Sebenarnya sejak kecil, Na Jaemin tidak pernah suka datang ke rumah sakit. Sebuah rahasia umum jika tempat semacam itu merupakan tempat berkumpul para hantu. Jaemin benci itu.
Bahkan salah satu hal traumatis yang diingatnya hingga kini adalah saat berusia 4 tahun, Jaemin pernah melihat sebuah jiwa keluar dari raganya.
Namun sejak Jina mengikutinya hari itu, rumah sakit menjadi salah satu tempat yang kerap dikunjunginya.
Malam itu Jaemin masih saja duduk di loby rumah sakit, di tengah-tengah petugas yang sedang membereskan tempat sehabis pertunjukan santa. Tangannya masih memegang kartu harapan milik Jina. Entah mengapa perasaannya terasa ganjal.
Setelah cukup lama duduk disana, ia beranjak berkeliling rumah sakit tanpa arah. Diamatinya seluruh sudut rumah sakit, namun ia tak melihat satupun hantu disana.
Kenapa dia baru menyadarinya?
"Hey!"
Ditengah kebingungannya, sesosok pria menepuk pundaknya. Suara beratnya terdengar tak asing. Siapa lagi kalau bukan Park Chanyeol?
"Kamu nyari siapa? Kok sampai ruang jenazah? Nyariin setan ya?"
Jaemin tidak menjawab.
"Wah beneran?"
Chanyeol jadi teringat saat mereka masih di Jeongseon, Ahn Hyoseop pernah bercerita kalau anak itu mungkin bisa melihat hantu. Tapi cerita itu benar-benar kedengaran bodoh. Siapa juga yang mau percaya?
"Nggak dok, saya mau pulang."
"Perlu tumpangan? Rumah kamu dimana?"
"Hannam-Dong."
"Ok, kita searah."
Jaemin hanya mengiyakan saja. Lagi pula, itu bukan pertama kalinya Park Chanyeol memberinya tumpangan gratis.
"Kenapa nggak pulang bareng orang tua kamu aja tadi?"
"Mereka masih ada urusan."
Keduanya berjalan menuju basement yang sepi. Sekali lagi, Jaemin tidak melihat makhluk apapun disana. Hatinya masih tidak tenang.
"Wow, mobilnya baru lagi dok?" Serunya saat melihat SUV berwarna putih terparkir di ujung koridor. Seingatnya itu bukan tipe yang sama dengan miliknya di Jeongseon.
"Nggak baru kok." Balas pria itu mencoba rendah hati.
"Nggak baru, tapi edisi terbatas." ledek pemuda itu yang dibalas senyum bodoh oleh Chanyeol.
Jaemin tidak heran, pria itu muda dan kaya raya, uangnya banyak. Ayahnya merupakan pimpinan rumah sakit besar. Mustahil jika hanya memiliki satu kendaraan saja.
Satu-satunya hal yang membuat Jaemin heran adalah, kenapa pria itu masih lajang?
Well, setidaknya dia tidak pernah dirumorkan homo.
"Dok.."
"Apa?"
Sambil terus menyetir, pria itu menunggu pertanyaan dari Jaemin. Namun anak laki-laki itu justru terdiam.
"Mau tanya apa?"
"Lee Jina— dia nggak apa-apa kan?"
Chanyeol menoleh, "As you can see. She's fine." Jawabnya sambil tersenyum. "Mungkin dia perlu berobat sampai bertahun-tahun. Tapi itu nggak masalah, kamu nggak perlu kawatir."
Keduanya terdiam sejenak.
"Dunia medis selalu berkembang. Saya yakin pasti ada solusi untuk kembali normal."
YOU ARE READING
Evanesce ✔
Fanfiction[END] "Menurutmu kenapa aku masih gentayangan?" "Mungkin kamu belum mati." Ini bukan sebuah kisah horror yang menyeramkan. Kisah ini tentang Jaemin yang tak sengaja bertemu dengan arwah Lee Jina, si hantu bodoh yang pikun. Entah karena kasihan atau...