Lee Jina merasa kehilangan kekuatan untuk berdiri. Tubuhnya ambruk ke lantai dan bahkan tidak berkedip saat sosok Kang Mina semakin memudar lalu lenyap entah kemana.
Apa yang sebenarnya terjadi?
Beribu hal buruk melintas di benaknya. Dengan mengerahkan semua tenaganya, Jina mencoba untuk berdiri dan berjalan dengan berpegangan pada dinding.
Kepalanya terasa sakit. Entah itu kenapa. Jina tidak tau apakah ini normal dialami hantu lain atau tidak, tapi yang jelas dia merasa berbeda.
"Jaem.."
Saat itu Jaemin yang sedang berganti pakaian di ruang ganti bersama teman-temannya terkejut. Pasalnya, dia belum memakai kemejanya dengan benar, dan Lee Jina muncul tanpa permisi tiba-tiba.
Pemuda itu mencoba untuk berlagak senormal mungkin, kemudian berjalan keluar menuju ruang latihan vokal yang sedang kosong. Untungnya tempat itu kedap suara. Jadi tidak akan ada yang bisa mendengarnya meskipun dia berteriak.
"Kamu kenapa?"
Na Jaemin menjadari bahwa ada yang tidak beres pada Jina. Gadis itu terlihat begitu lemas dan— berkeringat..
"Aku lihat Kak Mina.."
Kedua tangan Jina mengepal kuat. Dia menceritakan apa yang dilihatnya pada Jaemin, pemuda itu nampak terkejut dan kebingungan.
Ayolah, tentu saja Jaemin tidak tau harus melakukan apa. Dia bukan keturunan cenayang, dia hanya mewarisi kemampuan neneknya yang bisa melihat hantu, itu saja.
"Aku liat tempat yang nggak asing.." Jina terlihat berpikir, "Tempat itu— bangunan kosong di deket danau.."
Jaemin tidak atau apa yang sedang dilakukannya. Sebenarnya dia ini sedang membantu Lee Jina menyelesaikan urusannya sebelum mati, atau justru menemukan penyebab kematian Kang Mina yang tidak ada hubungan sama sekali dengannya?
Kenapa dirinya harus ikut pusing memikirkan semua itu kalau pihak sekolah dan kepolisian saja sudah tidak mau menyelidiknya?
Pemuda itu terpaksa izin dari sekolah di siang bolong setelah mendengar apa yang dikatakan oleh Lee Jina. Jaemin berbohong pada guru BK bahwa ia memiliki urusan keluarga mendadak. Dan untungnya si guru BK memberi izin dengan mudah karena Jaemin adalah murid teladan.
Jaemin pikir akan lebih baik jika siang ini mereka pergi menemui dukun yang ada di distrik sebelah. Lalu malamnya, mereka akan pergi ke bangunan kosong di dekat danau.
Keduanya mampir ke asrama sejenak untuk mengambil beberapa barang sebelum berangkat.
"Ini hpmu mau diapain?" Jaemin menunjukkan ponsel hitam itu pada Jina.
"Buang aja, disimpen juga nggak ada gunanya.." Jawabnya sambil berbaring di atas ranjang milik Jeno.
Jaemin mengangkat bahunya. Faktanya memang mereka tidak bisa menemukan petunjuk apapun dalam ponsel Jina. Panggilan dan pesan yang masuk, semuanya berasal dari nomor beberapa guru dan teman-teman asramanya, itu semua tidak berguna.
"Ini masih baru. Sayang kalo dibuang." Jaemin memutuskan untuk memasukkan benda kotak itu kedalam ranselnya.
Setelah berganti pakaian, mereka pergi menuju distrik seberang dengan menggunakan bus.
"Gong Hyojin—" Lee Jina membaca sebuah kartu nama yang dipegang oleh Jaemin, "Kamu kenal dukun ini?"
Jaemin menggeleng, "Aku dapet ini dari Jeno. Dia bilang sih, dukun ini ibunya Shin Ryujin. Temen sekelasmu."
