Sore itu Jina tidak kembali bersama dengan Jaemin. Gadis itu memilih untuk berada di dekat Lee Seulmi yang sedang berlatih ballet sendirian.
Awalnya Jina berpikir bahwa Seulmi adalah seorang gadis jahat karena merebut posisi Mina sebagai perwakilan sekolah untuk turnamen ballet di eropa. Tapi sepertinya prasangkanya salah.
Instrumen Clair de Lune baru saja selesai mengalun. Menyisakan Seulmi yang terduduk sambil terengah-engah karena kelelahan berlatih.
Gadis itu terlihat menyeka keringat di dahinya lalu menunduk dan menangis.
Entah mengapa itu membuat Jina merasa iba. Kakak kelasnya itu terlihat begitu depresi.
Waktu menunjukkan pukul 7.30 malam saat Seulmi tiba di asrama. Lee Jina mengikutinya hingga tiba pada kamarnya yang terletak di lantai 5.
"Kakak disini sendirian?" Jina bertanya sambil mengamati sebuah ranjang yang terlihat kosong, meskipun ia sendiri tau bahwa Seulmi sudah pasti tidak bisa mendengarnya.
"Bloody hell.. Kak Mina pernah nempatin kamar ini?!" Ujarnya saat melihat stiker yang tertempel di pintu lemari.
Gadis itu juga mendapati foto yang masih terpajang di atas meja belajar Seulmi. Dia terlihat begitu akrab dengan mendiang Kang Mina.
Lee Jina baru 2 hari bersekolah di SMA Harim. Gadis itu tidak tau banyak hal mengenai seluk beluk murid disana.
Yang dikenalnya cukup baik dalam rentang waktu itu hanyalah Kang Mina namun tak pernah tau bahwa Mina dan Seulmi pernah berteman baik.
Apa yang terjadi di antara mereka?
Setelah selesai membersihkan diri, Seulmi berbaring di ranjangnya dengan menggunakan gaun tidur yang sama dengan Jina. Gadis itu terlihat memainkan ponselnya.
"Mau liat juga dong.."
Jina berjongkok di sampingnya dan saat itu pula wajah Jung Jaehyun muncul disana.
"Sudah selesai latihannya?"
"Iya, pak.."
"Yaudah.. Cepet tidur.. Jangan kecapekan.."
Lee Seulmi terlihat tersenyum, "Selamat malam pak dokter.."
Pria itu hanya melambai dari seberang sana lalu sambungan video call terputus.
Butuh beberapa waktu untuk Jina berpikir tentang hubungan apa yang ada pada keduanya. Apakah mereka menjalin sebuah hubungan terlarang?
***
Sore keesokan harinya, Jina hanya duduk sambil menekuk kedua kakinya di ruang tari sambil mengamati teman-temannya yang sedang mengikuti kelas seni.
Wajahnya terlihat murung. Jina berpikir pasti akan menyenangkan jika dirinya juga ikut dalam praktek ballet. Ia bisa menjamin dirinya akan mendapat nilai tertinggi karena dialah satu-satunya anggota klub ballet dalam kelasnya.
"Hei Nancy, itu payah.." Oloknya setelah menyaksikan salah seorang temannya menyelesaikan prakteknya.
Jina benar-benar merasa buruk setelah menyaksikan penampilan jelek teman-temannya. Jina bakan dapat menampilkan Swan Lake dengan sempurna saat masih SMP. Tetapi mereka semua bahkan tidak bisa membawakan basic movements dengan tepat.
"Pelajaran ini akan sempurna kalau Lee Jina ada disini. Kalian belum pernah liat dia nampilin ballet, kan?"
Kata-kata yang baru saja di lontarkan oleh Victoria yang tak lain adalah pembina klubnya benar-benar membuat Jina merasa tinggi hati.
YOU ARE READING
Evanesce ✔
Hayran Kurgu[END] "Menurutmu kenapa aku masih gentayangan?" "Mungkin kamu belum mati." Ini bukan sebuah kisah horror yang menyeramkan. Kisah ini tentang Jaemin yang tak sengaja bertemu dengan arwah Lee Jina, si hantu bodoh yang pikun. Entah karena kasihan atau...