Mo'on Maap ya kalau banyak typo
Happy Reading
***
"Nak Mahen, di tunggu Ibu Kos di gazebo."
Itu perkataan pak satpam ketika Raka melewati pagar besar. Melirik jam tangan, sudah pukul 11 malam lebih. Bukankah terlalu larut jika ibu kos sampai menunggunya. Pasti ada sesuatu yang tidak beres. Itulah dugaan yang berputar di otak Raka.
Benar saja, disana Ibu Kos nampak duduk selonjor dengan memangku bantal santai seraya mengulik ponselnya. Terdengar alunan musik yang sepintas lewat dan terus berganti-ganti. Bisa di pastikan, wanita paruh baya itu tengah asyik scroll beranda dari salah satu aplikasi yang lagi hits.
"Malam Bu. Ibu ada perlu dengan saya?" Sapaan Raka menghentikan aktifitas sang Ibu Kos.
Setelah meletakkan ponsel di sisinya duduk. Lisa mempersilahkan Raka untuk duduk di depannya. Tanpa perlu repot-repot melipat kakinya yang masih setia selonjor.
"Ibu mau tanya. Kemarin malam kamu pulang sama putri saya? Pak Gun yang cerita," Lisa menatap lurus kearah Raka.
"Iya bu benar." Tidak mungkin juga dirinya bohong. Yang membuka gerbang pak satpam alias pak Gun.
"Bagaimana bisa?"
Raka pikir, gadis itu akan cerita sendiri pada ibunya tentang apa yang sudah terjadi. Tapi melihat Ibu kos yang menginterogasinya seperti ini, itu berarti tidak ada penjelasan apapun. Yang juga berarti, Raka harus menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Tapi tidak dengan insiden mobil yang pulang diantar pegawai bengkel. Itu harus di rahasiakan.
"Hanya itu?" Suara Lisa begitu tenang setelah mendengar penjelasan Raka, namun sarat akan ketegasan seorang ibu.
"Benar Bu. Saya tidak ada niat apapun, hanya murni ingin membantu saja."
"Apa malam itu ada laki-laki lain disana?"
"Tidak ada Bu. Putri ibu hanya sendirian."
Keheningan membuat Raka tidak nyaman. Sungguh menghadapi klien yang susah di taklukkan lebih baik daripada berada di situasi seperti ini. Memang, dirinya tidak ada hubungan apapun dengan Liana, tapi kenapa situasinya seperti dirinya yang tengah di interogasi oleh orangtua pacar.
"Apa kamu tau, kenapa mobil itu bisa pulang dengan di antar oleh pegawai bengkel?"
"Soal itu saya juga tidak tau Bu. Mungkin bisa jadi, putri Ibu lupa kalau sudah menghubungi pihak bengkel malam itu."
"Nama lengkap kamu siapa? lupa saya."
"Raka Mahendra, Bu."
Lisa nampak diam mengamati Raka. Entahlah, Raka tidak tau apa yang tengah dipikirkan oleh Ibu berhijab ini. Yang jelas tatapannya sungguh menyinggung Raka. Dirinya hanya membantu, tapi kenapa seolah-olah tengah dicurigai. Karena sudah membuat putrinya menangis. Apa wajah tampannya terlihat begitu bejat? H
"Oke! Saya percaya sama kamu. Tapi saya akan tetap memantau kamu dalam diam. Karena bagi saya sangat aneh, seorang pemilik blackcard memilih kost di tempat seperti ini." Ucap Lisa penuh wibawa. Kesan Ibu Kos yang gaul seolah hanya kiasan belaka.
Sontak saja Raka terbelalak dan mendadak kesulitan menelan salivanya, yang tiba-tiba saja bisa berubah sekeras batu. Ternyata wanita paruh baya di hadapannya ini, tidak bisa dianggap remeh. Memang kehidupan mereka terlihat sangat sederhana. Seperti kebanyakan orang di Indonesia. Tapi yang jelas membuatnya terlihat berbeda adalah wajah Liana yang seperti blasteran. Entah Indonesia campuran apa. Irak, Iran, Arab, Palestina, Pakistan atau... India? Gila memang, kenapa pikirannya bisa berkelana kemana-mana seperti ini. Tubuh dan pikirannya sudah sangat lelah, harus segera di istirahatkan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kecantikan Hati (On Going)
Любовные романы{Miller Series #2} Menyandang nama besar Miller nyatanya tidak semudah yang Raka bayangkan. Biasa hidup dengan kesederhanaan malah sering kali membuatnya jengah dengan kehidupan mewahnya. Dia cukup bersyukur dengan segala apa yang bisa ia dapatkan d...