"Oh, aku kenal Ryujin.. dia si Taekwondo itu, kan? Aku suka dia, tapi sayangnya susah buat diajak temenan."
Lee Jina menatap ke atas. Ia ingat betapa kuatnya aura Shin Ryujin. Anak itu tomboy, tidak suka bicara dan pandai berkelahi.
Jina pernah sekali mengajaknya bicara, tapi cuma dapat lirikan tajam dari perempuan itu.
"Cheer up baby, cheer up baby~ Jom deo himeul lae~~"
Keduanya menyusuri jalan setapak setelah turun dari bus. Tidak ada banyak rumah disana. Tapi setiap rumah yang mereka lewati terlihat besar dan mewah.
Tentu saja, Jeongseon hanyalah sebuah kota kecil yang dikelilingi pegunungan.
Bahkan banyak rumah atau bangunan disana dimiliki oleh orang-orang kaya hanya untuk investasi properti. Sebagian dibiarkan kosong.
MADAM GONG.
Keduanya masuk ke dalam sebuah bangunan dimana sekelilingnya terlihat minim penerangan dan banyak lukisan-lukisan menyeramkan.
Seorang wanita muda keluar dari sana lalu bertanya pada Jaemin mengenai keperluannya. Dengan sedikit canggung, Jaemin mengatakan apa yang ingin dilakukannya.
Demi apapun, Jaemin merasa ngeri. Neneknya selalu berpesan untuk tidak mencampuri urusan makhluk yang bukan berasal dari dimensinya.
Dia sendiri juga tidak percaya, seorang juara olimpiade sains yang jenius malah berurusan dengan makhluk astral yang tidak masuk akal. Semuanya sangat tidak realistis.
Jaemin cukup beruntung sebab tidak harus mengantri karena dia datang di jam kerja.
Sosok wanita muda itu mengantarnya ke sebuah ruangan gelap. Hanya ada lilin merah disana, bau dupa tercium ke seluruh ruangan yang malah membuat Lee Jina sedikit merasa takut.
Pemuda itu menarik kursi kemudian duduk di atasnya. Di hadapannya terdapat seorang wanita yang duduk diam dengan menggunakan pakaian aneh.
Wanita itu memakai gaun formal dan topi fascinator klasik dengan jaring yang menutupi sebagian wajahnya.
"Kalian sedang bingung rupanya."
Ucapan itu membuat bulu kuduk Jaemin meremang. Dia bahkan belum mengucapkan sepatah katapun pada wanita itu.
"Kenapa kau tidak mendengarkan nenekmu? Jangan terlibat pada urusan makhluk lain. Kau bisa terluka, nak." Ujarnya pelan namun tegas.
Jaemin tiba-tiba merasa terintimidasi. Ia melirik Jina yang sedang berdiri disampingnya.
"Bilang pada anak itu. Cepat selesaikan urusannya atau dia tidak akan bisa kembali." Katanya lagi.
Jaemin mengerutkan keningnya, "Kembali?"
"Kembali ke tubuhnya."
"Bukankah Lee Jina sudah mati?"
Kedua sudut bibir wanita itu naik membentuk sebuah senyuman. Tapi tidak dengan matanya yang tetap menatap kosong pada Jaemin, she looks so creepy.
"Belum saatnya.."
Jina meremas gaun tidur yang dipakainya, tiba-tiba saja ia merasa ingin menangis.
"Dia bisa kembali jika menyelesaikan semuanya secepat mungkin. Dia tidak bisa berlama-lama mengembara.."
Wanita itu memainkan butiran beras yang ada dijarinya.
"Atau kegelapan akan menelan jiwanya.."
******
-to be continued-
Gong Hyojin as Madam Gong😂
YOU ARE READING
Evanesce ✔
Fanfiction[END] "Menurutmu kenapa aku masih gentayangan?" "Mungkin kamu belum mati." Ini bukan sebuah kisah horror yang menyeramkan. Kisah ini tentang Jaemin yang tak sengaja bertemu dengan arwah Lee Jina, si hantu bodoh yang pikun. Entah karena kasihan atau...