Taeil menahan Pekikan gemasnya, dia mengintip dari balik kaca Ruang ganti. Merasa puas dengan hasil kerja kerasnya
"Astaga aku hampir pingsan melihatmu!" Dari ambang pintu, Ten yang baru datang dengan Seragam pelayan memegangi dadanya Dramatis
Membuat Doyoung berdecak "Kakak jangan pake bandonya ih, kan Ten sama Kun juga enggak."
Tapi Taeil menggeleng pelan "No! Kamu harus pake, kamu manis banget Astaga, aku yakin di hari pertama kamu kerja bakal ada orang yang kecantol sama wajah manis kamu. Pasti!"
"Setuju! Sumpah Doy kamu manis banget pacaran sama aku yuk!" Ucapan Ten mendapat pukulan manja dari Taeil di sampingnya "Kalian sama sama pihak bawah Heh!"
Ten menggeleng dia mengecup kilat pipi Doyoung, kemudian berlari sembari memekik kencang "Aku bisa jadi Dominan kalau sama Doyoung!"
"Ihh kalian buat aku malu, lepas aja ya kak? Please ini memalukan masa aku kerja pake Bando kelinci begini."
Taeil menggeleng tegas. Pokoknya, Astaga Doyoung manis sekali dengan Bando telinga kelinci panjang di kepalanya, belum lagi tiap tersenyum pasti kedua Gigi Kelincinya menyembul manis, mengintip malu malu. Keterlaluan kalau sampai masih ada yang tidak jatuh hati pada lelaki itu
"Pake aja ya? Sekali ini aja deh, emmm hitung hitung masa orientasi masuk kerja." Doyoung mendengus kesal, menatap Taeil yang tertawa puas
"Terserah kakak ah, aku mau mulai kerja!" Doyoung mendorong kursi Rodanya di bantu Taeil yang Terkekeh gemas
"Aduh ini sih bisa bisa pelanggan kita bukannya fokus sama Makanan tapi fokus sama Pelayan manis yang pake Bando Telinga kelinci lagi." Pekerja Taeil yang lainnya —Kun— memekik di ujung Cafe. Mengundang lagi rona kemerahan samar di kedua pipi Doyoung
"Ayo mulai kerja ih! Jangan goda aku terus." Ketiga orang orang lainnya tertawa gemas, mereka mulai beraktivitas seperti biasa
Para pelanggan mulai berdatangan, entah hanya perasaan Doyoung atau memang benar. Sekelompok Remaja wanita berbisik bisik sembari mengarahkan ponsel padanya "Boleh saya tulis pesanannya?"
Doyoung Tersenyum ramah, seorang Gadis remaja berambut panjang hampir menyebutkan pesanan sebelum Doyoung mengulurkan tangan "Maaf, ada daun di rambut kamu."
Gadis itu terdiam beberapa saat, berkedip pelan. Rasanya sangat nyaman ketika Doyoung membenahi rambutnya yang sempat berantakan. Lelaki itu bahkan Tersenyum manis, lantas membuang Daun kekuningan yang semula diatas Rambutnya
"Kak."
"Ya?"
Gadis itu berjongkok, menggenggam tangan Doyoung. Persis seperti bayangannya, tangan lelaki itu hangat "Boleh foto?"
Doyoung tertegun, melongo. Tidak salah? "Sama aku?"
"Iya! Memangnya siapa lagi? Ayo foto, ya ampun kakak manis banget. Aku yakin kalau Kakak aku liat Kakak, dia bisa bisa ter—"
"Karina kamu ngapain Disini?!" Suara berat Seorang pria mengalihkan perhatian mereka, Doyoung sempat melirik. Tapi kemudian dia menunduk, malu dengan kekurangannya
Gadis dengan rambut panjang sepinggul itu Tertawa kaku, kemudian mengusap tengkuknya yang tak gatal "Aku mau minta uang. Mana!"
"Kan tadi pagi udah kakak kasih Karin." Meski bicara begitu, tetapi pria yang tempo hari Doyoung temui sedang di kerubungi banyak Wartawan di depan pintu Cafe merogoh saku celananya memberikan beberapa lembar uang pada Gadis yang di panggil Karina
"S—saya permisi." Doyoung ingin beranjak pergi, daripada terjebak diantara pasangan adik kakak itu
Mungkin sebab sedari tadi Pria itu fokus pada adiknya, dia baru menyadari kehadiran Doyoung. Terpaku beberapa saat menatap Lelaki dengan bando Telinga kelinci yang nampak manis dan sedap di pandang
KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelion
Fanfiction_____________ Filosofi dari bunga Dandelion itu sendiri yaitu pengharapan, cinta, kebahagiaan, keceriaan, serta kesetiaan.