"Hewwo Bayi!!" Doyoung memandang ngeri Jung Jaehyun, pria itu tiba tiba menyapa dengan senyum riang yang amat lebar
Berjalan mendekat lantas menggantikan peran untuk mendorong Kursi Roda yang ia gunakan
"Aku bukan bayi." Doyoung berucap rendah, menunduk malu saat banyak orang yang memperhatikan mereka berdua
Jaehyun di belakang punggungnya Tertawa kecil, suasana malam hari cukup menenangkan sebab amat sepi dan lengang
Beberapa kendaraan yang semula sempat berlalu lalang pula semakin tak terlihat oleh mata sejalan semakin dekat mereka dengan Rumah sewa Doyoung
Beberapa meter lagi, sebelum Jaehyun menarik Kursi Roda Doyoung ke arah yang lain. Pada Toko Ayam Goreng mahal di sebrang jalan
Doyoung mengerjap bingung, menahan tangan Jaehyun yang hendak mendorongnya masuk "Mau apa?"
Tatapan polos yang di berikan lelaki itu hampir membuat Jaehyun memekik gemas, kemudian dia hanya Tertawa kecil "Membeli makan, tentu saja."
Oke, Doyoung sadar pertanyaannya barusan terdengar cukup konyol. Jelas, mau apa lagi Jaehyun ke Tempat semacam ini kalau bukan untuk membeli makanan? Sshh Doyoung meringis malu
"Omong omong bagaimana tawaranku tentang Rumah?" Perjalanan mereka di lanjutkan dengan suara Jaehyun mendominasi
Pria itu memberi kantung Kresek besar dengan isi bermacam menu Ayam di gendongan Doyoung, lanjut membantu si manis pulang ke rumahnya
Helaan nafas Doyoung terdengar berat, dia mengusap tengkuknya canggung "Aku bingung."
"Kenapa?" Tanya Jaehyun, cepat.
Doyoung menepuk dua kali punggung tangan Jaehyun memintanya berhenti "Kau bahkan baru mengenalku belakangan ini, mengapa sudah melakukan begitu banyak kebaikan untukku?"
Pria di hadapannya tersenyum, sangat tampan dengan kedua mata yang membentuk bulan sabit serta Pipi yang membentuk Cekukan indah disana. Sontak, itu mengundang Roma kemerahan tipis di wajah Doyoung yang tersapu cahaya temaram lampu jalanan
"Harus berapa kali aku bilang Kalau aku ingin kenal lebih dekat denganmu?" Jaehyun berjongkok, menepuk punggung tangan Doyoung dua kali
Lelaki manis itu menarik nafas pelan "Tapi aku merasa tak pantas."
"Jangan bilang begitu, ck sudahlah lebih baik kau segera masuk malam semakin larut, aku juga harus pulang segera." Pria itu berdecak mengalah, mendorong Kursi Roda Doyoung lantas membukakan pintu Rumah sewanya
"Jae aku—"
Jaehyun berdiri tegak, menatap Mata Doyoung lurus. Berharap lelaki itu mengerti ketulusan yang ingin dia berikan "Kita bicarakan besok lagi Okay? Aku pergi dulu."
Elusan lembut di kepala Doyoung menjadi penutup pertemuan mereka, sebab setelahnya Jaehyun mulai melangkah pergi dari sana
Doyoung menghela nafas pelan, dia bingung. Haruskah menerima tawaran Jaehyun, atau tetap bertahan di Rumah sewa pas Pasan ini?
Tapi, Doyoung jadi agak tidak enak saat melihat raut wajah Jaehyun ketika ia menolak tadi. Pria itu tampak sangat kecewa sepertinya
Terlebih dengan fakta siapa Jaehyun dan status pernikahannya, maksudnya, bagaimana Jika ada orang yang menangkap mereka sedang berdua? Itu akan sangat merugikan Untuk Jaehyun
"Ehh?" Doyoung berkedip heran, menatap bungkusan Kresek besar berisi berbagai menu Ayam yang Jaehyun beli tadi
Dia menoleh, sayang sebab Jaehyun sudah amatt Jauh dari rumahnya. Pria itu pasti melupakan barangna sebab terlalu kesal padanya
KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelion
Fanfiction_____________ Filosofi dari bunga Dandelion itu sendiri yaitu pengharapan, cinta, kebahagiaan, keceriaan, serta kesetiaan.