3 hari berselang semenjak terakhir kali Jaemin melihat Lee Jina mengikuti Jaehyun entah kemana. Pemuda itu tak juga melihat keberadaan Jina meskipun Jaehyun sudah kembali beraktifitas normal di sekolah.
Jaemin bahkan mencari keberadaan gadis itu di sekitar danau sekolah, tapi dia belum juga menemukan keberadaannya.
Sore itu ia pergi ke rumah sakit bersama Jeno. Lelaki itu bahkan membawa sebuket bunga peony yang dibelinya di pinggir jalan.
"Buat apa bawa bunga? Dia kan pasien ICU.."
"Nggak apa-apa, biar dipajang dimana gitu.." Jeno hanya mengendikkan bahu setelah mendengar jawaban itu.
Well, bunga-bunga itu memang terlihat cantik.
Kedua lelaki itu hanya memandang sosok yang terbaring tanpa jiwa di atas ranjang ICU.
"Jina, kamu dimana?" Batin Jaemin sembari menapakkan telapak tangannya pada kaca pembatas.
Rasanya sungguh aneh melihat Lee Jina dari dua sisi yang berbeda. Jaemin masih sulit untuk percaya, tubuh yang dipenuhi oleh perangkat medis itu adalah sosok yang sama dengan gadis cerewet yang sering bersamanya.
"Dia juga nggak ada disini, ya?"
Na Jaemin mengedarkan pandangannya sekilas, lalu menggeleng.
Entah dimana keberadaan Jina. Yang jelas, Jaemin ingin segera menyampaikan hal penting yang dia dan Jeno dapatkan.
"Maaf, kalian siapa?" Seorang perempuan berambut setengah pirang dengan mata sembab menghampiri mereka dan terlihat keheranan.
"Kamu siapa?" Bukannya menjawab, Jaemin justru melempar pertanyaan balik pada perempuan itu.
"Aku temannya Lee Jina."
Jeon Somi, begitulah orang asing itu memperkenalkan dirinya. Terlihat sekali bahwa dia berdarah campuran. Make up yang dipakainya juga cukup tebal. Sepertinya gadis itu tidak menyadari bahwa eyeliner dan mascara yang dipakainya luntur karena air mata.
Itu membuatnya terlihat aneh.
"Aku sama Jina udah 5 taun temenan. Setauku dia nggak suka temenan sama anak cowok. Kok bisa kalian deket sama dia?"
Jaemin terlihat terdiam sejenak sebelum menjawabnya, "Aku nggak bisa cerita, tapi aku nggak bohong. Dia sama aku deket kok.."
Somi hanya menunduk, kemudian kembali menangis. Ia berulang kali berusaha menghapus air matanya yang mengalir. Tapi yang dilakukannya justru membuat lunturan eyelinernya semakin melebar.
Jeno tau, tertawa di tengah suasana menyedihkan seperti itu memang sangat tidak sopan. Tapi melihat penampilan Somi yang sudah seperti panda benar-benar merusak suasana.
"Kenapa orang tuanya nggak ada disini? Kemarin waktu aku kesini juga cuma ada sepupunya."
"What do you expect? She come from a broken home.."
Suasana berubah menjadi hening. Jaemin dan Jeno tiba-tiba merasa tidak enak setelah mendengarnya.
"Ibunya pergi ke London, ayahnya mau nikah lagi sama tante-tante jahat. Mereka semua nggak ada yang bener." Somi menghela napas, "Kenapa Jina hidupnya gini banget?"
Disaat yang hampir yang bersamaan, kardiograf yang terletak disamping tubuh Jina berbunyi. Perawat yang sedang berjaga di dalam ICU tiba-tiba terlihat panik dan segera memanggil dokter.
"Dok, ada apa?" Tanya Somi saat seorang dokter melintas di depan mereka.
Tanpa memperdulikan ketiga anak SMA yang sedari tadi menunggu di depan ICU, dokter itu segera melakukan tindakan pemeriksaan pada Jina.
YOU ARE READING
Evanesce ✔
Fiksi Penggemar[END] "Menurutmu kenapa aku masih gentayangan?" "Mungkin kamu belum mati." Ini bukan sebuah kisah horror yang menyeramkan. Kisah ini tentang Jaemin yang tak sengaja bertemu dengan arwah Lee Jina, si hantu bodoh yang pikun. Entah karena kasihan atau...