda tau apa sebutan dari pembunuh itu?" tanya aska setengah berbisik sambil menatap sekeliling

"Tentu saja! Pembunuh itu selalu menulis nama nya dengan darah tepat di samping korban nya" ujar kakek itu mengingat selalu ada nama yang sama ketika menemukan korban di jalan itu

"Lantas kenapa anda tidak takut keluar sendirian?" tanya aska heran

"Saya hanya ingin memberi tahu kamu agar segera pulang, jika masih ingin selamat" ujar kakek itu lalu tersenyum kecil di wajah nya yang sudah berkeriput

"Baiklah jika saya selamat jangan lupa untuk bertemu lagi disini, " ujar aska lalu memegang tangan kakek itu lalu segerah berbalik dan meninggal kan kakek itu sendiri

"Nak! Nama kamu siapa? Sepertinya aku perna melihat mu di suatu tempat" ujar kakek itu membuat langkah aska berhenti

Aska kembali berjalan ke arah kakek itu

"Lucifer"

Tubuh kakek itu langsung menjadi patung seketika bahkan kayu yang ia pegang langsung jatuh

"Kenapa? Bukankah kau menyuruhku pulang?" tanya aska

"Baiklah saya permisi dulu" ujar kakek itu lalu berbalik dan pergi dari hadapan aska

"Hei! Dasar bodoh. Kau pikir bisa pergi begitu saja? " tanya aska

Kakek itu masih terus berjalan tanpa mendengarkan ucapan aska, karna yang ia pikir hanya 'selamat'

Bhuk

Aska melempar kakek itu dengan kayu yang ada dihadapanya

"S-saya minta maaf" ujar kakek itu saat melihat aska dihadapanya

"Sekali lagi! " pintah aska

"S-saya mi-minta maaf" dengan nada gemetaran

"Sejujurnya saya malas banyak bicara dengan anda seperti tadi, tapi begitulah cara musuh berteman dengan mangsa" ujar aska

"Tau saya kan? ". Kakek itu langsung menganguk

"Sudah lihat wajah saya? ".

" saya mohon jangan bunuh saya"ujar kakek itu sambil mengeluarkan air mata nya

"Arrgghhh! Saya hanya ingin mencium bau dara" ujar aska dengan wajah yang sudah tidak tahan mencium darah.

Bagaikan vampire yang tercium bau darah, bagaikan zombie bertemu manusia. Aska sangat tersiksa jika tidak mencium bau darah ketika sudah menemukan mangsa nya

Kakek itu langsung bersujud di hadapanya namun aska menyuruh nya untuk bangkit

"Bangun! " pintah aska

ASKARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang