"Kakak kerja?" Winter menatap sang Kakak sedikit sangsi, gadis itu duduk dengan memberi jarak cukup jauh dari Doyoung yang sibuk membersihkan gelas dan piring di dapur
Sementara Si Lelaki manis tersenyum lembut, memutar Kursi Roda hanya untuk menemukan Wajah tak bersahabat Adiknya "Iya, kakak jadi pelayan di cafe."
Winter mengangguk acuh, gadis itu pula mengambil sebotol air untuk bekal makan siangnya "Baguslah biar Kamu nggak ngerepotin aku terus, bayar Biaya Sewa Rumah juga kemarin Bibi Choi menagih terus."
Doyoung Tersenyum tipis, menatap sendu punggung Adiknya yang berlalu. Winter, gadis yang seharusnya duduk di bangku kelas dua sekolah menengah terpaksa putus sekolah sebab keadaan Hidup mereka yang sangat kacau
Kesehariannya hanya bekerja dan bekerja, dia mungkin terlihat membenci dan amat tidak menyukai kehadiran Doyoung. Tapi Doyoung tahu adiknya begitu sebab ia belum siap, belum mampu menerima apa yang terjadi pada mereka
Tak apa bagaimanapun keadaannya, Doyoung tetap menyayangi Winter.
"Kamu mau bawa Makanannya? Bawa aja." Suara Doyoung menginterupsi kegiatan Winter yang tengah memakai sepatu, dia melirik acuh. Tidak peduli memilih melanjutkan kegiatannya
"Aku pergi."
Nada dingin Winter membuat Doyoung menghela nafas penat, dia hampir menutup pintu sebelum sebuah tangan lebar menhan gagang pintu cukup kencang
Senyum kecil seorang Pria membuat Doyoung tersentak mundur, wajahnya merona tipis bersamaan si pria yang melangkah masuk dengan terburu-buru
"Aku di kejar kejar wanita Kurang belaian sial! Kebetulan sekali lewat di depan rumahmu, Boleh aku disini sebentar?" Pria itu —Jung Jaehyun— hanya memakai kaus pendek Hitam yang polos, topi, serta menggenggam kunci mobil dan dompet coklat di lengannya
Bahkan tanpa menunggu balasan apapun dari Doyoung, Jaehyun sudah duduk dengan nyaman di Kursi lapuk milik Doyoung
"M—maaf rumahku berantakan." Tergagap. Doyoung mendorong kursi rodanya mendekati Jaehyun, dengan kikuk dia mengalihkan pandangan. Sungkan
Rumah sewa yang pas Pasan terlihat sangat tidak Cocok dengan Aura mahal yang pria itu pancarkan. Doyoung merasa segan
"Tidak Rumahmu cukup nyaman," Senyuman Jaehyun terbit begitu saja dan Doyoung menyakini itu hanya untuk menyenangkan dirinya. Sebab dilihat dari sisi manapun, bagian mana yang membuat Rumah jeleknya terasa nyaman?
"Kau lebih baik cepat pergi, aku yakin mereka sudah tidak ada." Si manis melanjutkan acara mencuci piring, mencoba mengabaikan Eksistensi seorang Aktor terkenal bernama Jung Jaehyun di rumahnya
Ahh kadang kadang Doyoung ingin menganggap ini Mimpi, tapi sikap Aneh Jaehyun yang terlihat mencoba mendekat malah menimbulkan spekulasi Menggelikan di pikirannya
Acuh. Jaehyun berjalan jalan kecil, menyusuri Rumah sewa yang bahkan tidak Cocok di labeli sederhana. Menatap Nanar punggung Doyoung
Lelaki manis itu pasti sudah melalui banyak hal sampai bisa di posisi semacam itu, Astaga! Kesakitan macam apa yang Doyoung alami
Beban macam apa sebenarnya yang ada di pundak lelaki itu?! Ohh tuhan membayangkannya saja sudah membuat hati Jaehyun berdenyut nyeri
Tok Tok Tok.
"Kim buka pintunya!" Jaehyun memandang Doyoung bingung, lantas Doyoung terburu buru menarik Jaehyun ke kamarnya menutup pintu kemudian menemui Bibi Choi
KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelion
Fanfiction_____________ Filosofi dari bunga Dandelion itu sendiri yaitu pengharapan, cinta, kebahagiaan, keceriaan, serta kesetiaan.